Aldi terkekeh melihat Salsha yang makan dengan lahap. Aldi mengacak rambut gadis itu dengan gemas. Tadi, Salsha menceritakan kepada Aldi jika ia kelaparan dan memutuskan untuk tidur. Aldi langsung menyuruh gadis itu untuk mandi sedangkan ia membelikan nasi goreng untuk Salsha.
"Kamu nggak makan, Ald?" tanya Salsha sembari meminum air mineralnya.
Aldi menggeleng sembari meraih sendok dan menyuapi Salsha. "Aku kenyang lihat kamu makan."
"Seriusan," desak Salsha.
"Aku udah makan, Sha. Sekarang kamu yang makan, yaa."
Aldi langsung menyuapi Salsha dengan nasi gorengnya dan perlahan, ia tak ingin Salsha tersedak karna terburu-buru makan. Aldi tahu Salsha sangat kelaparan.
"Mama kamu belum datang?" tanya Aldi sembari memperhatikan rumah Salsha yang tampak sepi.
"Belum. Aku sendirian disini. Temanin aku, ya? Kita kan udah jarang punya waktu berdua kayak gini."
Aldi mengangguk, ia memberikan air mineral kepada Salsha. "Iya, yangg. Aku bakalan disini sama kamu."
Aldi tersenyum senang, pikirannya yang mengatakan jika Aldi berubah segera ia tepis. Aldinya masih sama.
Tiba-tiba saja, ponsel Aldi bergetar, pertanda ada pesan masuk. Ponsel yang semula tergeletak di meja itu pun dengan segera Aldi raih. Aldi tahu itu pasti pesan singkat dari Tiara. Salsha sedikit aneh melihat Aldi yang terburu-buru meraih ponselnya.
Aldi menyunggingkan senyumnya membaca pesan dari Tiara. Ia segera membalas pesan itu. Aldi tampak fokus pada ponselnya dan tak menghiraukan Salsha. Ia sibuk bertukar pesan dengan Tiara.
Salsha menggerutu, tak suka di acuhkan seperti ini. Salsha mengambil ponsel itu dari tangan Aldi dan menjauhkannya, "Lagi chattingan sama siapa, sih?"
Aldi kaget, ia ingin merampas ponsel itu yang langsung di jauhkan oleh Salsha. "Balikin!" tegasnya.
"Nggak mau! Daritadi kamu fokus ke ponsel kamu aja. Akunya di cuekin."
"Balikin, Sha." Suara Aldi berubah menjadi dingin, wajahnya pun memandang Salsha datar. "Balikin atau aku marah?"
Dengan cemburut, Salsha menyerahkan ponsel itu kepada Aldi. Aldi menerimanya. Ia membuka pesan dari Tiara yang mengatakan jika gadis itu ingin bertemu dengan Aldi. Aldi langsung membalas bahwa ia akan datang dalam tiga puluh menit lagi.
Salsha menunduk takut. Aldi masih menatap Salsha tajam. Aldi bangkit dari duduknya. Merapikan jaketnya dan meraih kunci motor dari atas meja.
"Aku mau pulang. Udah nggak mood disini," ujar Aldi. Ia berjalan menuju motornya.
Salsha mengangkat wajahnya setelah ia mendengar suara motor Aldi yang menjauh. Salsha sedih, hubungannya dengan Aldi sudah jauh berbeda.
"Cuma gara-gara itu aja kamu marah sama aku, Ald. Memang yaa, aku selalu salah di mata kamu," lirihnya.
*****
"Ada yang jadian, nih." Bayu menepuk pundak Aldi keras. Ia sangat senang saat mengetahui jika Tiara dan Aldi sudah berpacaran. Niatnya yang ingin menjodohkan keduanya telah terealisasikan.
Aldi menyesap kopi di depannya dan menatap Aldi dengan kening berkerut. Saat ini mereka berdua sedang ada di kantin. Menghabiskan waktu istirahat.
"Salsha udah lo putusin?" tanya Bayu dengan berbisik.
Aldi menggeleng singkat, meraih ponselnya dan bertukar pesan dengan Salsha. "Belum."
"Kok belum? Bukannya lo udah punya Tiara. Udah lah, putusin si Salsha aja." Bayu mencoba merayu Aldi.
Aldi mengernyitkan keningnya bingung, ia heran melihat respon Bayu yang tak suka melihatnya masih berhubungan dengan Salsha. "Kenapa? Kayaknya lo ngotot banget biar gue putus sama Salsha. Lo suka sama Salsha?"
