Chereads / Legenda Kutukan Rui [INDO) / Chapter 9 - Siapa Aku Bagimu?

Chapter 9 - Siapa Aku Bagimu?

Xi Ji Lan merasa aneh dengan tubuhnya yang terasa semakin panas ia pun bangun dan membuka matanya.

Awalnya Xi Ji Lan tengah berhalusinasi karena demamnya, namun saat ia lama menatapnya. Xi Ji Lan hanya terkejut dalam diam karena lagi-lagi saat ia membuka matanya, wajah Yao Xulin lah yang ia lihat.

Yao Xulin ikut ketiduran saat ia menunggu Xi Ji Lan bangun.

"Ke-kenapa dia disini?" Batin Xi Ji Lan. Tubuhnya ingin bangun namun rasanya sangat berat seperti gravitasi menariknya begitu kuat, namun bukan karena ia nyaman tidur dipangkuan Yao Xulin melainkan karena tubuhnya benar-benar terasa sulit ia gerakan karena demam yang menderanya. Bahkan kepalanya masih terasa pusing dan sama beratnya dengan tubuhnya.

"Sial. Kenapa semua tubuhku sangat berat?!" Batin Xi Ji Lan. Ia berusaha untuk bangun namun saat ia bergerak secara bersamaan Yao Xulin pun ikut terbangun. Seketika Xi Ji Lan justru pura-pura tidur begitu Yao Xulin membuka matanya.

"Lho. Yang Mulia masih tidur. Kukira sudah bangun ..." gumam Yao Xulin yang terjeda karena ia menguap, "aku juga ketiduran" lanjut Yao Xulin.

"Apakah sudah malam lagi?" Gumam Yao Xulin. Ia lalu melihat ke arah jendela yang terbuka.

Yao Xulin menghela nafas lega karena ternyata baru memasuki waktu sore hari.

Yao Xulin kembali memandang wajah Xi Ji Lan yang hanya berpura-pura tidur, setelah itu ia menunduk dan menyentuh dahi Xi Ji Lan dengan dahinya. Entah kenapa ia lebih senang mengecek suhu tubuh Xi Ji Lan dengan cara seperti itu daripada mengeceknya menggunakan telapak tangannya. Yao Xulin suka saat ia memandang wajah Xi Ji Lan dalam jarak sedekat ini.

"Masih panas ..."

"Ini tidak benar. Yang Mulia harus beristirahat di kamarnya" batin Yao Xulin.

Ia pun bangun perlahan lalu mencoba membangunkan Xi Ji Lan yang masih dalam mode pura-pura tidurnya. Bahkan jantung Xi ji Lan kembali berdetak begitu kencang sejak ia merasakan hembusan nafas Yao Xulin yang begitu panas di wajahnya saat Yao Xulin mengecek suhu tubuhnya. Hebatnya Xi Ji Lan masih mampu mempertahankan wajah dingin tanpa ekspresinya dan tubuhnya yang terlihat tenang seolah ia tertidur.

Melihat hal itu, Yao Xulin justru menjadi tidak tega untuk membangunkannya tapi ia tetap harus membangunkan Xi Ji Lan untuk meminta dirinya pindah ke kamar agar beristirahat lebih nyaman.

"Yang Mulia. Yang Mulia ..." panggil Yao Xulin dan tak lama untuk Xi Ji Lan membuka matanya meski kepalanya terasa pusing sehingga pandangannya menjadi buram saat melihat Yao Xulin.

"Kau ..."

"Yang Mulia. Anda sudah tertidur disini semalam dan belum minum obat. Ayo pergi ke kamar anda agar lebih nyaman beristirahat. Anda masih demam" jelas Yao Xulin sambil membantu Xi Ji Lan bangkit dari bangku besar tempatnya tertidur yang ukurannya sebenarnya cukup nyaman untuk seseorang tertidur.

Baru beberapa langkah, Xi Ji Lan sudah kehilangan keseimbangannya dan kembali terjatuh. Untungnya Yao Xulin disana sehingga ia dapat menangkap tubuh Xi Ji Lan yang seperti telah kehilangan tulang-tulangnya.

"Yang Mulia!"

Disaat yang bersamaan Ting Yan dan Kesatria Wen masuk, namun Ting Yan segera menarik dirinya keluar karena ia tidak bisa terlihat oleh Yao Xulin saat ini.

Kesatria Wen segera membantu Yao Xulin untuk menopang tubuh Xi Ji Lan.

"Yang Mulia, apa yang terjadi?" Tanya Kesatria Wen.

