Layla kembali untuk duduk dibangkunya ia berusaha untuk tetap kuat dengan makan hidangan miliknya
"wah ini sangat enak, benar-benar yang terbaik."
Layla makan dengan sangat lahap membuat mereka berdua heran melihatnya padahal semua itu hanya demi menutupi rasa sakitnya saja, layla sama sekali tidak fokus ia hanya menelan semua makanannya tanpa dinikmati dengan baik hingga tak sengaja ia menumpahkan coklat dingin di pahanya
"astaga, dingin sekali."
Sontak Liana meninggalkan bangkunya ia mengenggam tangan gadis ceroboh itu untuk ikut ke dalam toilet bersamanya
"masuklah." Liana mengunci pintu toilet ia mengambil tisu basah dari dalam tas ranselnya dengan cekatan ia membersihkan coklat yang mengalir dipaha gadis ceroboh sensasi geli membuat Layla berupaya untuk menahannya
"lepaskan, aku bisa membersihkannya."pinta layla membuat liana tentu menolaknya ia sangat cekatan membersihkan coklat hingga sangat bersih
"terimakasih."
Liana menyeringai ia menahan tubuh gadis ceroboh itu dengan kedua tangannya di pintu toilet, ia semakin mendekatkan wajahnya dengan seorang gadis yang kini ketakutan
"apa alasanmu menjauhiku?"
"aku tidak menjauhimu kak, sungguh."
"kalau begitu duduk disampingku karena kamu gadis yang sangat ceroboh hingga aku harus selalu memantau dirimu, mengerti?"
"semoga saja."
"mengerti tidak, layla?"
"iya paham. Tapi tidak benar jika kamu menjauhi suamimu."
"siapa yang mengatakan aku menjauh darinya? Kamu sama sekali tidak perlu ikut campur dengan urusanku dan dia."
Mendengar perkataannya membuat Layla tersindir hingga akhirnya ia mengerutkan alisnya dengan sangat kesal ia mendorong Liana hingga membuat celah baginya untuk melarikan diri
"Layla, bukan itu maksudku."
Layla mengambil tas kecilnya ia merengut sangat kesal hingga membuat Roy penasaran dengan apa yang terjadi antara dia dan istrinya
"apa yang terjadi?"
"kak Roy, aku izin pulang duluan kak." Layla bergegas pergi membawa kekecewaanya
"mau aku antar?"
"tidak kak, antar saja istrimu jaga dia dengan baik."
Layla tidak tahu arah dan tujuan kemana dia harus pergi karena saat ini rumah hanyalah penjara baginya yang mampu membuatnya semakin terjatuh
"aku sangat lelah."
Sebuah motor hitam hampir saja menyerenpet seorang gadis yang sedang sangat pilu seseorang yang mengendarai motor itu langsung turun dari motornya ia langsung mendatangi gadis itu dengan ekspresi yang bersiap untuk mendamprat gadis itu
"aku minta maaf." Layla memohon ia membungkukkan tubuhnya yang terasa sangat lemas untuk memohon maaf kepadanya
"Layla?" amarah seketika hilang setelah melihat seorang gadis yang telah sangat ceroboh
Melihat seorang wanita dengan rambut cepak berdiri didepannya membuat bola mata Layla terbelalak kaget ia langsung menghapus airmatanya dan memasang tatapan ketakutan tubuhnya gemetaran
"layla, kamu gapapa?"
Liana merangkul tubuh Layla ia setengah memeluknya dan melihat siapa wanita yang hampir menabrak muridnya itu
"Emma?"
Mendengar Liana menyebut nama wanita tersebut membuat layla sontak terkejut ia hampir melepaskan pelukan Liana namun wanita itu semakin memeluk erat gadis yang jiwanya sedang sangat ketakutan
"Emma, maaf karena aku tidak bisa menjaganya dengan baik." Liana membungkuk meminta maaf atas kelalaiannya yang tak dapat menjaga Layla dengan baik
Emma menyeringai ia menatap Liana dengan tatapan tajam sontak tangannya mencengkram erat kerah baju Liana membuat Layla semakin ketakutan melihatnya
"aku minta maaf telah lalai." Sontak Liana memohon maaf kepada emma yang menatapnya dengan tatapan semakin emosi
Melihat Liana yang semakin tak berdaya membuat Layla berlutut meminta maaf
"tolong lepaskan, kumohon lepaskan dia. Aku akan mengganti motormu aku mohon." Layla semakin gemetar ketakutan membuat kedua wanita yang bersamanya sontak bingung melihat tubuh layla yang berguncang hebat
"layla, layla!"
Tubuh layla semakin bergetar hebat dengan perlahan ia pun dibawa kedalam mobil dan dibawa kerumah sakit.
