Chereads / Legenda Kutukan Rui [INDO) / Chapter 29 - Memang kenapa jika aku hanya seorang selir & anak seorang kriminal?

Chapter 29 - Memang kenapa jika aku hanya seorang selir & anak seorang kriminal?

Ketika petugas berteriak tentang selir Yao yang pingsan, dalam sekejab kehidupan di mata Ting Yan langsung kembali. Kekosongan dalam sorot matanya seolah kembali terisi oleh sosok Yao Xulin yang tiba-tiba berada di dalamnya. 

Ting Yan tidak menghiraukan cambukan yang mulai merobek kulitnya lagi melainkan ia hanya dapat memperhatikan Yao Xulin yang mulai di angkat untuk dibawa ke ruang kesehatan istana.

"A-Yao ... kenapa dia pingsan?" Batin Ting Yan. Ia penasaran dan menjadi kesal saat mengingat Xi Ji Lan yang mungkin memberikan hukuman berat untuk Yao Xulin juga sehingga Yao Xulin terkejut.

"Es sial itu. Apa dia benar-benar serius memberikan hukuman berat padanya?!"

Ting Yan menggertak giginya. Kedua tangannya kembali mengepal. Jika saja tidak diikat, ia sudah memukul wajah Xi Ji Lan. Tapi bahkan jika ia hendak memukulnya, Xi Ji Lan sudah tidak ada di tempatnya.

Amarah Ting Yan sedikit memuncak. Ia tidak masalah jika tidak diawasi dalam proses hukuman, tapi setelah dirinya seharusnya adalah proses hukuman untuk Yao Xulin. Namun keberadaan Xi Ji Lan justru tidak ada di tempatnya seolah ia benar-benar tidak peduli apakah Yao Xulin akan dihukum sampai mati atau tidak.

"Sialan!"

"Tuan Ting Yan ... maksudku, Tuan Tang Yi. Anda harus menahan ini sedikit lagi. Tolong redakan amarah anda jika tidak cambukan ini pasti akan membuat anda merasa sakit lagi" bisik sang petugas yang nampaknya salah paham dengan umpatan Ting Yan. Ia mengira jika Ting Yan tengah emosi karena hukuman yang diberikan padanya benar-benar berjumlah seribu cambukan.

Sedangkan Ting Yan tentu tak menghiraukan hal yang dikatakan petugas. Ia hanya tengah merasakan dirinya terbakar. Namun karena mengingat sesuatu, ia pun kembali meredakan amarahnya.

Ting Yan membuang nafas dengan kasar, "tentu saja. Bagaimana bisa rencana yang sudah kubangun sejak lama hancur hanya dalam sedetik?. Tidak akan" gumamnya.

***

Klinik kerajaan.

Setelah satu dupa berlalu, Yao Xulin akhirnya bangun dari pingsannya dengan kepalanya yang terasa masih pusing. Bahkan wajahnya kembali memucat saat ia mengingat hukuman cambuk untuk Ting Yan yang diluar nalar.

Tapi Yao Xulin tidak memikirkan hal itu lebih dalam. Ia hanya menebak jika Ting Yan mungkin seseorang yang telah berkultivasi sehingga memiliki tenaga dalam yang dapat ia gunakan untuk menahan sedikit cambukan itu.

"Meski begitu. Bukankah dia dapat mati?" lirih Yao Xulin. Suaranya masih bergetar meski rasa takutnya tak sebesar rasa takutnya akan kematian Xi Ji Lan di masa lalu, tapi tetap saja ia tidak dapat tahan jika Ting Yan benar-benar akan mati.

"Nona. Anda sudah sadar!, syukurlah!" Teriak Mei Lin yang sejak awal menjaga Yao Xulin di klinik kerajaan.

"Mei Lin?"

"Nona. Istirahatlah dulu. Anda pasti syok melihat hukuman tuan Tang Yi di halaman aula kesadaran diri tadi. Tapi nona tenang saja. Saya yakin hukuman nona tidak akan separah itu" hibur Mei Lin yang juga berfikir sama seperti kebanyakan orang tentang Yao Xulin yang pingsan karena syok. Mereka berfikir Yao Xulin jadi ketakutan dengan hukuman itu setelah melihat Ting Yan. Tapi, tak ada yang tau sebenarnya, jika Yao Xulin syok karena hukuman yang diberikan kepada Ting Yan sangatlah parah.

Yao Xulin tidak menjawab apapun. Meski hukumannya menjadi ringan sekalipun, itu tidak akan mengembalikan fakta jika Ting Yan telah menerima hukuman beratnya.

"Nona. Ada kabar baik lainnya lagi, apa anda mau mendengarnya?"

"Apa itu?"

"Hukuman anda telah diberi jarak oleh Yang Mulia. Jadi anda memiliki sedikit waktu untuk tidak memikirkan hukuman anda"

Yao Xulin mendengar hal itu dengan biasa saja, bahkan ia sedikit jengkel.

