Penebusanku!
Ujian ini akan menjadi penebusan terhadap segala kelalaian yang kulakukan di hari itu.
Karena itu, pertama aku harus bisa jadi seseorang yang tak membuat khawatir Ibu. Seorang pangeran yang sepantasnya untuk menggantikan tugasnya kelak.
Berdiri pun aku, mencuci mukaku dan merapikan diri untuk menemui tamu kerajaan selayaknya pangeran. Sampai pun aku di singgasana, dalam baju kerajaan rapi beserta Shamsir yang tersarung lengkap di pinggangku. Kusapa Ibu dengan mengangguk yangmana dibalasnya juga demikian. Begitu juga Kaheed yang berjaga di depan kami.
Menjaga kehormatan istana melalui tatakramaku, duduk pun aku di samping Ibu.
Beberapa waktu pun masuk utusan palsu yang membawa kotak kayu berisikan Vandal didalamnya. Ekspresi Kaheed secara sembunyi-sembunyi ku perhatikan.
Begitukah?