Bayu gelapagan. Belum memikirkan akan di tanya hal seperti itu. Bayu berdehem sejenak untuk kembali bersikap normal. "Nggak, lah. Siapa yang suka sama gadis culun kayak Salsha. Gue cuma nggak senang aja lo pacaran sama dia."
Aldi menghendikkan bahunya, "Udah gue putusin, dianya nggak mau. Yaudah, gue selingkuhin aja."
Tiba-tiba Andirah datang dan duduk di samping Aldi. Ia bergeleyut manja di lengan Aldi. "Hallo, Aldi sayangg."
"Minggir lo. Pacar gue bisa marah kalo lihat lo nempel mulu sama gue." Aldi berusaha melepas tangan Andirah di lengannya.
Andirah menatap Aldi menggoda, ia mengerlingkan matanya. "Pacar yang mana, nih. Gue dengar lo udah jadian sama si kakak kelas itu."
"Bukan urusan lo," jawab Aldi dingin.
Bayu menggeleng melihat kelakuan Andirah itu. "Eh, jablay pergi lo. Gue jijik lihat lo disini."
Andirah mengibaskan rambut panjangnya ke arah Bayu. Andirah menatap Bayu dengan tampang jijik. "Jijikan mana sama kelakuan lo yang comblangin Aldi sama cewek lain sementara dia udah punya pacar? Mikir!"
"Suka-suka gue lah." Bayu berang, "Bilang aja lo ngiri karena nggak bisa dapain Aldi!"
"Apa? Ngiri sama Tiara tu?" Andirah menatap Bayu jijik, "Gue bisa dapatin Aldi dengan cara gue sendiri. Nggak perlu bantuan lo!"
"Ngarep!" balas Iqbaal. "Lo bukan tipenya Aldi!"
"Diam!" Aldi menggebrak meja. Ia sudah muak dengan perdebatan kedua orang itu. Aldi meraih ponselnya dan pergi meninggalkan kantin.
*****
Salsha menggoyang-goyangkan kakinya di tanah. Ia sedang menunggu angkutan umum yang akan membawanya pulang. Lagi-lagi Aldi punya alasan untuk tidak mengantarkan pulang. Salsha rindu, Salsha rindu saat-saat dulu Aldi selalu bersamamanya, selalu memprioritaskannya. Namun, sekarang Aldi berubah. Entah apa penyebabnya.
"Woii."
Salsha mendongak ke atas, karena sedari tadi ia menunduk. Kini, di hadapannya sudah ada seorang lelaki yang sangat di kenalnya sedang duduk di atas motornya. Lelaki itu membuka helmnya dan tersenyum ke arah Salsha.
Hati Salsha merasa hangat melihat senyum itu. Senyum yang hampir setahun tak pernah di lihatnya lagi, "Galang!" pekiknya senang.
Galang Adrian Aditama, lelaki yang Salsha kenal saat Mos Smp berlangsung. Saat itu Salsha lupa membawa satu perlengkapan untuk mos. Salsha panik, namun dengan kegagahannya Galang datang dan memberikan benda itu kepada Salsha.
Sejak saat itu mereka dekat, apalagi mereka juga berada di kelas yang sama. Galang selalu memanjakannya dan selalu ada saat Salsha butuh. Galang selalu membela Salsha apapun yang terjadi. Bahkan pernah juga, Galang memutuskan pacarnya hanya karena alasan gadis itu yang tidak menyukai Salsha. Galang juga pernah menghajar lelaki yang pernah menganggu Salsha. Galang itu, penyelamat Salsha.
Galang sangat menyayangi Salsha. Ia sudah menganggap gadis itu seperti adiknya sendiri. Dan ia berjanji, untuk kapanpun akan selalu ada di samping gadis itu.
Galang mengedipkan matanya. "Kangen nggak sama gue?"
Salsha mendengus geli, tentu saja ia kangen kepada Galang. Dulu waktu Smp, mereka selalu bersama. Sampai ada yang mengira mereka adalah sepasang kekasih. Salsha kangen kepada Galang, terakhir mereka komunikasian adalah saat Aldi mengetahui isi pesan mereka.
"Gue kangen sama lo?" tanyak Salsha angkuh. "Lo kali yang kangen sama gue."
Galang terkekeh, kemudian ia berjalan menghampiri Salsha dan duduk di samping gadis itu. "Hampir setahun nggak ketemu. Ternyata lo tetap sama, yaa."