"Alysa." Panggil Dirgan pada wanita yang sudah duduk di kursi membelakangi lelaki itu.
Pada saat wanita itu berbalik badan, ternyata itu adalah Karin. Dirgan sedikit kebingungan dan menanyakan kenapa Karin yang duduk disitu dan kemana Alysa bukannya gadis itu yang mengajaknya.
Karin pun menjelaskan bahwa dirinya yang meminta Alysa membuatkan dinner romatis malam ini.
"Maaf ya kak gak ngasih tahu kakak dulu." Ucap Karin.
Lelaki itu pun kini duduk didepan Karin, ia menanyakan ada hal apa yang ingin sahabat Alysa itu bicarakan.
Karin pun menyuruh dirgan untuk menunggu sampai mereka menghabiskan makan malamnya dan dirgan menyetujui permintaan gadis itu.
Kini Alysa sudah sampai di café senja, ia mencari tempat duduk yang dirinya pesan untuk Karin dan Dirgan. Gadis itu melihat sahabatnya sedang makan dari sebuah tembok. Alysa hanya bisa melihat mereka dari jauh sekitar 1 setengah meter.
Percakapan antara Karin dan dirganbisa didengar gadis itu. Karin yang terus mengajak Dirgan untuk mengobrol dan Dirgan yang bersifat dingin terhadap Karin.
"Sebenernya lo mau ngobrolin apa?" Tanya Dirgan dengan nada ketus.
Karin berdiri dan mendekat ke kursi dirgan. " Kak, boleh dansa sebentar, abis itu aku janji bakal jelasin apa maksud aku."
Dengan berat hati ia menyetujui lagi permintaan gadis itu agar dinner yang tidak jelas baginya ini cepat selesai.
Pengisi live music di café mulai memainkan lagu yang pas untuk berdansa.
Karin yang terus semakin menempelkan badannya ke Dirgan membuat lelaki itu risih. Kali ini Karin berencana untuk memeluk Dirgan tetapi laki – laki itu menolaknya.
"Cukup Rin. Maksud lo semua ini apa?"
Alysa yang melihat sikap dirgan sangat kasar terhadap Karin membuat gadis itu takut, bagaimana jika Dirgan bertindak seenaknya.
"Aku cuma mau bilang suka sama ka Raka, kakak mau kan jadi pacar aku?" Tanya Karin dengan penuh harap.
"Sorry Rin sebelumnya, tapi gue." Belum selesai melanjutkan pembicaraannya tiba tiba alysa bersin dan suara itu membuat dirgan tertarik untuk mengeceknya.
Alysa yang menyadari Dirgan pasti menghampirinya hanya menutup mulut dan memejamkan mata, namun ada seorang lelaki datang yang ternyata adalah Miko kakak Karin.
Miko segera membawa gadis itu pergi sebelum keberadaanya diketahui oleh dirgan. Dirgan yang berusaha mengecek asal suara itu pun tidak menemukan siapa – siapa.
Dirgan pun kembali ke tempat tadi. "Rin sorry, gue gak bisa. Gue gak suka sama lo."
"Tapi kak, aku suka sama kakak waktu pertama kali Masa Orientasi Siswa. Dulu kaka satu kelompok sama aku dan aku suka kak." Tutur Karin.
"Makasih banyak lo udah suka dan nyiapin tempat ini buat gue, tapi gue gak bisa Rin. Gue udah punya pacar."
Dirgan meninggalkan Karin yang masih mematung menatap kepergiannya di malam itu, sedangkan Alysa dan miko sedang berada di perjalanan menuju kerumah alysa.
Di perjalanan Alysa menanyakan terkait gelang berinisial R yang ia temukan di mobil waktu miko mengantarnya.
"Sebenarnya gelang itu bukan milik Karin, tapi punya gue. Sorry udah bohong." Ucap Miko.
Alysa tidak mempersalahkan gelang itu lagi sekarang. Kini mereka berdua sudah tiba dirumah Alysa, kali ini Miko memutuskan untuk mampir terlebih dahulu.
Saat memasuki rumah terlihat Mama Alena yang sudah menunggu sambil menonton tv. Alysa pun langsung menghampiri Mama – nya.
"Ma, kenalin ini temen aku Namanya Miko."
Mama Alena menatap Miko dengan lama. "Mama kayanya kenal sama Miko?" Tanya gadis itu.
Mama Alena menggelengkan kepala lalu menyapa Miko dengan lembut. Kini Alysa dan miko mengobrol di ruang tamu.
Miko menanyakan apa yang di lakukan gadis itu di café tadi lalu Alysa memberitahu alasannya mengenai Karin, Alysa dan Dirgan.