"Yang Mulia masih demam. Bantu aku bawa Yang Mulia ke kamarnya dan panggil tabib istana" ucap Yao Xulin.

***

Xi Ji Lan kembali tertidur pulas setelah ia meminum obatnya, sedangkan di ruangan itu sudah ada putri Xi Mian yang mendorong jauh Yao Xulin untuk berada di dekat kakaknya. Ia bahkan menyalahkan Yao Xulin karena sudah membuat Xi Ji Lan sakit.

"Kenapa kau bisa ada di istana?, keluar sana!" Tukas Xi Mian pada Yao Xulin dengan beraninya karena yang ia tau bahkan kakaknya tidak menyukai Yao Xulin sehingga ia menempatkan Yao Xulin di Manor Xi yang jauh.

Untuk saat ini Yao Xulin hanya mengikuti situasi. Ia tidak ingin membuat keributan dan mengganggu Xi Ji Lan istirahat sehingga Yao Xulin keluar dari kamar.

Datipada membuang waktu. Yao Xulin pergi ke ruang perpustakaan. Ia mungkin akan menemukan sesuatu tentang Ling Yuan yang sangat membuatnya penasaran saat ini karena wanita itu terdengar sangat dekat dengan Xi Ji Lan yang selalu mengigaukan namanya dua hari berturut-turut sehingga Yao Xulin menjadi kesal.

Menurut laporan yang sempat Yao Xulin baca, kejadian kebakaran itu terjadi lima tahun yang lalu. Kebakaran itu menelan korban cukup banyak pelayan di istana, terutama di pavilium Yue. Dan di pavilium itulah wanita bernama Ling Yuan juga meninggal dan menjadi abu.

"Dimana pavilium Yue?" Batin Yao Xulin sambil melihat-melihat sekitar istana yang rasanya buktu waktu tiga hari untuk dirinya selesai mengelilinginya. Ia bahkan masih belum menemukan ruang perpustakaan kerajaan.

"Kejadian kebakaran itu lima tahun yang lalu. Itu berarti umur Yang Mulia masihlah sekitar sembilan belas tahun" gumam Yao Xulin.

Ditengah perjalanan ia mencoba bertanya dengan pelayan tentang pavilium Yue dan sangat terkejut dibuatnya saat ia tau, jika Xi Ji Lan tengah merenovasi bangunan pavilium Yue untuk menjadi paviliumnya di istana.

Saat melihat bangunan. Yao Xulin masih mendapatkan beberapa tempat yang hancur dan terlihat hitam gosong setelah terlalap api. Yao Xulin begitu merinding saat membayangkannya. Ia bertanya-tanya, kenapa Xi Ji Lan merenovasi pavilium Yue untuknya?. Dan Yao Xulin pun baru sadar jika pavilium Yue sebenarnya pavilium yang sangat dekat dengan pavilium kaisar dibanding pavilium lain yang dibangun di luar komplek utama istana.

Ada rasa senang juga rasa kesal. Yao Xulin bersyukur karena paviliumnya yang lebih dekat dengan pavilium Xi Ji Lan, namun ia tidak memungkiri perasaan kesalnya karena bagaimanapun pavilium itu adalah tempat dimana wanita bernama Ling Yuan tewas dan bahkan namanya tidak dapat dilupakan oleh Xi Ji Lan sampai saat ini.

"Siapa Ling Yuan sebenarnya?,  hubungan apa yang dimilikinya dengan Xi Ji Lan?" Batin Yao Xulin. Ia masih berusaha mengontrol emosinya dan terus berfikir positif karena kejadian itu sudah terjadi cukup lama. Tapi Yao Xulin tetap bertanya-tanya.

"Siapa aku baginya?" Gumam Yao Xulin. Perasaan seseorang menjadi sangat kuat ketika menyangkut orang yang dicintainya. Saat ini pun Yao Xulin berfikir jika Ling Yuan adalah orang yang pernah dan masih dicintai oleh Xi Ji Lan.

Yao Xulin sekarang juga tak bisa menghindari pemikirannya tentang alasan Xi Ji Lan menerima pernikahannya dengan Yao Xulin yang menurutnya memang aneh, padahal seharusnya pernikahan ini menurut hukum harus dibatalkan setelah ayah Yao Xulin yang merupakan kepala menteri pertahanan diketahui telah korupsi.

Di sekitar taman pavilium Yue. Ting Yan terus memperhatikan Yao Xulin yang bereskpresi sedikit aneh seolah ia mengetahui sesuatu tentang kebakaran yang terjadi di istana dan pavilium Yue.