"Apa bedanya diberi waktu atau tidak, aku akan tetap dihukum. Dan ..."

"Dan Tang Yi telah menerima hukumannya" batin Yao Xulin melanjutkan kata-katanya dalam hati.

"Nona jangan murung seperti itu. Ini adalah kesempatan!. Yang Mulia Xi pasti memikirkan anda. Ia tidak mungkin akan memberikan hukuman berat, jadi ia memberikan jarak agar anda bisa memperbaiki kesalahan anda"

Yao Xulin menyeringitkan dahinya dengan bingung.

"Apa maksudmu?"

"Nona. Sadarlah sedikit. Yang Mulia ingin anda berbuat sesuatu agar hukuman anda bisa dicabut karena alasan itu"

"Maksudmu. Aku harus memperbaiki kesalahanku sehingga Yang Mulia akan mempertimbangkan lagi hukumannya karena aku telah berlaku baik?"

"Ya!. Kamu harus melakukan sesuatu untuk membuat hati Yang Mulia senang, Nona. Jika Yang Mulia senang, hukuman anda pasti akan dicabut oleh Yang Mulia"

Yao Xulin pun jadi berfikir. Apa yang dikatakan Mei Lin ada benarnya. Jika mengingat sikap Xi Ji Lan yang dingin dan tegas. Sudah pasti ia tidak akan menunjukan rasa kasihannya, tapi itu akan berbeda jika Yao Xulin melakukan sesuatu sehingga Xi Ji Lan dapat mencabut hukuman berat untuknya.

"Tidak ada ruginya jika aku lepas dari hukuman berat" fikir Yao Xulin. Ia pun mulai berfikir sedikit serius mencari cara untuk memperbaiki kesalahannya karena melanggar aturan istana. Ia harus melakukan hal baik sehingga pandangan orang-orang dalam istana tidak akan buruk lagi untuk mendukung dirinya masuk dalam hukuman.

"Mei Lin. Ayo kembali ke pavilium"

"Ya, Nona"

Sekembalinya ke pavilium Yue. Yao Xulin langsung meminta Mei Lin untuk mengambilkannya banyak gulungan tentang aturan dan hukum istana untuk ia pelajari. Bagaimanapun, Yao Xulin masihlah anak seorang menteri pertahanan dan mantan jendral kaisar Xi sebelumnya sehingga tidak seharusnya ia mempermalukan dirinya sendiri.

Bahkan saat ini Xi Ji Lan sebenarnya membantunya diam-diam. Tentu saja Yao Xulin tidak akan menolak bantuan itu. Ia akan membenarkan wajahnya. Ia tidak akan lagi bisa dihina hanya karena dirinya seorang selir yang tidak dipedulikan ataupun anak dari menteri pertahanan yang kini dicap sebagai kriminal negara dan pengkhianat kerajaan.

Sehari setelahnya - Aula kerajaan.

Suasana dalam ruangan aula seketika menjadi cukup ramai meski terlihat hening. Jajaran para menteri telah saling berbisik-bisik ketika Yao Xulin memasuki ruangan itu untuk berbicara pada kaisar.

"Yang Mulia Selir Yao memasuki ruangan!" teriak kasim yang biasa menyebut nama seseorang saat memasuki ruangan untuk memberikan informasi kehadirannya.

Pandangan Yao Xulin langsung tertuju pada Xi Ji Lan yang duduk di atas kursi raja.

Semua menteri saling berbisik-bisik ketika Yao Xulin berjalan di antara mereka. Sebagian besarnya adalah tentang Yao Xulin yang bahkan baru mereka lihat.

"Jadi itu selir Yang Mulia Xi?"

"Itu selir Yao?"

"Itu benar-benar selir Yao, anak dari menteri Yao?"

"Bagaimana bisa Yang Mulia menerima pernikahan dengan selir Yao?, bukankah itu agak ..."

"Lihat. Selir Yao memiliki aura seperti jendral Yao saat berjalan. Mereka benar-benar anak dan ayah!"

"Meski Yang Mulia menerima pernikahannyan dan membuatnya jadi selir, tapi ia tidak pernah menyatakannya secara resmi"

"Kau benar. Aku ragu itu selir Yao. Mungkin dia hanya dijadikan sebagai pelayan khusus Yang Mulia?"

Seperti yang Yao Xulin duga, jika kebanyakan menteri bahkan tidak mengetahui dirinya, meragukannya, dan tidak mengakuinya.

Tapi karena hal ini, Yao Xulin mendapatkan banyak celah untuk menyerang.

"Hormat, Yang Mulia" ucap Yao Xulin pada Xi Ji Lan.

Xi Ji Lan hanya memandang dingin dengan wajah tanpa ekspresinya seperti biasa sehingga para menteri semakin yakin jika Yao Xulin benar-benar tidak di anggap.

