"Apa Kak Ani? Aku masih mampu kok membayar biaya rumah sakit Ibu," kata ayah Rayan tersebut.
"Gak ada salahnya kan kita minta bantuan Kak Ani. Kak Ani juga kan anaknya Ibu," ucap Dina.
Hilmi lepas kendali. Ia memaki Dina, "kenapa kamu kekeh sih? Aku mau uang aku tetep utuh? Dasar cewek kampung, mata duitan!"
"Apa Pah? Kamu bilang aku mata duitan?" Dina mematikan ponsel. Ia menangis oleh kata-kata yang Hilmi lontarkan. Padahal, Dina sangat tulus menjaga mertuanya.
"Hilmi, aku ingin kita pisah. Maaf jika selama ini aku merepotkanmu. Maaf jika aku telah menjadi bebanmu." Dina mengirimi suaminya pesan.
Hilmi yang sedang tertekan oleh pekerjaan, semakin gelisah membaca pesan dari Dina. Sedangkan Dina, segera menghubungi kakak iparnya.
"Hallo Kak?" ucap Dina dengan suara yang bergetar.
"Kamu kenapa Din? Ibu baik-baik aja Kan?" tanya Ani.
"Ibu baik-baik aja Kak, Dina mau nitipin Ibu ke Kak Ani. Karena, Dina mau pulang ke kampung."