Prit!!
Suara peluit guru olahraga sudah ditiupkan. Minato dan Kaito yang menjadi perwakilan dari tim mereka pun berjalan maju saling berhadapan di depan ring untuk melempar sebuah koin, menentukan siapa diantara tim mereka yang akan mulai bermain.
Setelah menentukan masing-masing pilihan gambar koin, salah satu perwakilan kelas dua-dua yang ditugaskan untuk melempar koin pun langsung melemparkan koin itu keatas dan membiarkannya terjatuh diatas lapangan voli.
Sisi bagian atas koin yang muncul adalah sisi bagian yang di pilih oleh Minato, jadi tim yang pertama kali memulai permainan adalah kelas dua-dua.
Tanpa disuruh Sota langsung memposisikan dirinya di bagian depan sisi kiri, karena dirinya ingin memilih posisi aman dimana dirinya tidak perlu melakukan service diawal.
Suiko yang berada di posisi tengah bagian depan menolehkan kepalanya kearah kiri dimana Sota berada.
"Sota-kun, apa kau sud-Huaaa! Mengapa kau menatap ku dengan tatapn tajam seperti itu?? Berbeda sekali dengan tatap-
"Aku sudah siap Suiko-kun. Yang harus kulakukan adalah menyelesaikan permainan ini dengan cepat agar aku dapat kembali kedalam kelas." Selak Sota dengan tatapan tajam dan juga lelah mengarah pada Suiko. Suiko yang di tatap seperti itu oleh Sota pun langsung menganggukan kepalanya cepat.
Sedangkan itu murid kelas dua-satu yang beridir tepat dihadapan Sota terkekeh sinis, merespon perkataan Sota.
"Tenang saja, dalam waktu dekat kau dan tim mu sudah akan kembali kedalam ruangan untuk bersantai. Karena kami akan mengalahkan telak tim kalian." Ucap murid kelas dua-satu itu dengan percaya dirinya.
Sota yang tidak ingin membuang tenaga lagi pun hanya diam tidak merespon perkataan murid itu. Membuat murid itu berdecak kesal karena perkataannya di tidak di respon oleh Sota.
"Tsk! Dengan badan kurus dan kecil seperti itu apa yang bisa kau lakukan di dalam permainan voli ini huh? Menyedihkan!"
Sota menaikan sebelah alisnya dengan tatapan tajam dan lelahnya seperti tadi.
"Kita lihat saja nanti, siapa yang akan senang dan kesal nanti." Sahut Sota dengan wajah tanpa ekspresinya.
Murid kelas dua-satu itu yang ingin kembali membalas perkataan Sota, mengurungkan niatnya saat Kaito memanggil namanya.
"Shion-kun, fokuslah pada bolanya!" Ucap Kaito memperingati, karena sedari tadi dirinya mendengar teman sekelasnya itu tengah memancing emosi Sota.
Murid kelas dua-satu yang di panggil Shion itu pun langsung memilih diam dan fokus melihat kearah bola voli yang akan di service oleh Ren.
Prit!
Buagh!
Peluit milik guru olahraga kembali berbunyi bersamaan dengan Ren yang melakukan servis dan bola voli itu pun melambung tinggi masuk kearea kelas dua-satu. Dengan sigap para anggota tim kelas dua-satu langsung memukul dan mengoper bola voli itu kembali kedalam area sisi kelas dua-dua namum dengan Teknik tipuan.
Sota yang sedari tadi diam memperhatiakn Gerakan bola pun langsunhg bersiap untuk meloncat saat melihat kode lirikan mata yang di berikan oleh salah seorang murid kelas dua-satu kepada rekannya.
Hup!
Buagh!
Priit!
Suasana hening menyelimuti lapangan voli saat melihat adegan yang begitu cepat tadi saat para murid menonton yang melihat bola voli akan memasuki area tim kelas dua-dua namun tiba-tiba saja sudah kembali masuk kedalm area tim kelas dua-satu yang tanpa penjagaan.
"Satu poin untuk tim kelas dua-dua!" Seru sang guru olahraga yang melihat pukulan Sota berhasil masuk dengan mulus kedalam area kelas dua-satu.
Suara seruan dari kelas dua-dua pun menggema saat mengetahui kelas mereka unggul satu poin.
"Sota-kun! Kau benar-benar cepat sekali!" Seru Suiko yang sedari tadi melihat pergerakan Sota yang cepat.
"Bukankah tadi aku sudah mengatakan padamu, yang harus kulakukan adalah menyelesaikan permainan ini dengan cepat."
Suiko menganggukan kepalanya cepat. "Kau benar! Kita harus menyelesaikan permainan ini dengan cepat!"
