"Saya terima nikah dan kawinnya Kania Arianti binti Dimas Saputra dengan mas kawin tersebut tunai."
Devan mengucapkan ijab qabul dalam satu tarikan nafas dan tegas.
Sah..
Sah..
Sah..
Suara saksi pernikahan Devan dan Kania menggema setelah ijab qabul itu selesai diucapkan oleh Devan. Orang tua Devan merasa bahagia dengan pernikahan Devan dan Kania. Ayah Daren dan mama Kayra mengucapkan rasa syukur atas pernikahan Devan dan Kania yang berlangsung dengan lancar pagi ini. Si manusia kutub itu akhirnya menikah.
Devan dan Kania menerima ucapan selamat dari para tamu undangan yang hadir pagi ini. Tamu undangan di pernikahan mereka hanya keluarga dekat dan sahabat mereka. Senyum manis terukir di wajah kedua mempelai itu. Walaupun ini bukan pernikahan impian Kania, namun Kania mencoba menerima dan menjalani semua jalan hidupnya dengan ikhlas. Apalagi keluarga sangat suami menerima Kania apa adanya dan sangat baik kepada Kania. Kania harus tahu diri. Itulah yang ada di dalam benak Kania saat ini.
"Selamat menempuh hidup baru manusia kutub. Aku bahagia akhirnya kamu melepas masa lajang," ucap Adi yang diundang oleh Devan di acara pernikahannya hari ini.
"Aamiin... Terima kasih bro. Semoga kamu cepat menyusul sama kekasih hati kamu," balas Devan.
"Aamiin... Banyak yang akan patah hati ini nanti kalau karyawan tahu kamu sudah menikah bro," seloroh Adi.
"Please.. Jangan kasih tahu siapapun tentang pernikahan aku. Ini permintaan khusus dari istri aku, Adi," pinta Devan.
"Iya bos. Siap," kelakar Adi.
Adi meninggalkan pasangan pengantin baru itu. Adi pergi, si biang kerok Samuel datang. Pasti rusuh ini.
"Selamat kakak aku tercinta.. Selamat menempuh hidup baru kak Devan dan kak Kania. Semoga langgeng dan banyak anak. Aamiin... Akhirnya kakak aku si manusia kutub sold out," ucao Samuel dengan sengaja meledek kakak tercintanya.
Nah kan..
Si biang kerok ini memulai aksinya meledek manusia kutub yang baru resmi menjadi suami dari Kania pagi ini.
"Aku bahagia kakak akhirnya menikah." Samuel sengaja menjeda ucapannya lalu beralih ke kakak iparnya yang sedang melihat percakapan kakak dan adik itu. "Terima kasih iya kakak ipar sudah meluluhkan hati manusia kutub. Kalau manusia kutub ini menyakiti hati kakak ipar, kakak ipar jangan segan untuk bilang sama aku iya. Jangan bilang sama mama. Mama pasti akan kepikiran nanti. "Samuel berucap sembari berbisik kepada Kania yang kini telah menjadi kakak iparnya itu.
"Iya Samuel. Insha Allah kakak kamu itu tidak akan pernah menyakiti kakak, Samuel. Kakak kamu itu orang yang baik Samuel," balas Kania
Samuel menautkan kedua alis mendengar ucapan kakak iparnya. "Kenapa kakak ipar memanggil kak Devan bukan mas atau babe? Kenapa kakak ipar memanggil kak Devan masih kakak atau nama?"
"Kakak ipar kamu masih malu memamnggil mas atau sayang di depan orang banyak Samuel. Maklum kita kan kenal belum lama dan langsung memutuskan untuk menikah Samuel," sahut Devan membantu sangat istri menjawab pertanyaan Samuel.
Ya. Devan dengan gerak cepat membantu sangat istri menjawab pertanyaan dari adik tercintanya itu saat melihat reaksi sang istri setelah mendengar pertanyaan dari Samuel. Apalagi sang istri menatap ke arah Devan dengan tatapan kebingungan.
Kania menghela nafas lega setelah Devan membantu menjawab pertanyaan adiknya itu. Sementara itu, Samuel menganggukan kepala memutuskan untuk percaya dengan apa yang diucapkan oleh kakaknya. Samuel tidak ingin berdebat dengan kakaknya di pernikahan kakaknya hari ini. Samuel meninggalkan kakak dan kakak iparnya setelah mengucapkan selamat kepada kakak dan kakak iparnya itu.
