Setelah melakukan transaksi pembayaran laptop lalu Kania dan Devan meninggalkan toko laptop itu. Kania dan kembali berkeliling di pusat perbelanjaan itu. Devan mengajak Kania membeli kebutuhan rumah tangga yang kebetulan hampir habis. Tanpa penolakan Kania mengikuti permintaan sang suami. Kania dan Devan masuk ke supermarket yang ada di dalam pusat perbelanjaan itu. Kania dan Devan kembali berkeliling di dalam supermarket mencari kebutuhan rumah tangga yang dibutuhkan oleh sepasang suami istri itu. Devan mendorong troli belanja mengikuti Kania yang melangkahkan kaki di depan dirinya sembari mengambil kebutuhan yang diperlukan saat ini.
"Apalagi Pak Devan?" tanya Kania.
"Saya rasa sudah cukup Kania. Apa kamu masih ada kebutuhan pribadi yang dibutuhkan Kania?" jawab Devan sembari melontarkan pertanyaan kepada sang istri.
Gelengan kepala ditujukan oleh Kania kepada sang suami. "Tidak ada Pak Devan. Kebutuhan pribadi Kania masih cukup untuk satu bulan Pak Devan."
"Iya Kania. Ayo.. Kita ke kasir." Devan mengajak sang istri ke kasir setelah semua kebutuhan rumah tangga mereka dibeli.
Devan dan Kania meninggalkan supermarket dan melangkahkan kaki berdampingan dengan sang istri. Suara kumandang adzan maghrib yang terdengar dari ponsel Kania seketika menghentikan langkah kaki Devan dan Kania sejenak. Devan dan Kania memutuskan untuk mencari mushola yang sekiranya berada di dalam pusat perbelanjaan yang Devan dan Kania kunjungi saat ini.
Seulas senyum manis nan hangat terukir di wajah Kania saat melihat terdapat sebuah mushola di dalam mall itu. Sontak Devan dan Kania melaksanakan sholat maghrib dengan menitipkan barang belanja merka kepada petugas yang berjaga di toilet premium yang berada di pusat perbelanjaan itu.
"Kania.. Kita sekalian makan malam di sini iya. Apa kamu mau Kania?" ucap Devan setelah mereka melaksanakan sholat maghrib.
"Saya mengikuti Pak Devan saja. Bukannya istri mengikuti apa yang dikatakan oleh sang suami asal hal itu positif?" balas Kania.
Devan mengusak gemas rambut sang istri. Kania tidak marah dengan apa yang dilakukan oleh sang suami. Senyuman manis terukir dari wajah cantik alami Kania kepada sang suami.
Devan masuk ke dalam sebuah restoran Jepang yang terdapat di pusat perbelanjaan itu. Tak lama kemudian Devan dan Kania memilih makanan setelah salah satu pelayan restoran menghampiri mereka. Pelayan yang telah mencatat pesanan Devan dan Kania lalu membacakan ulang pesanan Devan dan Kania.
Tanpa suara sama sekali Devan dan Kania menikmati hidangan makan malam yang telah disajikan oleh pelayan restoran itu. Devan memesan sushi, sedangkan Kania memesan ramen yang sangat disukai oleh dirinya. Ya. Walaupun Kania gadis kampung, namun Kania cukup mengenal ramen yang merupakan salah satu makanan berasal dari negeri Sakura itu.
***
Devan dan Kania kini telah berada di rumah kedua orang tua setelah singgah ke apartemen untuk menata barang belanja mereka. Devan dan Kania yang tiba tepat pukul delapan malam di rumah kedua orang tuanya lantas meminta maaf kepada ayah Damian dan mama Kayra karena dirinya terlambat pulang sehingga tidak ikut makan malam bersama mereka.
Ayah Damian dan mama Kayra mengangukan kepala dan dapat memahami pasangan pengantin baru itu.
"Bagaimana kuliah kamu hari ini Kania?" tanya Devan kepada sang istri setelah mereka berada di dalam kamar pribadi Devan.
"Alhamdulillah.. Lancar Pak Devan. Ada beberapa tugas yang harus saya kerjakan malam ini. Jadi saya akan tidur terlambat malam ini Pak Devan. Jika Pak Devan ingin beristirahat terlebih dahulu tidak apa-apa," jawab Kania.
"Saya akan menemani kamu mengerjakan tugas malam ini. Siapa tahu kamu akan membutuhkan bantuan saya," sambung Devan.