Minato, Ren, Kisuke dan Renji yang berada dibelakang mengulaskan senyum kecil diwajah mereka.
Sedangkan itu tim kelas dua-satu menatap tim kelas dua-dua dengan tatapan tidak senang.
"Kita harus memenangkan permainan ini!" Seru Natsuki yang di balas dengan anggukan kepala oleh seluruh tim kelas dua-satu.
Sota yang mendengar seruan tim kelas dua-satu pun menghela nafas panjang dan berguma dalam hati jika dirinya harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menyelesaikan permainan ini dengan cepat.
***
Puk.
"Hei, Mayu-chan, apa yang sedang kau lihat di luar jendela?" Tanya salah seorang teman Mayu dengan nametag Misaki Anna yang berdiri tepat di samping meja temannya itu dengan membawa setumpukan buku tulis.
"Aku sedang memperhatikan permainan voli gabungan kelas dua-satu dan dua-dua." Jawab Mayu dengan seulas senyum tercetak diwajahnya.
"Wah, kelas dua-satu dan dua-dua? Bukankah itu kelas dari teman-teman yang suka bermain bersama dengan mu?" Tanya Anna lagi yang langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh Mayu.
"Ya kau benar." Jawab Mayu singkat dan kembali menolehkan kepalanya kearah luar jendela memperhatikan permainan voli yang sudah kembali di mulai.
"Lalu, kau akan mendukung tim siapa May-chan? Bukankah di kedua kelas itu ada teman mu?"
Mayu terdiam sesaat setelah mendengar pertanyaan lagi dari Anna.
"Tentu saja aku akan mendukung kelas dua-dua dimana So-chan berada!" Jawab Mayu dengan nada riang yang penuh percaya diri.
Anna mengulaskan senyum diwajahnya melihat Mayu yang begitu sangat percaya diri.
"Berikan aku skor kemenangan yang kau Yakini akan di kantongi oleh kelas dua-dua."
Tanpa menunggu lama Mayu pun langsung menjawab perkataan Anna.
"Tentu saja dua lima banding Sembilan belas."
Anna membulatkan kedua matanya tidak percaya mendengar jawaban yang diberikan oleh Mayu.
Sedangkan itu Mayu yang melihat ekspresi terkejut Anna hanya terkekeh geli.
"Karena aku sangat mengenal So-chan sejak kecil. Jadi aku sangat yakin jika skor dua puluh lima lah yang akan di cetak oleh tim nya."
Anna mengedip-ngedipkan kedua matanya. "Apa Sota-kun sangat jago dalam olahraga voli?"
Mayu terdiam sesaat sambil bertopang dagu. "Hmm, kurasa tidak juga. Karena sejak dulu dia tidak pernah mengikuti club olahraga apapun di sekolah. Akan tetapi jika dirinya diikutkan berpartisipasi dalam lomba olahraga kelas tahunan maka timnya akan selalu menang telak."
Suarau gumama kagum pun keluar dari bibir Anna. "Apa dia pembawa hoki bagi orang-orang di sekitarnya?"
Mayu mengangkat kedua bahunya acuh sambil tekekeh lagi. "Hahaha, entahlah."
***
Suasana di lapangan voli saat ini benar-benar sudah sangat tegang sekali. Bahkan beberapa anggota tim sudah ada yang membuka kaus olahraga mereka, termasuk Minato.
Sota yang tadi memakai topi dan handuk dingin diatas kepalanya, kini sudah tidak dirinya kenakan sejak pertengahan permainan tadi karena sudah sama sekali tidak memiliki hawa dingin.
Handuk dingin tersebut digantikan dengan sebuah karet ikat yang mengikat rambut bagian depan dan tengah Sota sampai membentuk sebuah air mancur yang membuat para murid perempuan memekik heboh melihat wajah Sota yang biasa tertutup dengan rambut bagian depan.
"Sota-kun, kita harus akhiri permainan ini, aku sudah benar-benar lelah." Keluh Minato yang berdiri di sebelah Sota yang saat ini kebagian untuk melakukan service.
Tanpa banyak bicara Sota menganggukan kepalanya merespon perkataan Minato.
Minato pun melangkahkan kakinya menuju posisinya bertahannya saat ini yang berada di depan.
Tatapan mata Sota mengarah pada papan poin yang berada di sebelah guru olahraga dan menampakan skor dua puluh empat untuk timnya, lalu dua puluh untuk tim lawan.
"Baiklah, akan aku selesaikan permainan ini sekarang juga!" Gumam Sota pada dirinya sendiri, lalu mengambil posisi untuk melakukan service.
Sota melemparkan bola voli melambung keudara dan dirinya pun mengambil posisi bersiap untuk melompat.
Hup!
Buagh!