***
"Aku minta maaf iya Kania. Malam ini kita harus tidur satu kamar. Tapi aku janji tidak akan menyentuh kamu, Kania. Nanti akan ada banyak atau guling di tengah tabc memisahkan kita saat tidur," ucap Devan dengan penuh rasa bersalah setelah keluar dari dalam kamar mandi.
Kania mengulas enyuman manis yang selalu mampu menggetarkan hati Devan setiap melihat senyuman manis dari wanita cantik yang kini telah menjadi istrinya itu.
"Iya Pak. Tidak apa-apa Pak. Kania menegryi kok Pak. Ayah, papa dan mama melarang kita kembali ke apartemen dan meminta kita menginap disini sampai besok kan Pak. Kita lebih baik mengikuti permintaan ayah, papa dan mama Pak. Tidak baik melawan permintaan orang tua Pak Devan," balas Kania,
"Iya Kania. Terima kasih untuk pengertiannya iya Kania. Kitab turun ke bawah makan malam yuk." Devan mengajak Kania turun ke bawah setelah wanita cantik itu membalas ucapan sang suami.
Devan dan Kania melangkahkan kaki menuruni anak tangga menuju ke ruang makan dimana ayah, papa, mama dan Samuel kini telah menunggu mereka. Devan menarik kursi untuk duduk Kania lalu Devan duduk di samping sang istri setelah menarik kursi untuk dirinya sendiri.
Devan dan keluarga menikmati hidangan makan siang dengan suasana hening tanpa ada yang berani membuka suara, hanya dentingan sendok dan garpu di atas piring yang memecah keheningan disaat mereka mereka sedang berada di ruang makan menikmati makanan.
"Devan.. Kania.. Kalian menginap di sini satu minggu iya," ucao mama Kayra.
"Satu minggu ma?" Devan bertanya balik kepada mamanya.
Mama Kayra menganggukan kepala. "Iya sayang. Satu minggu iya sayang. Mama pengin bareng sama Kania lebih lama sayang. Mama kan pengin merasakan bagaimana rasanya punya anak perempuan sayang. Kania kan mama anggap seperti anak sendiri. Bukan sekedar menantu sayang."
Devan menoleh ke arah istrinya yang duduk di samping Devan saat ini. Kania menganggukan kepala sembari tersenyum dengan hangat kepada suaminya. Devan membalas senyuman istrinya lalu menganggukan kepala membalas isyarat yang diberikan oleh istrinya itu.
"Baiklah ma. Istri Devan setuju dengan permintaan mama, Devan juga setuju ma. Devan dan istri akan menginap disini satu minggu ma. Tapi Devan dan istri besok mulai bekerja ma. Istri Devan tidak ingin bulan madu ma. Istri Devan ingin masuk kuliah agar bisa lebih cepat menyelesaikan kuliahnya ma. Devan berharap ayah, papa dan mama mengerti dengan semua ini." Devan mencoba menjelaskan kepada orang tuanya tentang apa yang telah disepakati di antara dirinya dan Kania saat mereka berada di kamar setelah acara pernikahan Devan dan Kania yang tanpa adanya resepsi itu.
"Iya sayang. Ayah, papa dan mama mengerti dengan apa yang kamu katakan. Kami tidak akan mencampuri urusan rumah tangga kalian. Mama hanya minta kalian menginap selama satu minggu menemani mama di rumah ini. Apalagi adik kamu pasti kan akan kembali lagi keluar negeri sayang," balas mama Kayra.
"Siapa bang Samuel akan kembali keluar negeri ma? Samuel kan telah memutuskan kembali menetal di Indonesia, ma," sahut Samuel.
Duarrrr..
Semua orang yang sedang berada di ruang makan tercengang dengan apa yang diucapkan oleh Samuel. Tatapan yang sulit diartikan diarahkan mereka kepada Samuel yang sedang duduk dengan santai. Samuel menautkan kedua alisnya melihat sikap orang tua dan kakaknya saat ini.
"Kalian kenapa sih pada melihat aku seperti itu? Memangnya ada yang aneh dan salah dengan apa yang aku ucapkan tadi?" tanya Samuel.
"Apa kamu serius akan kembali menatap di Indonesia, Samuel?" bukan menjawab pertanyaan Samuel, mama nayea memutuskan bertanya balik kepada Samuel putranya bersama dengan Damian.
"Iya ma. Samuel ingin mencari istri wanita Indonesia yang cantik seperti istri kak Devan,"balas Samuel dengan nada santai.
Duarrrr..