"Reva tunggu!"
Panggilan dari arah belakang membuat langkah kaki Reva harus terhenti. Suasana hati yang mulai membaik, membuat dirinya sedikit lebih tenang. Tubuh Reva memutar, dia menatap pria di depannya dengan tatapan bingung. Itu bukan Sean, tetapi Fian. Sudut bibir Reva tertarik ke atas membentuk lengkungan senyum tipis.
"Aku senang liat kamu senyum kayak gini lagi, Re."
Hati Reva tersentil mendengarnya. Simple memang, tapi entah kenapa hatinya merasa seperti itu. Semenjak kejadian di rumah sakit, Fian memang agak menjauh. Bukan menjauh dalam artian sakit hati, dia hanya memberi Reva ruang agar tenang kembali.
"Ada apa, Fi?"
"Jam makan siang kita bisa bareng ga?"
Sejenak Reva terdiam sembari berfikir. Memang sih tidak ada janji dengan siapapun, termasuk Sean. Akan tetapi, haruskan dirinya izin kepada Sean? Kalau tidak, apa pria itu akan kembali marah? Tapi ya sudah, lebih baik nanti Reva fikirkan. Anggukan dari Reva membuat Fian tersenyum bahagia.