Bagaikan disambar petir, tubuh Kirana lantas menegang seakan ada aliran listrik yang terus mengalir di setiap inci tubuhnya. Demi apapun, Kirana dibuat lantas menutupi dirinya sendiri yang bisa-bisanya malah keceplosan padahal dari awal ia sudah menekankan bahwa Amira bisa saja curiga dan menggunakan hal itu sebagai ajang untuk menelusuri lebih dalam apa yang terjadi pagi ini.
"Bukan, bukan itu yang kumaksud. Aku hanya--"
"Ya, aku memang pergi ke sekolah Kirana tadi pagi."
Mata Kirana membulat sempurna, tas yang tersampir di bahunya lantas merosot hingga jatuh ke lantai setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Angga.
Kirana mulai takut, takut jika sampai Angga mengatakan hal yang tidak-tidak yang membuat Amira menaruh kecurigaan yang begitu besar kepada dirinya.