Seluruh siswa bergegas langsung masuk ke dalam penginapan sebelum hujan semakin deras, beruntung waktu itu mereka tidak memilih untuk mendirikan tenda karena sudah melihat sebelum – sebelumnya hujan deras jadi memutuskan untuk menyewa penginapan saja.
Dirgan Aliandra :
Karin udah tidur?
Alysa :
Udah. Kenapa?
Dirgan Aliandra :
Keluar sebentar, gue tunggu di lobby.
Alysa memastikan Karin bahwa sahabatnya tertidur sangat lelap. Ia diam – diam keluar kamar untuk menemui dirgan. Lelaki itu sudah duduk di kursi tunggu depan lobby.
"Kenapa Kak?" Tanya Alysa.
"Gapapa, lo duduk aja."
Alysa pun duduk disamping dirgan, lelaki itu melihat jari manis alysa yang sudah dilingkari oleh cincin palsu darinya, Dirgan tersenyum.
"Lain kali gue beliin yang asli buat sekarang palsu dulu."
Gadis itu langsung menyembunyikan tangannya ketika menyadari bahwa Dirgan memperhatikan hal itu. Ia tersipu malu.
"Sa, tipe cowok lo itu emang harus lebih unggul dari lo?"
Kini gadis itu yang tersenyum manis. "Gak harus unggul mata pelajaran ko, lebih unggul dalam meluluhkan hati manusia juga boleh.." Jawab gadis itu lalu pergi meninggalkan Dirgan.
Lelaki itu masih tidak menyangka kalimat itu keluar dari mulut Alysa, bagaimana mungkin seorang gadis yang belum mengerti tentang perasaan mengeluarkan gombalan seperti itu. Kini Dirgan semakin yakin bahwa Alysa sudah mulai bisa membuka hatinya untuk jatuh cinta.
Alysa sampai dikamar nya lagi, ia masih tersenyum mengingat apa yang gadis itu katakana kepada dirgan. Namun ternyata Karin sudah terbangun pada saat alysa masuk tadi.
"Darimana lo senyum senyum gitu?"
"Ah itu aku tadi keluar nyari angin." Karin yang sedikit heran dengan tingkah sahabatnya itu mulai curiga.
"Yakin cuma karnya nyari angin?" Tanya Karin. Gadis itu hanya mengangguk dan langsung pergi tidur.
Pagi hari di puncak cuacanya cukup sangat dingin yang membuat siswa memakai jaket yang tebal, Alysa pun dari ia bangun tidur sulit berhenti bersin karena cuaca yang sangat dingin. Wajah gadis itu pun sedikit pucat dan suaranya menjadi serak.
Pembagian rapot diurut berdasarkan kelas, kelas 12 menempati urutan terakhir untuk dibagikan.
Satu per satu siswa sudah memegang rapotnya bahkan sudah ada yang membukanya. Sekarang giliran kelas 12 yang dibagikan baik kelas IPS maupun kelas IPA. Di kelas 12 IPS 1 yang menjadi peringkat pertama adalah Raka Aditya dan yang menjadi peringkat kedua adalah Dirgan Aliandra.
Sedangkan di kelas 12 IPA 3 yang menjadi peringkat pertama adalah Alysa Alexandra dan yang menjadi peringkat kedua adalah Karin Maharani.
Pada saat guru akan mengumumkan juara umum kelas 10, 11 dan 12 Alysa tergeletak tidak sadarkan diri. Dirgan yang sudah maju akan menggendong alysa ke kamar kalah cepat dengan Raka.
Raka yang membantu menggendong gadis itu ke kamar langsung memberikan selimut yang hangat untuk Alysa. Raka keluar kamar dan membiarkan gadis itu beristirahat.
Di sisi lain, Dirgan menghampiri petugas penginapan untuk menanyakan apakah ada obat untuk Alysa yang memiliki alergi dingin namun persediaan obat dipenginapan belum di isi kembali. Dirgan meminta izin guru sekolah dan segera pergi ke supermarket terdekat dan membeli obat untuk Alysa.
Di tengah perjalan menuju penginapan kembali, dirgan terjebak hujan tetapi lelaki itu menerobosnya karena alysa sangat butuh obat yang ada ditanganya sekarang.
Tanpa berganti baju lelaki itu langsung menghampiri alysa yang berada dikamarnya. Dirgan membangunkan gadis itu perlahan. Alysa pun langsung duduk ketika melihat ada dirgan di sampingnya.
"Kakak hujan – hujanan?" Tanya gadis itu sambil mengecek baju Dirgan.
Dirgan tidak menjawab pertanyaan alysa, lelaki itu langsung memberikan obat alergi untuk dirinya.
