"Reva tunggu."
Pergelangan tangan yang tiba-tiba dicekal membuat langkah kaki Reva terhenti. Situasi sekitar yang ramai, tidak membuat Sean melepaskan tangannya.
"Kenapa bisa surat resign ada di tangan saya? Saya sudah bilang, kamu tidak akan bisa resign."
Susah payah Reva menelan salivanya. Setelah beberapa hari putus komunikasi, Reva memang mematangkan niatnya untuk resign. Itu semua Reva lakukan bukan tanpa alasan, tentu saja semuanya sudah dia perhitungkan. Selain itu, Reva juga sudah konsultasi dengan sang ibu, dan jawaban Ayu sangatlah bijaksana. Iya, wanita paruh baya itu memberikan Reva kebebasan. Katanya, lakukan apa yang membuat hatimu lega.
"Ikut saya ke dalam."