Chereads / PERFECT PAIN / Chapter 25 - Chapter 25

Chapter 25 - Chapter 25

Hari mulai berganti, Karin mulai bisa dikendalikan Dirgan. Lelaki itu terus bersama dengan Karin sehari – hari di sekolah demi misi yang berhasil, tapi belum ada fakta yang terkuak lagi. Lelaki itu memikirkan cara agar bisa menanyakan hal itu kepada Karin namun dirinya belum menemukan waktu yang pas.

Setiap hari, Alysa harus melihat kekasihnya bermesraan dengan sahabatnya, perih rasanya. Raka sendiri sekarang dalam tahap pemulihan, 2 hari lagi ia bisa beraktifitas seperti biasanya, artinya Alysa bisa keluar rumah walaupun harus bersama dengan Raka, setidaknya gadis itu bisa melihat langsung wajah kekasihnya.

Miko masih bisa mendengarkan apa yang dilakukan Dirgan sehari – hari diluar rumah, itu tandanya penyadap suara masih berfungsi.

Mama Alena, wanita paruh baya itu baru bisa menemui Dirgan setelah berhari – hari diikuti, ia bebas untuk satu hari ini karena dirinya berbohong pergi ke luar kota. Wanita itu menunggu Dirgan di depan gerbang sekolah menggunakan stelan pedagang aksesoris, ia harus menyamar agar tidak diketahui orang suruhan Raka.

Seluruh murid SMA Kenanga sudah bubar, Mama Alena terus mencari keberadaan Dirgan, namun lelaki itu tidak ditemukan. Wanita itu sudah berdiri selama 30 menit, tetapi Dirgan belum juga muncul.

Sampai akhirnya, Dirgan muncul juga dihadapan wanita itu tapi bersama dengan Karin, menaiki motor miliknya. Mereka berdua sepertinya akan pergi ke rumah Karin untuk mengantarnya. Mama Alena mengikuti Dirgan dan Karin. Benar saja, lelaki itu mengantarkan Karin pulang.

Dirgan berencana mampir dulu ke dalam rumah Karin untuk menjalankan suatu misi, kali ini mungkin Dirgan akan melakukan hal yang sedikit gila agar bisa menaruh penyadap suara di kamar gadis itu. Lelaki itu mengikuti jejak Karin, menaiki tangga untuk sampai ke kamarnya.

"Gue kayanya mau ikut kerjain tugas disini, lo bantuin ya?" Tanya Dirgan sambil mengangkat salah satu alisnya.

Karin mengangguk dengan lengkungan dibibirnya, gadis itu berencana mengganti baju terlebih dahulu karena cuaca yang sedikit panas. Gadis itu keluar dari kamar mandi dan menggunakan kaos yang sedikit tembus pandang, kaos yang di pakainya hanya sampai bawah dada. Mungkin niat Karin untuk menggoda lelaki yang kini berada dikamarnya.

Gadis itu mulai menghampiri Dirgan lalu memeluknya dari belakang saat sedang duduk di kursi belajar. "Dirgan, kapan kamu bakal jadiin aku pacar?"

Kini gadis itu pun berubah panggilan aku – kamu dengan nada yang liar. Karin mulai meraba bagian tubuh Dirgan yang mempunyai dada yang bidang. Ia terus membisikan kalimat – kalimat cinta. Dirgan sangat risih atas perlakuan Karin, namun mau tidak mau lelaki itu harus mengikuti permainan yang sudah ia lakukan. Dirgan mulai melayani aksi liar gadis itu, kini lelaki itu berpindah ke kamar mandi, yang jelas akan diikuti oleh Karin. Gadis itu mulai membuka kerah baju Dirgan lalu perlahan – lahan membuka kancing bajunya. Lelaki itu memainkan rambut gadis didepannya. Dirgan juga mendorong Karin agar tertidur di bathub. Gadis itu menarik Dirgan agar berada tepat diatas badannya. Selagi Karin masih mencoba melepas kancing baju Dirgan, lelaki itu memasang penyadap suara di bawah bathub miliknya.

Setelah selesai memasang dibawah bathub, lelaki itu pindah ke atas ranjang. "Oh jadi kamu gitu ya cara mainnya." Ucap Karin dengan nada nakal lalu mengikuti laki – laki itu.

Dirgan membaringkan dirinya diatas ranjang, lalu Karin membuat lelaki itu duduk seperti biasa. Gadis itu mulai duduk dipangkuan Dirgan, kini kancing di baju Dirgan sudah terlepas semua dan dengan mudah Karin bisa menikmati tubuh Dirgan. Lelaki itu membiarkan Karin bertindak sesukanya, karena dari Dirgan sendiri tidak menggunakan rasa. Dan hanya ingin berhasil menyimpan penyadap suara tanpa dicurigai.

