Begitu lebar monster bertubuh merah itu membuka rahang penuh taring. Bersama raung, menunjukan betapa dominan eksistensi mereka dibanding kami.
Lalu, diriku yang sedang dibawa diatas sadel kuda oleh Tuan Bertilak, kaku tak bisa bergerak masih tubuhku. Benta tipis panjang yang menembus lurus dada hingga jantungku masih dapat kurasa di sela tipis jaringan tubuhku. Pasti Tuan Bertilak takut lubang akan tertinggal bila menarik benda ini.
Sedang matahari yang kulihat masih menyingsing, terlihat sama seperti waktu aku tak sadarkan diri karena serangan sosok putih jangkung. Mungkinkah waktu masih tak lama berlalu?
"Tuan, berapa lama memangnya aku tak sadarkan diri?"
"Oh, maksudmu setelah serangan sosok putih jangkung itu? Tak lama, bahkan belum lewat beberapa jam dari saat itu."
"Lalu, monster-monster yang mengejar kita. Selama aku tak sadarkan diri apa yang sudah terjadi, Tuan? Apa mereka monster liar alam Alf?"