Chereads / Fujodanshi Romansu / Chapter 4 - 002 - Romansu

Chapter 4 - 002 - Romansu

Seorang murid perempuan yang baru saja keluar dari gedung lapangan bola basket indoor mengulaskan senyum cerah diwajahnya sambil merentangkan kedua tangannya dan menghirup oksigen begitu dalam.

"Hah! Aku merasa seperti mereka sudah memanggil-manggil diriku, meski jarak sekolah dan toko buku cukup jauh." Ujar murid perempuan itu pada dirinya sendiri dengan kedua mata berbinar.

"Aku harus segera bertemu dengan mereka! Sota-chan pasti sudah menunggu ku di depan gerbang sekolah!" Ujar murid perempuan itu lagi pada dirinya sendiri dengan seringai terulas diwajahnya.

"Baiklah, aku tidak akan membuat Sota-chan dan kalian menunggu lama! Aku akan mengerahkan seluruh tenaga kedua kaki ku ini!"

Murid perempuan itu pun langsung mengambil posisi seperti dirinya akan melakukan perlombaan lari.

"Baik, Mayu-chan! Kau pasti bisa!" Ucap murid perempuan itu meyakinkan dirinya sendiri dengan kedua mata nya yang kini berubah menajam melihat kearah depannya.

"Satu.. Dua.. Tiga!"

Dengan sekuat tenaga, murid perempuan itu menggerakan kedua kakinya untuk berlari melintasi halaman sekolahnya yang cukup luas untuk menuju gerbang sekolah dimana sahabat terbaiknya pasti sudah menunggu dirinya disana dengan senyuman manis yang selalu membuat dirinya gemas dan ingin sekali rasanya memeluk sahabatnya setiap saat agar tidak ada orang lain yang bisa melihat senyuman sahabatnya itu.

Murid perempuan itu semakin mempercepat Langkah kakinya saat sudah dapat melihat gerbang sekolah dan juga sosok sahabatnya yang sudah berdiri disana.

Kedua mata murid perempuan itu menyipit dengan seulas senyum cerah Kembali terulas diwajahnya.

"So~ Ta~ Chan~!" Seru murid perempuan itu sambal merentangkan kedua tangannya dengan seulas senyum semakin merekah lebar di wajahnya.

Seorang murid laki-laki yang tengah berdiri seorang diri di depan gerbang sekolah langsung menolehkan kepalanya saat mendengar namanya dipanggil dengan nada tinggi.

Kedua bola mata murid laki-laki itu pun langsung membulat terkejut saat melihat seorang murid perempuan tengah berlari kearahnya dengan kecepatan tinggi dan juga kedua tangan yang merentang lebar.

"M-mayu-chan! Berhen-

Greb!

"Aahhh, akhirnya aku bisa memeluk mu Sota-Chan!" Pekik murid perempuan itu senang saat dirinya sudah memeluk tubuh murid laki-laki yang ternyata adalah Sato dan juga merupakan sahabatnya sejak mereka masih berada di taman kanak-kanak.

Sota yang tiba-tiba saja di peluk oleh murid perempuan yang tadi berlari kearahnya dengan kecepatan penuh hanya bisa menghela nafas panjang melihat kebiasaan sahabatnya itu yang bernama Mayu tidak pernah berubah sejak dulu kepada dirinya.

"Mayu-chan, kamu hampir saja mencelakai dirimu sendiri dengan berlari seperti itu." Ucap Sota menegur Mayu yang hanya terkekeh saja sambil masih memeluk dirinya.

"Aku benar-benar sangat merindukan mu! Latihan basket hari ini terasa begitu lama karena aku tidak bertemu dengan mu saat jam makan siang." Ujar Mayu masih sambil memeluk tubuh Sota cukup erat.

Sota Kembali menghela nafas panjang dan mengulurkan kedua tangannya untuk menepuk-nepuk punggung belakang dan juga mengusap puncak kepala Mayu.

