Chereads / Almost Broken / Chapter 16 - Bab 16

Chapter 16 - Bab 16

Kini ada yang berbeda dengan Salsha. Semenjak kejadian malam di taman dengan Aldi, Salsha benar-benar seolah menghindari Amanda dan yang lainnya. Ia tak pernah bergabung lagi bersama mereka. Salsha lebih banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan atau taman.

Amanda memang selalu saja curi-curi kesempatan untuk bisa bertanya kepada Salsha tentang perubahan sikap yang mendadak dan Salsha selalu menghindar dari mereka. Salsha sedih, tapi ini demi hubungannya dengan Aldi.

Seperti saat ini, di jam istirahat Salsha menghabiskan waktunya di taman dengan membaca novel. Aldi juga sekarang sangat jarang menemuinya. Aldi tak pernah lagi mengajak Salsha makan siang di kantin. Bahkan untuk kencan pun Aldi selalu punya cara untuk membatalkannya. Salsha sedikit curiga, tapi menurutnya lebih baik seperti itu daripada harus mendengarkan Aldi berkata kasar kepadanya.

Salsha menutup novel yang sedari tadi di bacanya, ia rindu kebersamaannya dengan Amanda. Salsha rindu saat-saat dimana mereka tertawa lepas sembari menggosip ria. Dan sekarang Salsha merasa seorang diri, tanpa teman siapapun.

"Sekarang lo udah bisa jelasin tentang sikap lo akhir-akhir."

Salsha terpengarah kaget, tiba-tiba saja Amanda sudah duduk di sampingnya. Salsha berdiri hendak berlalu dari tempat ini tapi tangannya di cekal oleh Amanda. Amanda menarik tangan Salsha untuk tetap duduk di sampingnya.

"Gue nggak papa," sahut Salsha cuek.

Amanda tersenyum miring, "Nggak papa versi lo itu seperti apa? Di saat lo jauhin gue sama yang lainnya lo masih bisa bilang nggak papa?"

"Gue pengen nyari suasana yang baru aja. Udah lah, gue nggak papa, kok." Salsha meremas novelnya itu. Karena tak sanggup mengatakan apapun, akhirnya Salsha melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat itu. Baru dua langkah, ucapan Amanda membuatnya berhenti.

"Apa ini ada hubungannya sama pacar lo? Pacar lo ngelarang kita dekat?"

Salsha menghela nafasnya. "Sama sekali nggak ada hubungannya sama Aldi. Gue cuma bosan, itu aja."

Salsha menepis airmatanya yang sempat keluar, kemudian melangkahkan kakinya menjauhi Amanda.

*****

Andirah tersenyum penuh arti saat melihat Aldi berkutat dengan ponselnya. Andirah rasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan sedikit pelajaran kepada Aldi yang selalu menolaknya. Ia akan membuat Aldi bertekuk lutut kepadanya.

Andirah duduk di samping Aldi, ia  membuka dua kancing baju bagian atasnya dan melipat kedua kakinya, ia juga menarik ujung roknya ke atas bermaksud untuk menggoda Aldi.

Namun sialnya, Aldi sama sekali tak tergoda, lelaki itu masih saja berkutat dengan ponselnya membuat Andirah harus bisa sesabar mungkin menghadapi Aldi.

Ia melingkarkan tangannya ke lengan Aldi dan menggosok-gosokkan lengan Aldi tersebut ke dadanya, ia yakin dengan itu Aldi akan tergoda.

Namun tetap sama, Aldi masih fokus terhadap ponselnya. Andirah mengepalkan tangannya. Gadis itu melepaskan tangannya dari lengan Aldi.

"Nggak usah sok nyari perhatian gue. Gue nggak bakal tergoda sama lo," kata Aldi sinis tanpa melihat Andirah.

Andirah mulai terpancing, ia tak suka di acuhkan seperti ini, "Trus lo tergodanya sama siapa, dong? Sama selingkuhan lo?"

Aldi masih tak tertarik dengan pembahasan mereka, ia rasa Andirah hanya mengada-ngada untuk menarik perhatiannya.

"Awalnya gue ngerasa lo cinta banget gitu sama Salsha, lo nggak tergoda sama siapapun saking lo pengen ngejaga hubungan kalian. Tapi nyatanya gue salah." Andirah tertawa jahat. "Ternyata lo sama aja sama kebanyakan cowok. Munafik!"

Aldi mengernyitkan keningnya, "Maksud lo apaan?"

Andirah tertawa kecil, ia kembali mendekatkan dadanya ke lengan Aldi, "Gue tau kalo lo selingkuhin Salsha di belakang dia. Gimana perasaan Salsha kalo pacarnya main belakang, yaa."

Aldi menjauhkan lengannya, ia menatap Andirah penuh perhitungan, "Lo nggak tau apa-apa."

"Jelas gue tau!" cecar Andirah langsung. "Gue tau kalo lo main belakang sama Tiara. Segitu nggak bisanya Salsha puasin lo makanya lo nyari cewek lain?"

