"Ikut gue sebentar, Fi!" Nisa menarik tangan Fian yang baru saja ke luar dari dalam ruangannya. Fian yang ditarik tiba-tiba sempat kaget, rasanya ingin dia memaki temannya tanpa ampun.
Setelah menjauh sedikit, Nisa melepaskan tangannya dari jas Fian. Ditatap datar oleh pria di sampingnya membuat Nisa terkekeh. "Jangan sensi begitu napa sih, Fi. Gue itu mau ngomong sesuatu, ada cerita penting yang wajib lo tau."
Sebetulnya Fian sangat malas meladeni Nisa, namun melihat wajah temannya itu sungguh-sungguh membuat Fian akhirnya mengangguk. Dia masih diam tanpa mengeluarkan suara, membiarkan Nisa melanjutkan ceritanya.
"Lo tau ga sih, Fi? Hari ini Reva berubah banget. Lo tau sendiri semurung apa dia akhir-akhir ini kan? Tadi engga, Fi, sumpah!"
Sebelah alis Fian terangkat. "Berubah gimana lagi sih? Dari murung jadi uring-uringan? Atau gimana?"
