Chereads / PERFECT PAIN / Chapter 29 - Chapter 29

Chapter 29 - Chapter 29

Beberapa bulan setelah kejadian itu berlangsung, Alysa menjadi gadis yang sangat pendiam. Ia tidak terlalu disukai teman dikampusnya, hanya ada Zahra yang mau menjadi temannya karena ia juga sendirian di kampus.

Sikap gadis itu pun tidak seperti sikapnya di masa SMA. Ia menjadi lebih angkuh dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, bahkan penampilannya yang dulu sangat feminim kini berubah menjadi sangat tomboy.

Dengan rambut yang diikat, selalu menggunakan stelan jeans dan menggunakan motor gede. Jarang sekali gadis itu melemparkan senyum kepada dosen atau pun mahasiswa lainnya, gadis yang dulu sangat aktif di Organisasi pun kini menjadi mahasiswa kupu-kupu(kuliah-pulang).

Sejak kehilangan Dirgan, gadis itu menjadi kasar terhadap laki-laki. Walaupun dengan penampilannya yang tomboy tapi gadis itu juga banyak diincar mahasiswa di kampusnya. Contohnya di beberapa kejadian.

Flashback On..

Pada hari itu dosen menentukan satu tugas dengan pengerjaan kelompok, namun tidak ada satu pun yang ingin menampung Alysa.

"Izin Bu. Dia sama saya aja. Sekalian PDKT." Ucap Wahid salah satu mahasiswa sekelasnya.

Suara sorak memenuhi ruangan kelas kala itu, namun dengan mudahnya gadis itu menjawab.

"Saya bisa ngerjain sendiri bu, percuma kelompok kalo yang ngerjain cuma saya." Ucap gadis itu.

Contoh selanjutnya, hari ini adalah hari Malam Keakraban namun gadis itu lupa membawa kayu bakar yang diperintahkan panitia. Ada satu orang lelaki yang membawakan kayu bakar miliknya dan berkata.

"Alysa pake yang saya aja kak. Saya kan cowo jadi biar nanti saya cari sendiri." Ucap Robby.

Lagi lagi gadis itu menjawab. "Saya cewek tapi saya gak perlu dikasihani, saya bisa cari kayu bakar itu sendirian." ucap gadis itu meninggalkan Robby yang tengah mematung.

Contoh kejadian yang terakhir, sebenarnya masih banyak namun ini adalah hal yang paling buruk bagi salah satu siswa yang mendekati Alysa.

Hari itu adalah hari dimana selesai Masa Orientasi Siswa, ada salah satu kakak tingkat yang menyukai gadis itu, Namanya Petra. Dengan ketampanan yang ia miliki ia memberanikan diri untuk meminta Alysa menjadi kekasihnya didepan seluruh mahasiswa baru dan seluruh panitia.

Konon katanya siapapun tidak akan menolak Petra, karena ia incaran seluruh mahasiwa di angkatannya. Dengan lantang lelaki itu menyatakan cintanya.

"Alysa, can you be my girlfriend?" ucap Petra sambil bersimpuh dengan bunga ditangannya.

Seluruh mahasiswa bersorak agar gadis itu menerima Petra, namun tidak dengan hati kecilnya. Bukannya menjawab gadis itu hanya mengeluarkan ponsel dengan berkata.

"Hallo sayang?" Dan pergi meninggalkan Petra yang masih bersimpuh dilapangan kampus.

Flashback Off.

Beberapa kejadian itulah yang membuat gadis itu dijauhi oleh seluruh mahasiswa terkecuali Zahra. Sebenarnya awal mula Zahra mendekati Alysa untuk menjadi temannya pun ditolak oleh gadis itu, namun Zahra terus menerus mendekati Alysa dengan dalih tidak perduli mau seburuk apapun perlakuan gadis itu terhadap dirinya.

Suatu hal yang membuat gadis itu luluh adalah dimana Zahra dijauhi karena anak yang kurang mampu, kemudian Zahra juga tidak mempunyai orang tua dan tinggal dipanti asuhan yang mengingatkan dirinya kepada Kelly, salah satu anak yang ditemuinya dulu.

"Lo abis kelas ada acara gak? Ke toko buku yuk?" ajak Zahra.

Gadis itu melihat jam, menyadari sudah pukul 3 sore gadis itu langsung pergi meninggalkan Zahra yang masih duduk menunggu jawaban Alysa.

"Lagi lagi gue ditinggal." Ucap gadis itu sambil menunjukan ekspresi cemberut.

Gadis itu langsung bergegas melajukan motornya dan menuju rumah makan, ia membeli 50 porsi makanan yang makanan itu dibagikan di panti asuhan tempat Kelly tinggal.