"Tapi Pak –" Kania tidak melanjutkan ucapannya karena telah dipotong oleh Devan.
"Saya tidak apa-apa menemani kamu, Kania. Saya juga akan memeriksa pekerjaan Kania," seru Devan.
Baiklah..
Kania menghela nafas berat dan memutuskan mengalah kepada sang suami daripada berdebat malam ini. Kania membuka buku kuliahnya lalu membuka laptop yang baru saja dibelikan oleh sang suami. Kania mengerjakan tugas dengan serius di samping sang suami.
Devan menatap sang istri yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya dengan lekat. Wajah cantik sang istri yang tertutup rambut panjang Kania yang tergerai indah menjadi pemandangan menakjubkan Devan malam ini. Wanita cantik dan sederhana itu benar-benar telah dapat mengalihkan dunia Devan sejak pertemuan pertama Devan dengan wanita cantik itu. Devan terus menatap ke arah sang istri yang sedang berkutat dengan laptopnya sembari membuka buku literasi saat ini.
Sementara itu, macbook yang biasa digunakan oleh Devan kini teronggok dengan mengenaskan di atas meja karena sang pemilik masih terbuai dengan sang istri.
Kania menghentikan aktivitasnya saat merasa Devan terus menatap ke arah dirinya saat ini. Kania menoleh ke arah sang suami yang masih menatap ke arah dirinya saat ini.
"Kenapa Pak Devan melihat Kania terus? Katanya Pak Devan mau memeriksa pekerjaan malam ini?" tanya Kania dengan menautkan kedua alis.
Devan terkesiap mendengar suara lembutabtang kini tidak asing di gendang telinganya. Devan menggaruk tengkuk yang tidak gatal saat tersadar dari lamunan lalu menatap ke arah sang istri dengan lekat.
"Iya Kania. Ini saya akan memeriksa pekerjaan," jawab Devan sembari meraih macbook yang teronggok dengan mengenaskan di atas meja saat ini.
Senyuman manis yang terukir di wajah sang istri seketika mendebarkan hati Devan. Senyuman manis itu selalu membuat kerja jantung dan hati Devan bekerja dua kali lebih cepat dari biasanya.
Hoaam..
Kania beberapa kali menguap saat rasa kantuk kini menyerang dirinya. Devan yang melihat hal itu mengulum senyuman. Wajah Kania tampak menggemaskan dbagi Devan.
Hoaam..
Kania kembali menguap saat rasa kantuk menyerang dan tidak dapat lagi ditahan oleh Kania. Devan merasa tidak enak melihat sang istri yang telah mengantuk itu.
"Kania.. Kalau kamu mengantuk tidur saja iya. Tugas kuliah kamu bisa dikerjakan besok setelah sholat subuh kan Kania," ucap Devan.
"Iya Pak Devan. Kania tidur dulu iya Pak Devan. Pak Devan jangan tidur terlalu larut malam," balas Kania llu beranjak dari duduknya menuju ke tempat tidur tidur tanpa menutup kembali laptopnya akibat rasa kantuk yang telah mendera Kania.
Tak lama kemudian, Kania memejamkan mata ke alam mimpi setelah membaringkan tubuh di atas tempat tidur. Devan melihat laptop Kania yang masih menyala dengan terang saat ini. Tampak tugas kuliah Kania itu baru dikerjakan oleh Kania setengah jalan. Devan melihat tugas kuliah yang dikerjakan oleh sang istri dan berusaha untuk memahami tugas yang baru saja dikerjakan oleh sang istri itu.
Setelah dapat memahami tugas yang sedang dikerjakan oleh sang istri lantas Devan mengambil laptop milik sang istri dan mulai mengerjakan tugas kuliah sang istri. Dengan telaten Devan mengerjakan tugas kuliah sang istri hingga selesai malam ini. Devan menutup laptop milik sang istri aku beranjak ke kamar mandi untuk membasih muka dan menggosok gigi karena Devan belum melakukan hal itu malam ini. Devan membaringkan diri di samping sang istri setelah keluar dari namae mandi.
Ya. Devan memutuskan untuk tidur dalam satu ranjang bersama dengan sang istri karena sang istri sempat marah kepada dirinya saat melihat Devan tidur di sofa kamar mereka. Devan perlahan memejamkan mata setelah membaca doa tidur.
"Selamat malam istriku."