Chereads / PERFECT PAIN / Chapter 17 - Chapter 17

Chapter 17 - Chapter 17

Saat Karin menuju kamar mandi alysa langsung menghalangi sahabatnya.

"Duh Rin gue kebelet, lo bisa pake kamar mandi diluar dulu ya. Gak tahan nihh." Ucap Alysa dengan wajah yang meyakinkan.

Karin pun membiarkan alysa pergi memakai kamar mandi yang berada di dalam dan dirinya memakai kamar mandi diluar, Raka pun pergi meninggalkan Kamar alysa dan Karin menuju kamarnya.

Di dalam kamar mandi gadis itu kebingungan akan ditaruh dimana baju – baju dirgan, ia diam – diam membawa baju basah itu dan memasukan kedalam tasnya.

Dirgan yang masih bersembunyi dibawah tempat tidur pun berencana akan keluar mumpung Karin sedang bersih – bersih di kamar mandi. Saat dirgan sudah sampai tepat didepan pintu, sahabatnya membuka pintu.

Dirgan yang sigap langsung bersembunyi di belakang pintu itu. Alysa pun mengajak ngobrol Karin dan mengajak sahabatnya itu agar segera duduk di tempat tidur.

"Eh lo beli apa aja?" Tanya Alysa sambil memberikan intruksi kepada Dirgan agar segera pergi.

"Gue beli semuanya soalnya gue bingung, lumayan kan buat cemilan gue." Jawab Karin yang menunjukan barang – barang belanjaannya.

"Eh raka juga belanja buat nyokap lo Sa." Sambung Karin.

"Rin, lo gak cemburu?"

"Ngapain gue cemburu?"

Alysa sedikit bingung, bukankah sahabatnya itu menyukai Raka tetapi mengapa dirinya selalu mendukung Raka bersama dengan Alysa.

"Lo suka kan sama Raka?" Tanya Alysa sekali lagi.

Mendengar pertanyaan Alysa, sahabatnya itu langsung tertawa dan menjelaskan bahwa dirinya tidak tertarik sama sekali dengan Raka. Mendengar itu juga Alysa sedikit lega karena tidak perlu merasa bersalah dengan Karin.

"Gue sukanya sama Dirgan, Sa."

Mengetahui hal itu, seketika gadis itu terdiam. Dirgan? Dirgan Aliandra? Kenapa harus Dirgan? tanya Alysa kepada dirinya sendiri. Karin yang terlihat sangat senang saat menyebutkan nama Dirgan membuat Alysa tidak bisa berpikir. Mungkinkah yang ia dengar sekarang hanya halusinasi?

"Sa, lo mau kan bantuin gue deket sama Dirgan secara lo kan sama dia partner di organisasi?" Pinta Karin sambil memegang tangan gadis itu.

Alysa terdiam cukup lama, bagaimana bisa dirinya mendekatkan Karin dengan laki – laki yang mungkin sudah gadis itu sukai. Kini Alysa bukan diberatkan mengenai pilihan antara dua laki – laki melainkan diberatkan antara pilihan laki – laki atau sahabat.

"Sa, lo bisa kan?" Pinta Karin lagi.

"Gue gak janji Rin soalnya kan gue juga sering berantem sama diad." Jawab Alysa dengan pasrah.

Karin langsung memeluk gadis itu. "Makasih ya Sa lo sahabat baik gue."

Kini seluruh siswa berkumpul di halaman dan di absen kembali untuk melakukan perjalanan pulang. Alysa, Karin, Raka dan Dirgan kali ini mereka satu bis atas permintaan Karin. Alysa duduk dengan Raka dan Karin duduk dengan Dirgan.

Sepanjang jalan Alysa hanya memikirkan ucapan sahabatnya, gadis itu pun melihat Karin yang seperti sedang mencari perhatian kepada Dirgan sedangkan Raka sibuk dengan bernyanyi nya.

Rasanya gadis itu ingin cepat sampai ke rumah dari pada harus melihat sahabatnya sedang menjalani pendekatan dengan laki – laki yang mungkin sudah ia sukai.

Gadis itu berusaha untuk tertidur diperjalanan, memejamkan mata dan mendengarkan musik pribadi menggunakan earphone.

Mereka berangkat pukul 9 malam dan sekarang jam sudah menunjukan pukul 11 malam dan mereka belum sampai karena terjebak macet arus balik liburan.

Gadis itu melihat Karin yang terlelap sambil bersandar di bahu Dirgan. Dirgan yang menyadari diperhatikan oleh Alysa kini menatap balik gadis itu namun kali ini gadis itu memalingkan pandanganya.

Alysa merubah posisi badan menjadi menghadap ke jendela bis, gadis itu mulai menangis kecil dan langsung mengusapnya kembali. Alysa benar – benar mencoba untuk tidur sekarang.

