"Hanya kau yang bisa membantuku. Aku yakin dengan apa yang baru saja aku katakan."
Angka yang baru saja berniat masuk ke dalam kamarnya lantas dibuat menghentikan gerakan tangannya. Tangan yang tadinya berniat membuka kena pintu lantas dibuat mengambang di udara.
Kemudian tatkala sadar bahwa suara yang terdengar menyapa Indra pendengarannya itu ternyata adalah milik Kirana, Angga dibuat tersenyum tipis.
"Sudah kukatakan bukan bahwa di saat-saat seperti ini aku tidak memiliki hak untuk membuat Amira kembali menarik keputusannya? Kau adalah orang yang paling disayang olehnya, kau adalah tahta tertinggi yang ada di dalam pikirannya. Dia pasti mau mendengarkanmu."
Kirana menggeleng kuat saat mendengar ucapan Angga. Di depan Angga ia sudah berusaha mati-matian untuk tidak menangis walaupun tenggorokannya kini mulai terasa tercekat.