Berresonansi dengan getaran yang dipancarkan bilah ulfberth, seluruh lengan dan torsoku kurasa mendapat dorongan kuat untuk menebaskan pedang dengan sekuat tenaga. Sensasinya bagaikan meledakan suatu energi yang entah datang darimana.
Bersama dengan tebasan yang kubuat menuju para monster, mataku dapat menangkap bagaimana ruang yang kutebas meninggalkan bekas aneh di udara. Seakan yang kurobek adalah udara itu sendiri. Kulihat pada tiap ruang udara yang terkena tebasannya, ruang hitam dengan bara api menyala meninggalkan jejaknya beberapa detik sebelum tertutup kembali.
Melihat dan merasakannya secara langsung, pedang yang dikatakan membentuk diri dalam pertarungan ini justru terasa sebagai pedang yang membentuk pertarungan yang dihadapinya. Begitu ganas dan tak mengenal lelah, aku pun berusaha menahan heran pada bagaimana kuatnya tiap tebasan yang terus menerus mampu kulancarkan pada tiap—tiap monster yang menerjang ke arahku.