"Ini gue beli obat alergi di supermarket, lo minum ya." Gadis itu meminum obat yang diberikan Dirgan.
Lelaki itu berencana untuk langsung pergi ke kamarnya dan berganti baju tapi Alysa menahannya.
Alysa langsung beranjak dari tempat tidur menuju lemari dirinya, membawa kaos dan jaket untuk digunakan Dirgan agar lelaki itu tidak kedinginan dan sakit.
"Ini aku bawa baju lebih stelan cowo, pake ya sama kaka." Ucap gadis itu sambil memberikan bajunya kepada Dirgan.
Lelaki itu langsung pergi ke kamar mandi yang ada dikamar alysa dan segera berganti baju. Selesai berganti baju Dirgan memutuskan untuk pamit tapi lagi – lagi Alysa menahannya.
Gadis itu memegang tangan dirgan yang sudah keriput akibat kedinginan, kini Alysa menggandeng Dirgan untuk membaringkan dirinya di tempat tidur milik Alysa.
Dirgan tidak berkutik sedikitpun dengan apa yang di lakukan gadis itu. Alysa memakaikan selimut ke badan dirgan kemudian pergi untuk mengunci pintu kamar dan duduk di tempat tidur miliknya.
"Karin pulang ke kamar sekitar jam 1 siang dia lagi belanja dulu buat oleh – oleh sekalian foto di lingkungan puncak, jadi kakak bisa tidur dulu disini buat ngangetin badan kaka. Aku buatin teh dulu."
Lelaki itu menahan alysa yang berencana membuatkan dirinya teh. "Gak usah, gue kesini buat nganterin lo obat ko jadi gue yang lo urusin."
Sesuai permintaan dirgan, gadis itu tidak jadi membuatkannya teh namun gadis itu sekarang naik ke atas tempat tidur dan membaringkan badannya tepat di samping dirgan.
Kini mereka berdua berada dalam satu ranjang dan satu selimut, gadis itu memeluk dirgan untuk menghangatkannya.
"Kalo kaya gini bikin kaka anget ga?" Tanya gadis itu dengan jahil.
"Lo bilang gak pernah pacarana, tapi kok lo tahu adegan kaya gini."
"Selain suka belajar aku juga suka nonton drama korea dan china, jadi aku tau adegan kaya gini dari situ." Lagi – lagi alysa menjawab dengan polosnya.
Alysa dan dirgan mendekap satu sama lain, lelaki itu mengelus rambut Alysa.
"Kalo kaya gini, lo tandanya suka sama gue?" Tanya lelaki itu.
"Aku juga gak tahu kak kenapa bisa berani meluk kakak kaya gini, ini hati aku sendiri yang mau aku buat gini ke kakak. Untuk suka atau enggak, aku belum bisa mastiin."
Dirgan tidak peduli dengan perasaan gadis itu bagaimana sekarang karena memang semuanya butuh waktu apalagi untuk orang yang baru saja menginjak masa pendekatan seperti Alysa. ia sangat memaklumi gadis itu.
"Gak papa, pelan – pelan aja gak usah buru – buru buat mutusin sesuatu." Alysa dan Dirgan mulai terlelap.
Di daerah pusat oleh – oleh Karin dan Raka sibuk memilih apa saja yang akan mereka bawa pulang.
Raka mulai mencari oleh – oleh apa yang akan diberikan kepada ibu dari gadis yang disukainya yaitu Mama Alena. Karena laki – laki itu kurang tahu selera ibu Alysa, Raka memborong beberapa cemilan.
Selesai Karin dan Raka berbelanja dan berfoto dengan puas, kini mereka kembali ke penginapan karena nanti malam mereka akan pulang ke Jakarta menghindari macet arus balik liburan.
Karin yang sangat banyak membeli oleh – oleh membuat Raka harus membantu membawanya ke kamar dia. Saat sudah sampai didepan pintu kamar, Karin tidak bisa masuk karena pintu dikunci dari dalam.
Raka dan Karin memanggil Alysa agar segera membuka kan pintunya, Alysa yang menyadari kedatangan Karin dan Raka segera membangunkan dirgan dan menyuruhnya untuk bersembunyi terlebih dahulu dibawah tempat tidur. Gadis itu menarik nafas panjang dan mulai membuka pintu kamarnya.
"Ko dikunci pintunya?" Tanya Karin.
"Sorry rin gue tadi gak mau ada orang yang ganggu tidur gue makanya pintu gue kunci dari dalem."
Karin dan Raka masuk kekamar dan menyimpan barang – barang yang dibeli Karin. Setelah meletakkan seluruh barang belanjaan miliknya, Karin lansung menuju kamar mandi.
'Baju ka Dirgan masih di dalem kamar mandi kan.' Batin Alysa.