Sekarang seluruh siswa, guru dan panitia sudah sampai di halaman sekolah, mereka mulai bergantian mengambil barang di bagasi lalu bergegas pulang ke rumah masing – masing. Alysa yang pergi diantar Mama – nya kini bingung akan pulang dengan siapa.

Sebenarnya Dirgan menawarkan tumpangan dengan mengirim pesan whatsapp namun Alysa mengabaikannya. Gadis itu kali ini meminta bantuan Raka untuk mengantarnya pulang dan dengan senang hati laki – laki itu mengantar Alysa.

Dirgan dibuat heran melihat tingkah Alysa yang berubah dingin, lelaki itu merasa mungkin dirinya sudah melakukan kesalahan hingga membuat Alysa mengabaikan dirinya.

Diperjalanan pulang, Raka menanyakan jawaban mengenai dirinya yang ingin diberi kesempatan dekat dengan gadis itu, tanpa berpikir panjang Alysa pun meng – iyakannya.

Mereka berdua kini sudah sampai tepat di depan rumah Alysa, gadis itu turun dan membawa barang – barangnya masuk tak lupa ia pun berterima kasih kepada Raka karena sudah bersedia mengantarnya.

Alysa langsung duduk di sofa lalu menyalakan tv, ia tidak ada niat untuk menonton namun ia hanya ingin menyalakannya saja.

Pukul 5 pagi dan gadis itu masih duduk di sofa seolah – olah dirinya menonton tv padahal pikirannya masih bersama ucapan Karin.

Mama alena yang terbangun melihat putrinya masih terjaga sampai dini hari pun menanyakan keadaanya tetapi gadis itu sedang enggan berbicara dengan siapapun.

Alysa langsung naik ke kamarnya dan meminta maaf terlebih dahulu karena dirinya mungkin akan mengabaikan Mama – nya hari ini.

Gadis itu membiarkan kamarnya gelap dan alysa berbaring di tempat tidur. Gadis itu memainkan musik favoritnya yaitu Human dari Cristina Perry. Gadis itu membuat dirinya tenggelam dalam lagu yang diputar, rasanya ia hanya ingin menangis saja.

Dugaan dirinya tentang Karin mneyukai Raka sangat salah besar. Lantas gelang berinisal huruf R di mobil Karin milik siapa. Dan berarti gambar laki – laki animasi di postingan instagram nya waktu itu pun menunjukan Dirgan.

Dirgan berkali – kali menghubungi Alysa namun gadis itu belum menjawabnya sampai sekarang bahkan pesan whatsapp pun tidak dibaca oleh dirinya. Mama Alena masuk ke kamar putrinya dan memberitahu ada Dirgan didepan.

Alysa menyuruh Mama – nya agar disampaikan kepada dirgan kalau dirinya sedang ingin beristirahat tetapi seperti biasa laki – laki itu keukeuh bertemu dirinya dan sekarang sudah berada di kamar gadis itu. Alysa yang masih terdiam tidak memulai pembicaraan membuat dirgan makin merasa heran.

"Sa, lo kenapa?" Tanya lelaki itu dan Alysa hanya menggelengkan kepala.

"Semalem kenapa lo lebih milih dianter Raka disbanding sama Gue?" Tanya Dirgan.

Kali ini gadis itu menjawab dengan suara yang pelan bahwa dirinya tidak tahu ada pesan masuk dari lelaki itu dan meminta Raka mengantarnya. Melihat alysa yang seperti malas dengan kehadiran dirinya, laki – laki itu pun mendekat ke ranjang Alysa.

"Gue ada salah sama lo?" Lagi lagi gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Lo kenapa sih? Sejak kejadian kemarin lo berubah. Apa gue ngelakuin kesalahan?"

Alysa masih diam dan hanya menggelengkan kepalanya, kali ini gadis itu mulai membelakangi Dirgan.

"Kalo gue ada salah bilang jangan gini."

"Aku cuma capek dan pengen istirahat kaa, gak ada apa – apa kok" Jawab gadis itu sambil menahan air mata yang hampir jatuh.

"Lo gak bisa bohong sama gue, sikap lo tuh gak bisa bohong Sa. Udahlah lo jujur aja."

Gadis itu masih terdiam. "Lo denger gak sih gue ngomong?" tanya dirgan dengan sedikit kesal.

Kali ini gadis itu menghela nafas berat. "Aku gak suka sama kaka, dan aku gak suka kaka disini." Jawab gadis itu dengan suara yang pelan.

Dirgan yang tidak terlalu jelas mendengar jawbaan dari gadis itu meminta Alysa untuk mengulang perkataanya.

"Aku gak suka sama kakak, dan aku pengen kakak pergi jauh – jauh dari hidup aku. Jelas kak Dirgan?"