*****
"dia mengalami shyok berat, dia sangat membutuhkan kenyamanan dan juga dukungan untuk melupakan sesuatu yang membuatnya menjadi sanat shyok."
"baik, terimakasih dok."
Dokter keluar dari ruangan pasien setelah mendengar pernyataan dari dokter, Liana terlihat sangat cemas mereka berdua duduk di bangku sama-sama melihat keadaan Layla yang tak sadarkan diri dengan jarum di punggung tangannya yang kecil
"kau terlihat seakan tak peduli sama sekali dengan keadaan dirinya, emma."
Emma tersenyum menyeringai ia tak dapat mengatakan apapun selain diam dan menatap tubuh layla yang semakin lemah diatas ranjang rumah sakit
Kringg.. kringg.. kring.. ponsel Liana terus saja bergetar membuat tatapan matanya semakin dalam kebimbangan
"pergilah, dia sangat membutuhkan dirimu."
"baiklah."
Liana menerima panggilan itu ia beranjak pergi keluar rumah sakit untuk menemui seseorang yang sedang sangat membutuhkannya
"Layla"
Emma mendekati layla yang terbaring lemah dengan jarum yang menusuk punggung tangan kecilnya cairan alkohol yang terus mengalir melalui tangan kecilnya perlahan Emma mengambil tangan kecil Layla
"bertahanlah, kumohon."
Emma menitihkan airmatanya di punggung tangan Layla ia terlihat sangat rapuh perlahan mengecup tangan Layla yang terasa dingin.
******
Seorang wanita dengan pakaian yang sangat seksi serta dandanannya yang terlihat sangat merah merona ia menunggu kehadiran Liana disana
"Liana" Ploy memeluk erat tubuhnya dengan erat ia menangis sesenggukan di dalam dekapan erat Liana
"sayang."
"kenapa kamu meninggalkan aku?" ploy menatap Liana dengan sangat sendu ia terus membelai wajah Liana dengan jari jemarinya membuat Liana tersenyum ia menggendong wanita yang terus menggodanya itu untuk masuk kedalam rumahnya
"apakah kamu mencintaiku, An?" tanya ploy yang kini telah terbaring diatas ranjang yang terasa sangat nyaman
Liana melepaskan pakaiannya ia mendekati ploy perlahan menindih tubuhnya dan bermain dengan setiap bagian tubuh ploy memberikannya kepuasan dengan jari jemari Liana
"akkhhh... aaakkhhh... henti—aaakhh..."
***
layla berada didalam toilet yang sangat kotor dan juga sangat gelap
"keluarkan aku darisini! Kumohon keluarkan aku!!"
Dari atas Layla ditumpahi seember air kotor hingga tubuhnya sangat basah
"tidak!!!"sontak Layla terbangun dari tidur panjangnya diatas ranjang ia bangun dengan cara yang tidak baik kepalanya terasa sangat pening dan bola matanya terasa sangat sakit membuatnya menangis
"layla"
Sontak emma mendekapnya ia terus menekan tombol meminta perawat untuk datang sementara menunggu perawat emma terus mendekap tubuh Layla
"tenanglah, nona." Sontak kedua perawat dengan satu orang dokter meminta Layla untuk tetap berbaring di atas ranjang mereka dengan sangat cekatan berhasil membuat Layla kembali terbaring untuk tetap tenang
"kamu tidak apa-apa, emma?" tanya seorang dokter dengan nama Seiran ia menepuk pundak Emma melihat kedalam eskrepsinya yang sangat cemas
"seiran, maukah kamu tetap disini menjaganya?"pinta Emma yang membuat Seiran setuju untuk memenuhi keinginannya
***
Ploy masih berada didalam kungkuhan Liana ia menikmati kepuasan nafsu dari Liana yang semakin menggila sementara waktu telah menunjukan pukul sepuluh malam tangannya mencengkram erat seprai yang dapat dikatakan sudah kusut desahan ploy selalu mengisi ruang telinga Liana melihat liana yang semakin menikmati permainan mereka membuat ploy tak kuasa untuk menghentikannya meskipun ia merasakan tubuhnya sudah sangat lelah
Sementara Emma melajukan motornya dengan kecepatan penuh ia berhenti tepat didepan rumah Layla ia bergegas masuk kedalam dengan cemas tangannya terus mengetuk pintu rumah layla ia mendapati rumahnya yang sangat gelap membuatnya segera masuk tanpa izin
"Emma?!!"
Bola mata Emma sontak terbelalak kaget setelah mendapati Rose yang sedang berhubungan intim dengan seorang laki-laki yang merupakan seorang suami dari sahabatnya
"Roy?!!"