"Lihat. Yang Mulia bahkan bersikap begitu dingin"

"Kurasa Yang Mulia lebih menyukai anak jendral Ye. Meski ku akui dia tidak secantik anak jendral Yao"

Para menteri itu semakin berisik meski mereka hanya berbisik-bisik satu sama lain. Namun dengan jumlah mereka, tenti bisikan itu menjadi sebuah suara yang mengganggu.

"Diam!" Tukas Xi Ji Lan. Dan dalam sekejab semua menteri menjadi diam.

"Selir Yao. Apa kau memiliki kata-kata untukku sehingga harus datang secara pribadi padaku?" Tanya Xi Ji Lan secara formal meski ia sudah tau maksud kedatangan Yao Xulin padanya hari ini. Tentu saja ia ingin mendengar hal apa yang akan dilakukan Yao Xulin untuk memperbaiki kesalahannya di depan para menteri saat ini untuk menciptakan citra baiknya.

"Yang Mulia. Saya ingin meminta keadilan. Tolong cabut hukuman berat saya" ucap Yao Xulin tanpa basa basi sehingga semua menteri menjadi ramai kembali. Bahkan beberapa dari mereka dengan terang-terangan berbicara dengan berani karena berfikir Yao Xulin tidak memiliki pendukung siapapun di istana.

"Lancang sekali!. Yang Mulia, wanita ini-"

"Dia belum selesai bicara. Apa aku memintamu untuk bicara?" Sela Xi Ji Lan dengan dingin. Ia menatap tajam seorang menteri yang berani itu. Ia tau menteri itu cukup memiliki hubungan buruk dengan menteri pertahanan yang tak lain ayah dari Yao Xulin sendiri.

"Mohon ampun, Yang Mulia. Saya tidak berani. Saya hanya ingin memberitaunya tentang aturan di istana"

"Kena kau!" Yao Xulin pun dalam hatinya bersorak ria karena ia telah berhasil memasukan menteri istana itu kedalam rencana jebakannya.

"Aturan istana?. Katakan" ucap Xi Ji Lan yang kini membiarkan sang menteri berbicara.

"Seperti yang sudah diketahui. Selir Yao telah melanggar aturan istana sehingga ia harus mendapatkan hukuman berat yang sesuai, namun hari ini dengan berani selir Yao meminta keadilan atas kesalahannya sendiri. Seharusnya hal ini mendapatkan hukuman lagi"

"Kau benar. Seseorang yang berani meminta keadilan padahal dirinya dnegan jelas salah seharusnya mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi ..." jelas Xi Ji Lan dengan bijak mengikuti alur sehingga diam-diam sang menteri tersenyum seolah dirinya telah menang.

"Tapi. Menyela pembicaraan yang belum selesai juga sebuah aturan yang telah dilanggar" lanjut Xi Ji Lan sehingga senyuman di wajah sang menteri memudar perlahan.

"Kau berbicara tentang hukum. Tapi kau sendiri tidak mengetahui hukum dengan benar. Kau masih berani menyebut dirimu menteri hukum dan peradilan istana?" Tanya Xi Ji Lan. Ia benar-benar berbicara datar, namun penuh dengan tekanan yang membuat semua menteri berlutut menekan bumi dengan bergetar.

"Ampun, Yang Mulia. Saya kelepasan. Saya tidak sadar diri, tolong Yang Mulia hukum saya!"

Xi Ji Lan mengehela nafas pelan lalu melanjutkan kata-katanya untuk segera menyelesaikan kegiatannya hari ini.

"Berdiri dan dengarkan sampai selesai apa yang akan dikatakannya"

"Terimakasih, Yang Mulia"

"Lanjutkan" perintah Xi Ji Lan pada Yao Xulin.

"Seperti yang sebelumnya saya katakan. Yang Mulia. Saya ingin meminta keadilan. Tolong cabut hukuman berat saya ...." ulang Yao Xulin dan melanjutkan kata-katanya lagi.

"Seperti yang menteri Xiang katakan. Permintaan saya memang lancang. Tapi saya memiliki alasan ..."

"Alasan?" Gumam menteri Xiang.

Yao Xulin melirik sedikit sebelum ia melanjutkan kata-katanya.

"Yang Mulia. Jika berbicara aturan istana. Seharusnya saya tidak mendapatkannya karena saya bukanlah bagian dari istana ini" terang Yao Xulin.

Begitu Xi Ji Lan mendengarnya. Ia terkejut dengan tetap mempertahankan ekspresinya. Ternyata apa yang ia fikirkan tentang Yao Xulin cukup diluar dugaan.

"Apa maksudmu bukan bagian dari istana?"

"Yang Mulia. Anda belum mengumumkan secara resmi status saya sebagai selir kerajaan. Jadi, bagaimana bisa saya menerima hukuman istana ini?"