"Sekarang ... apa yang akan kau lakukan, pangeran?"
.
.
.
Membeku aku, tak bisa kumasukan ini bagaimana pun juga ke dalam otakku.
Fakta bahwa sejak awal Kaheed ikut andil dalam rencana serbuan para Vandal, dan bagaimana jelasnya ia memperlihatkan determinasi dengan mengambil nyawa Ibu dalam sekali tusuk.
Tak mungkin aku bisa menerima fakta ini begitu saja.
Apa ada alasan yang jelas bagi Kaheed untuk bersekutu dengan bangsa Vandal dan mengkhianati kami?
Apa seluruh waktu yang kami habiskan sejak dulu benar tak ada artinya bagi Kaheed yang paling dekat dengan kami?
Hal ini sungguh tak masuk akal untuk kuterima begitu saja sebagai kenyataan yang benar terjadi. Kecuali, ini hanyalah ilusi buatan untuk mengujiku semata. Ya, tentu itu jawabannya! Ilusi yang Tuan Bertilak ciptakan untuk menguji diriku seperti yang dia kehendaki sedari dulu. Meskipun, mendiang Ibu Nona Erina telah mengatakan kalau aku tak memerlukan ujian ini.