Karena biasanya jika dirinya sudah menepuk-nepuk punggung belakang dan mengusap puncak kepala Mayu, sahabatnya itu pasti akan langsung melepaskan pelukan pada dirinya.

"Uhh, aku masih sangat merindukan mu, Sota-chan~" Rengek Mayu sambil melepaskan pelukannya pada tubuh Sota dengan berat hati, karena dirinya masih belum puas memeluk tubuh sahabatnya itu.

Sota mengulaskan senyum kecil diwajahnya melihat Mayu yang merengek.

"Toko buku akan segera tutup jika kita tidak segera pergi kesana. Bukan kah kau juga ingin membeli volume terbaru dari manga kesukaan mu?" Ucap Sota yang langsung membuat Mayu berdiri tegap sambil memasang tatapan mata seperti seorang kucing yang mendengar akan diberi makan seekor ikan dengan kualitas terbaik sepanjang masa.

"Kau benar! Ayo kita pergi sekarang Sota-chan! Kita harus bisa mendapatkan volume terbari itu!" Sahut Mayu dengan penuh antusias yang langsung mengulurkan sebelah tangannya untuk memeluk sebelah tangan Sota.

Sota yang sebelah tangannya di peluk Mayu hanya terkekeh pelan dan kini mereka berdua melangkahkan kaki berdampingan menyusuri trotoar jalan menuju toko buku yang akan mereka kunjungi sore ini.

"Ah iya, hari ini aku lupa menemani Chisa-chan melihat Latihan club sepak bola Kaito-kun!" Pekik Mayu yang baru saja teringat salah satu aktiviatasnya yang tidak pernah terlewatkan sama sekali, namun hari ini dirinya lewat kan begitu saja.

Sota terkekeh pelan. "Chisa-chan pasti mengerti jika kau tidak bisa menemaninya tadi, karena klub basket laki-laki dan perempuan sebentar lagi akan mengikuti pertandingan. Jadi kau dan yang lain harus sering berlatih."

Mayu menjetikan jarinya menyetujui perkataan Sota.

"Kau benar Sota-chan. Lagi pula jika tidak ada diriku yang menemani Chisa-chan, masih ada dirimu yang menemaninya hari ini."

Sota yang mendengar perkataan percaya diri Mayu hanya terkekeh meringis membuat Mayu kini menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat keatas.

"Kenapa? Jangan bilang kau juga tidak menemani Chisa-chan melihat Latihan Kaito-kun hari ini?"

Dengan sedikit gugup Sota menganggukan kepala dan mengulaskan senyum meringis di wajahnya.

"Ehm, yah. Hari ini aku juga tidak sempat menemaninya, karena guru fisika menyuruhku dana Minato-kun untuk mengembalikan buku ke perepusatakaan."

Desahan panjang Mayu hembuskan sambil memasang ekspresi wajah memberengut.

"Hah, kuharap Chisa-chan tidak akan marah besok karena hari ini kita absen tidak menemani dirinya melihat Latihan Kaito-kun."

Sota menganggukan kepalanya pelan merespon perkataan Mayu. "Ya semoga saja."

Suasana hening kini menyelimuti di sekitar Sota dan Mayu yang memilih saling diam dengan tatapan mata mereka memperhatikan sekitar.

Tatapan mata Sota tertuju pada seorang perempuan yang memakai seragam sama seperti dirinya dan Mayu tengah melambaikan kedua tangan dari arah depan seberang jalan.

"Ah, kurasa Chisa-chan tidak akan marah kepada kita." Ucap Sota yang membuat Mayu mengerutkan dahinya.

"Mengapa kau begitu yakin sekali jika dirinya tidak akan marah kepada kita?" Tanya Mayu menatap Sota dengan tatapan heran.

"Lihatlah ke depan di seberang jalan sana." Jawab Sota yang menolehkan wajahnya kearah dimana seorang perempuan bersergam sekolah masih tengah melambaikan kedua tangannya.

Mayu yang merasa penasaran pun menolehkan kepalanya mengikuti kearah kepala Sota menoleh.

Mayu menyipitkan kedua matanya untuk mencari objek yang menurutnya tidak asing di seberang jalan.

