Hatiku mungkin sangat jahat. Aku bahagia mendengar jika bukan Rayan yang terlibat kecelakan maut. Setelah dari rumah sakit, kami pergi ke rumah Kak Nadia lagi.
"Atuh, kemana ya si Rayan teh," tanya Kak Nadia.
Kembali, dihubungi Rayan. Namun, lagi-lagi, tidak ada jawaban. Aku meminta kepada Dinda untuk tidak melaporkannya kepada Hilmi.
"Dinda, jangan bilang sama Papah ya!"
"Iya Mah, Dinda tau sikap Papah bakalan kaya gimana kalau Dinda sampe ngadu," ucap Dinda yang sangat memahami situasi.
Aku menghubungi Amel yang ada di Jakarta. Menyuruh Amel untuk mencari Rayan, "Sayang, tolong cariin Rayan ya. Tapi, jangan bilang Papah kamu."
"Kenapa Papah gak boleh tau?" tanya Amel.
"Kamu kan tau, Papah segalak apa. Jadi, kamu jangan bilang sama Papah ya," tuturku.
"Gak janji ya Mah," ucap Amel. Lalu menutup panggilan.
Hilmi menghubungiku berkali-kali. Aku sengaja tidak mengangkatnya sebelum mengetahui kabar dari Rayan.