Sikap gadis itu dipanti asuhan jauh berbeda dengan dikampus, gadis itu menunjukan wajah kebahagiaan setiap kali ia membagikan makanan ke panti asuhan. Hanya dengan cara inilah ia mengobati rasa bersalahnya kepada Dirgan.

Gadis itu selalu ingat kebaikan-kebaikan kekasihnya dahulu. Untuk perihal Karin, gadis itu juga pernah mencoba menemuinya.

Namun ternyata Karin juga dinyatakan meninggal saat sedang mengandung, entah benar atau tidak tentang hal dimana Dirgan adalah ayah dari bayi yang dikandung Karin namun gadis itu tetap merasa bersalah atas ucapan kasarnya kala itu.

Kini gadis itu duduk dikursi taman dan memejamkan matanya lalu menghirup udara segar di sekelilingnya.

"Kak Alysa?" anak kecil itu duduk disamping Alysa yang sedang terdiam.

"Kak?"

Gadis itu tersadar dari tenangnya. "Kenapa Kelly?" tanya gadis itu.

Anak itu menjelaskan bahwa dirinya akhir-akhir ini sering merasakan hal yang buruk, entah dari tubuhnya yang terkadang menjadi down atau mimpi-mimpi buruk yang menghampirinya.

Gadis itu juga sering bermimpi kehilangan jejak kakaknya saat ia dewasa, mendengar hal itu mengingatkan Alysa terhadap kejadian dimana gadis itu kehilangan jejak Dirgan untuk selamanya.

Alysa memeluk anak itu dengan erat. Gadis itu rindu Dirgan, ia rindu pelukan Dirgan, ia rindu kekasihnya sekarang dan selamanya.

"Kelly, jangan sedih ya itu cuma bunga tidur. Kelly tahu gak kenapa kakak sering kesini akhir-akhir ini?" Anak itu menggelengkan kepalanya.

"Orang yang kakak cintai pergi buat selamanya, kakak terpuruk tapi kakak juga harus bangkit buat hidup kakak kedepannya. Maka dari itu kakak pengen kamu buat selalu kuat ya apapun yang terjadi." Ucap Alysa.

Harapan itu selalu muncul dibenak alysa walaupun hanya 0,1%. Gadis itu selalu berharap Dirgan akan kembali. Gadis itu kembali ke rumah setelah acara di panti asuhan selesai, lagi lagi gadis itu mengendarakan motor dengan kecepatan maksimal.

Hampir saja gadis itu menyenggol satu pengguna motor gede, namun beruntungnya masih bisa dikendalikan motor itu. Melihat dari spion kaca bahwa pengguna itu terlihat baik-baik saja, gadis itu langsung melajukan motornya kembali. Sampai dimana Alysa sampai dirumah. Seperti biasa hanya ada gadis itu sendiri dirumah, Mama Alena dan Rayhan bekerja dan akan pulang sore nanti.

Kebiasaan gadis itu sekarang bukan lagi belajar atau menonton korea drama melainkan mendengarkan musik korea pop menggunakan speaker dirumahnya. Ia juga sering mencover beberapa dance yang di upload di youtube-nya, sangat berbalik jauh kehidupan Alysa yang dulu dengan yang sekarang.

Padahal hanya berselang dalam waktu yang tidak terlalu lama, namun kejadian itu membuat dirinya sekacau ini. Saat gadis itu sedang menikmati kebiasaannya datang Rayhan yang memberhentikan kebiasaan gadis itu, ia mematikan speaker dan mematikan lagu yang diputar Alysa.

"Kakak gak berhak ya buat masuk kamar aku seenaknya dan berhentiin hal yang aku suka." Ucap gadis itu yang memutar kembali musiknya.

Kini laptop yang digunakan Alysa direbut paksa oleh Rayhan. "Sa, gak gini. Udah cukup kamu bikin kakak sama Mama pusing mikirin sikap kamu yang kaya gini. Tolong, Sa. Jadi Alysa yang dulu." Ucap Rayhan dengan tegas.

Gadis itu tidak mendengaran ucapan kakaknya, ia malah memainkan ponselnya dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur, dengan sedikit kesal ponsel itu direbut paksa oleh Rayhan.

"Alysa Alexandra!" Panggil lelaki itu dengan lantang.

Kini Alysa menatap lelaki itu. "Terus aku harus gimana? Apa dengan aku bersikap kaya dulu Dirgan bisa kembali? Aku cuma mau Dirgan, kak. Dirgan!" Jawab gadis itu dengan nada yang sedikit pasrah.

Mendengar adiknya mengucapkan kata Dirgan kembali membuat hati lelaki itu teriris, ia tahu betul bagaimana kehilangan setengah hati yang telah diberikan sepenuhnya. Kini Rayhan memeluk Alysa dan meminta maaf atas ucapannya yang menyakiti

Alysa.