Kini bergantian, Alysa menanyakan mengapa Miko tiba – tiba bisa ada di café, dan lelaki itu menjawab bahwa dirinya kebetulan lewat café itu dan ingin beristirahat sejenak. Namun melihat Alysa jadi dirinya menarik gadis itu.
"Oh iya Sa, lo gak punya kakak atau ade?" Tanya Miko.
Gadis itu terdiam sebentar lalu tersenyum. "Aku punya kakak."
"Terus kakak lo mana?" Tanya Miko sekali lagi.
Alysa menceritakan apa yang terjadi 10 tahun yang lalu. Ketika Miko mendengar gadis itu bercerita ia tersentuh dan mata nya berkaca – kaca.
"Loh ko kakak kaya mau nangis gitu? Aku gak papa kak." Ucap gadis itu sambil mengambil tissue dan memberikannya kepada Miko.
"Oh jadi ini alesan kamu nyuruh aku pergi dari kehidupan kamu?"
Tiba – tiba Dirgan berada di belakang Alysa dan Miko. Mereka yang menyadari kehadiran Dirgan langsung menjaga jarak.
"Gara – gara dia Sa, lo ngomong kayak gitu tempo hari?" Tanya dirgan sambil menunjuk Miko.
Alysa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi agar dirgan tidak salah paham. namun laki – laki itu tidak percaya dengan perkataan Alysa.
"Gue kecewa. Dan lebih parahnya lo malah bohongin gue dan ngebiarin gue dinner sama Karin. Lo bener – bener tega Sa." Ucap dirgan dan meninggalkan rumah Alysa.
Miko berpamitan dan berencana untuk mengejar dirgan menjelaskan kembali apa yang terjadi. Diperjalanan Miko berhasil menghentikkan Dirgan, ia mulai meminta waktu untuk mengobrol sebentar.
"Lo jangan marah sama Alysa, itu semua gak seperti apa yang lo pikirin."
Dirgan masih enggan mengobrol dengan Miko.
"Gue bakal kasih tahu rahasia besar. Tapi lo janji gak bakal marah sama Alysa."
Miko mulai menceritakan rahasia yang besar bagi lelaki itu kepada Dirgan.
Hari ini adalah hari pertama Alysa masuk kembali ke sekolah setelah berlibur selama dua pekan. Alysa bertemu kembali dengan sahabat – sahabatnya, bertemu dengan teman anggota osis, dan bertemu dengan dirgan.
Di hari ini pun Alysa masih bersama dengan Karin sahabatnya. Walaupun Karin sudah di tolak Dirgan tapi ia sedikitpun tidak marah dengan Alysa.
Dihari pertama itu mereka semua masih besantai – santai belum memuali pelajaran baru. Waktu itu digunakan oleh teman siswa yang lainnya untuk bersenang – senang, mengadakan konser ala – ala dan bermain basket di lapangan.
Alysa dan Karin memilih melihat siswa yang sedang bermain basket di lapangan sekolah dan kebetulan Raka yang bermain. Beberapa siswa yang menonton sesekali berteriak ketika Raka berhasil memasukan bola.
Dirgan Aliandra :
Ke perpus bentar.
Alysa pamit ke Karin untuk pergi ke kamar mandi sebentar, terpaksa gadis itu harus berbohong karena tidak ingin menyinggung Karin apalagi sampai menyakitinya.
Diam – diam gadis itu pergi ke perpustakan untuk menemui dirgan. Laki – laki itu sudah menunggu ditempat biasa, rak buku novel.
Alysa sedikit ragu untuk menghampiri dirgan, ia berencana untuk kembali ke lapangan namun Dirgan sudah mengetahui ke beradaannya.
"Ngapain balik lagi? Gue udah nunggu." Ucap Dirgan.
Alysa sedikit demi sedikit melangkah untuk mendekat kepada dirgan, dirinya masih teringat perkataan tempo hari yang di ucapkan kepada Dirgan yang menyakiti hati lelaki itu.
"Gak usah takut, cepet sini. Gue gak ngigit."
Alysa pun segera mendekati lelaki itu. Dirgan hanya tersenyum melihat gadis itu yang berdiri didepannya dengan ekspresi wajah ketakutan.
"Buat lo."
Lelaki itu memberikan sepucuk kertas kepada Alysa lalu pergi keluar perpustakaan.
Dear Alysa.
Maaf atas perkataan gue,
Temuin gue di cafe pelangi malam ini jam 8 malem.
Dirgan Aliandra
Laki – laki yang aneh, sudah sangat jelas bahwa dirinya lah yang menyakiti hati Dirgan, tetapi lelaki itu malah meminta maaf terlebih dulu.