Hal pertama yang Mayu lihat adalah tiang bendera bertuliskan nama toko buku yang saat ini akan dirinya dan Sota tuju.

Lalu hal kedua yang Mayu lihat adalah seorang laki-laki berbalutkan pakaian tim sepak bola yang terlihat tidak asing di matanya tengah bersandar pada dinding toko buku sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Wah tampannya laki-laki itu." Gumam Mayu dengan tatapan mata masih mengarah pada laki-laki berbalutkan pakaian tim sepak bola yang terlihat tidak asing di matanya. Membuat Sota memasang ekspresi wajah speechless karena sepertinya sahabatnya itu salah melihat kearah yang dirinya tuju.

"Sepertinya kau salah melihat kearah yang ku maksud Mayu-chan." Ucap Sota dengan nada gemas sambil menolehkan kepalanya kearah Mayu yang tengah menyipitkan kedua matanya.

"Ah, benarkah? Tapi laki-laki tampan itu terlihat tidak asing bagiku dan juga mengenakan pakaian tim sepak bola yang sama juga terlihat tidak asing bagiku." Sahut Mayu tanpa mengalihkan tatapan matanya pada laki-laki berpakian tim sepak bola.

Sota yang mendengar perkataan Mayu pun Kembali menolehkan kepalanya kearah perempuan yang tadi tengah melambaikan kedua tangannya namun kini hanya melambaikan sebelah tangannya saja. Lalu tatapan mata Sota melirik kearah lain perempuan itu dan melihat seorang laki-laki berpakaian tim sepak bola yang di katakana oleh Mayu tadi.

Tatapan mata Sota langsung berubah menjadi datar dan sebelah tangannya terulur untuk menutup kedua mata Mayu, membuat sahabatnya itu memekik kaget.

"Bisa-bisa nya kau mengatakan tampan pada kekasih teman mu sendiri."

Mayu yang sedikit merasa kesal kedua matanya di tutup oleh tangan Sota pun, mengenyahkan tangan sahabatnya itu.

"Apa maksud mu dengan kekasih teman sendiri? Memang kau mengenal laki-laki yang kumaksud tadi?"

Helaan nafas panjang Sota hembuskan dan dirinya pun mengulurkan sebelah tangannya untuk membuka dan memasukan sebelah tangannya kedalam tas milik Mayu, mencari kotak kacamata milik sahabatnya itu.

Mayu yang melihat Sota membuka tasnya pun memilih untuk tetap diam melihat apa yang sedang dicari oleh sahabatnya itu didalam tas nya.

"Ini, lebih baik kau pakailah kacamata mu, agar kau bisa melihat dengan jelas orang yang kau katakana tadi." Ucap Sota sambil mengulurkan sebuah kacamata kepada Mayu.

Mayu yang diulurkan kacamata minus miliknya oleh Sota pun langsung menerima dan memakainya. Lalu Mayu kembali menolehkan kepalanya kearah dimana dirinya melihat laki-laki memakai baju tim sepak bola yang terlihat tidak asing baginya.

Kedua mata Mayu langsung membulat terkejut saat sudah dengan jelas melihat siapa laki-laki yang dirinya tadi lihat.

"Astaga! Itu Kaito-kun! Bisa-bisanya aku mengatakan tampan pada kekasih teman ku sendiri!" Pekik Mayu terkejut sambil mencengram lengan blazer Sota.

Sota yang mendengar pekekikan terkejut Mayu pun terkekeh geli.

"Sudahlah, ayo kita segera hampiri mereka. Kasihan Chisa-chan sedari tadi melambaikan tangan kearah kita."

Tanpa banyak berbicara Mayu menganggukan kepalanya dan kini melangkahkan kakinya bersisian bersama Sota menuju tempat dimana laki-laki memakai pakaian tim sepak bola yang ternyata adalah Kaito, kekasih dari temannya bernama Chisa yang tengah melambaikan tangannya saat ini di depan toko buku yang akan mereka tuju.