Aldi hanya diam. Tangannya terkepal dan matanya menatap Andirah tajam. Sebenarnya mudah saja, jika Andirah memberitahukan perihal itu kepada Salsha maka Salsha akan memutuskannya dan ia akan lepas dari gadis itu. Tetapi Aldi tak mau, ia tak ingin terkesan seperti lelaki jahat yang menyakiti gadisnya.

Andirah terkekeh puas melihat wajah Aldi itu. "Tuh, pacar lo datang."

Tubuh Aldi menegang. Ia melihat ke arah pintu dan menemukan Salsha dengan yang berdiri dengan wajah penuh pertanyaan. Aldi kembali melihat ke Andirah dan menatap gadis itu dengan tatapan penuh ancaman.

Andirah membalasnya dengan kekehan. Aldi melangkahkan kakinya untuk menemui Salsha.

"Yangg, tumben kesini." Aldi membawa Salsha untuk duduk di bangku berlapis kramik di depan kelas.

Bukannya menjawab Salsha malah melemparkan pertanyaan lain kepada Aldi. "Kamu selalu gitu sama Andirah?" tanya Salsha hati-hati.

"Maksudnya?"

"Yaa gitu. Kalian selalu duduk barengan gitu di kelas."

Aldi terkekeh, ia mengacak rambut Salsha. "Nggak la, yangg. Dianya aja yang kecentilan, aku nggak pernah ngerespon dia. Aku setia kok sama kamu." Baiklah perihal Andirah memang Aldi jujur. Tapi Tiara?

"Aku percaya kok sama kamu." Salsha menyandarkan kepalanya di bahu Aldi.

Aldi mengusap rambut Salsha. Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru koridor. Takut jika Tiara tiba-tiba datang dan melihat apa yang ia lakukan. Bisa-bisa Tiara lari sebelum ia berhasil mendapatkan.

"Ald, aku pengen tau kita keluar malam gitu. Kita makan dimana, kek," tanya Salsha dengan suara manja.

Dengan setengah hati Aldi menjawab. "Iyaa, kapan-kapan."

"Aku juga pengen kita makan di kantin. Kamu udah jarang banget ngajak aku ke kantin bareng."

"Iya, yangg. Kapan-kapan."

Salsha mendengus kesal, ia mengerucutkan bibirnya sembari mencubit lengan Aldi. "Kapan-kapan mulu."

Aldi terkekeh melihat wajah cemberut Salsha. Ia mencubit kedua pipi Salsha dengan gemas, "Iyaa, yangg. Besok-besok aku pasti ngajak kamu kencan."

Salsha menatap lurus gimana, "Kamu berubah tau, yangg."

Aldi mengernyit, "Berubah gimana?"

Salsha kembali menatap Aldi sembari tersenyum manis, "Aku ngerasa kamu udah nggak sayang sama aku. Sekarang juga kamu sering ngomong putus sama aku, sering bentak aku juga. Pokoknya kamu berubah, deh."

Aldi diam. Ia tahu arti senyum Salsha itu, senyum terluka. Aldi mengacak rambut Salsha, "Perasaan kamu aja itu."

"Semoga aja cuma perasaan aku ya, Ald. Soalnya aku sayang banget sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu."

Aldi tersenyum sembari mengangguk, "Aku jadi ngerasa bersalah udah kasarin kamu kemaren. Maaf yangg."

Aldi selalu meminta maaf setelah mengatakan kata-kata kasar kepada Salsha dan bodohnya Salsha selalu memaafkan Aldi.

"Nggak papa. Mungkin salah aku juga."

Aldi manggut-manggut walau masih ada perasaan takut jika tiba-tiba Tiara datang, "Kamu ke kelas deh, yangg. Bentar lagi masuk."

Salsha semakin merasa ada yang berbeda dengan sikap Aldi, "Kamu ngusir aku?"

"Bukan gitu, yangg." Aldi menoel hidung Salsha, "Ke kelas sekarang, yaa."

"Iya, deh." Salsha mengalah. Ia berdiri dari bangkunya berjalan meninggalkan Aldi. Aldi tersenyum, tetapi baru satu langkah, Salsha berhenti dan berbalik menatapnya.

"Ald."

Aldi meringis. "Apalagi, yangg."

"Jaga hati kamu buat aku, yaa. Aku sayang kamu."

Nafas Aldi tercekat mendengar ucapan Salsha. Dengan setengah hati Aldi menjawab. "Aku juga sayang kamu."

Salsha mengangguk sembari tersenyum. Ia pun kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Aldi. Aldi meletakkan tangannya di dada, tak ada getaran yang biasa ia rasakan saat bersama gadis itu. Sekarang semua terasa hampa. Aldi memang sudah tak mencintai Salsha lagi.

"Bisa banget acting lo, yaa." Andirah datang dan menepuk pundak Aldi.

Aldi menatap tajam Andirah, "Lo nguping?"

"Menurut lo?" Andirah tersenyum penuh arti, "Kalo lo udah benar-benar bosan sama Salsha dan Tiara, lo bisa datang ke gue, kok. Gue bisa ngasih lo kepuasan."

*****