Saat gadis itu akan menikmati tubuhnya, Dirgan membuat dirinya tergeletak di lantai dan Karin berada diatas badannya, kini gadis itu mulai membuka baju luarnya, tapi Dirgan sudah berhasil menyimpan penyadap suara di bawah tempat tidur gadis itu. Lelaki itu mengubah posisi dimana sekarang dirinya yang berada diatas badan gadis itu, Dirgan mencoba menggunakan tipuan seakan dirinya akan mencium Karin tapi ternyata tidak. Gadis itu sudah memejamkan mata dan Dirgan turun kebawah ruang tamu.

Karin yang menyadari lelaki itu sudah pindah kebawah semakin liar, ia berlari dan menyusul Dirgan ke sofa. Lagi - lagi Dirgan dihadapkan dengan godaan yang susah di hindari laki – laki, namun ia tetap bertahan saat dirinya terus mengingat Alysa kekasihnya. Karin berhasil membuka baju miliknya, dan hanya tersisa bra di balik dada nya. Gadis itu mulai memeluk Dirgan dalam keadaan diatas pangkuannya, sedikit menggunakan penekanan dibagian dada saat Karin memeluknya. Kali ini Karin berhasil mencium leher lelaki itu, namun Dirgan juga berhasil menyimpan penyadapnya.

Dengan segera Dirgan membenarkan bajunya yang sudah terbuka, dan pergi meninggalkan Karin yang masih dipenuhi dengan Hasrat.

"Dirgan sayang kok pergi? Kan belum selesai." Teriak Karin dengan nada kesal.

"Tapi gak papa, kamu bikin aku panasaran." Ucap Karin sambil membenarkan bra nya yang kurang beraturan dan memakai bajunya.

Lelaki itu masih tidak menyangka dengan sikap Karin yang sangat liar, bahkan sekarang Dirgan merasa jijik dengan dirinya sendiri karena harus melayani wanita liar tadi. Ia terus bergidik geli dengan wajah Karin yang penuh Hasrat terbayang diwajahnya. Dirgan selalu mengingat Alysa atas apa yang ia lakukan, hanya demi kekasihnya, itu saja.

Diluar rumah Karin, Mama Alena sudah menunggu dengan waktu yang sangat lama, ketika Dirgan keluar ia langsung menghampirinya, lelaki itu tidak mengenali karena wanita itu menyamar. Saat tahu hal itu Dirgan langsung membawa Mama Alena untuk kerumahnya sebentar, memberikan sedikit informasi yang sudah didapatkan.

Sampainya dirumah Dirgan, lelaki itu menjelaskan bahwa sehari – hari dirinya menggunakan penyadap suara, setidaknya jika ada info langsung terekam. Lelaki itu juga sudah menyimpan penyadap suara di seluruh tempat yang biasa Karin berdiam.

"Kenapa Karin?" Tanya Mama Alena.

Dirgan menjelaskan bahwa sebenarnya Karin lah dalang penyebaran video palsu Alysa, Karin sendiri yang mengeditya karena dendam. Gadis itu juga kemungkinan besar terlibat dalam kasus dilaporkannya Alysa oleh Raka. Mama Alena sangat terkejut mendengar bahwa Karin yang menyebarkan video itu.

"Jadi itu yang ngebuat Karin terus posting foto sama kamu karena kamu lagi ngawasin dia?" Tanya wanita itu lagi.

"Iya, tepatnya begitu. Dengan Karin yang suka dengan Dirgan maka akan semakin mudah untuk Dirgan dekati dia, Ma." Jawab Dirgan.

"Miko dimana?" Tanya Mama Alena.

Dirgan memberi tahu bahwa hari ini Miko pergi ke Jogja untuk mencari informasi mengenai café Pelangi yang pindah. Namun Miko tidak sempat berpamitan kepada Mama Alena, karena situasi rumah wanita itu yang dipenuhi penjaga.

"Oh iya, 2 hari lagi Raka akan beraktifitas lagi sesudah masa pemulihan, dan jelas Alysa akan menjadi milik Raka pada saat itu. Segera temukan bukti nya ya nak, Mama takut Alysa akan semakin menderita jika selalu bersama Raka." Ucap Mama Alena.

Wanita itu segera mengganti pakaiannya dengan pakaian kerja, sebelum ada yang mengetahui bahwa dirinya menyamar. Ia juga menggunakan mobil pribadi untuk pulang yang ia tinggal semalam di daerah Mall.

Mama Alena langsung menuju ke rumahnya dan segera menemani Alysa, dirinya tahu bahwa putrinya akan sangat ketakutan jika sendirian dirumah apalagi dengan situasi yang seperti ini.

Saat akan masuk rumah, wanita itu diperiksa terlebih dahulu. Sangat ketat penjagaan yang dilakukan Raka. Ketika Mama Alena masuk ia langsung memberitahu Alysa lewat kertas yang berisi tulisan, karena jika diucapkan takutnya akan ada yang mendengar.