"Apakah dia mengetahui sesuatu?, wajahnya pucat melihat pavilum Yue" batin Ting Yan. Walaupun dirinya sendiri masih sedikit sulit dan terganggu saat melihat pavilium Yue karena ingatannya tentang Ling Yuan akan melintas.

Ting Yan bahkan saat ini menebak-nebak jika Xi Ji Lan tengah menyembunyikan sesuatu tentang Ling Yuan dan kebakaran itu yang kemungkinan memiliki hubungan dengan Yao Xulin. Bagaimanapun pernikahannya dengan Yao Xulin adalah hal yang aneh. Ting Yan yakin jika Xi Ji Lan menikahi putri menteri Yao itu karena ia tau jika Yao Xulin memiliki hubungan dengan kejadian tahun itu.

"Xi Ji Lan. Bukankah kau sudah berkata padaku jika kita akan menyelesaikan kasus ini bersama?, tapi nampaknya kau memiliki rahasia lain yang kau sembunyikan dariku" batin Ting Yan. Ia pun kembali mengikuti Yao Xulin. Ia juga menyamar menjadi kasim istana untuk menunjukan letak perpustakaan kerajaan. Dengan begitu ia akan tau siapa Yao Xulin yang nampaknya begitu dilindungi oleh Xi Ji Lan secara diam-diam itu.

"Yang Mulia, apakah anda mencari sesuatu?" Tanya Ting Yan pada Yao Xulin yang kali ini menyamar menjadi kepala penjaga perpustakaan.

Dan sesuai dugaannya jika Yao Xulin pasti akan mencari sesuatu secara pribadi karena ia menolak untuk dibantu.

"Terimakasih. Aku akan meminta bantuanmu jika aku perlu nanti"

"Baik, Yang Mulia. Silahkan" ucap Ting Yan dengan sopan. Ia mengikuti Yao Xulin diam-diam dengan menjaga jarak beberapa rak buku dari rak buku yang Yao Xulin hampiri.

"Itu adalah bagian arsip istana. Dia tidak akan bisa melihatnya" gumam Ting Yan. Namun Yao Xulin benar-benar wanita yang tidak takut badai. Ia secara hati-hati menyelinap masuk kebagian ruang dalam penyimpanan arsip rahasia istana.

Ting Yan kembali dibuat terkejut dengan tingkah Yao Xulin yang sangat berani itu. Ia tersenyum karena ingin menikmati hal menarik apa yang akan ia temukan kali ini.

Ting Yan pun ikut masuk. Sesungguhnya ia memiliki izin akses masuk kedalam ruang rahasia itu setelah Xi Ji Lan naik tahta. Jadi ia dapat dengan sedikit santai memasukinya dan mengikuti Yao Xulin dengan hati-hati.

"Arsip apa yang ia cari?" Batin Xi Ji Lan. Ia dengan cermat mengamati dan sedikit memancing dengan membuat sebuah gulungan arsip tentang kebakaran di pavilium Yue terjatuh sehingga Yao Xulin akan membacanya dan Ting Yang akan mengetahui apakah Yao Xulin memang memiliki hubungan atau tidak dengan kejadian itu.

Sayangnya, Yao Xulin tidak langsung membacanya karena yang dicari Yao Xulin saat ini adalah tentang data-data orang yang meninggal. Dan tentunya yang ia cari adalah data milik Ling Yuan yang sangat membuatnya bergejolak untuk mengetahui siapa wanita itu sebenarnya.

Setelah sejam mencari, Yao Xulin tidak menemukan satupun arsip yang terdapat nama Ling Yuan didalamnya.

"Apakah data milik Ling Yuan tidak ada disini?" Gumam Yao Xulin yang suaranya cukup terdengar jelas di telinga Ting Yan.

"Data Ling Yuan?!. Apa yang ia ketahui tentang Ling Yuan?!" Batin Ting Yan. Tentu saja ia tau jika data tentang Ling Yuan telah disembunyikan di ruang khusus milik Xi Ji Lan.

Karena ingin mengetahuinya. Ting Yan pun mengambil data milik Ling Yuan dan secara diam-diam meletakannya di ruang arsip.

"Ah. Ini dia!. Akhirnya ketemu" gumam Yao Xulin dengan bahagia. Dan ia pun tau siapa Ling Yuan dan hubungannya dengan Xi Ji Lan di masa lalu.

Yao Xulin hanya dapat menarik dua sudut birinya secara horizontal dan membuat bentuk senyuman datar lalu kembali bertanya.

"Xi Ji Lan. Kamu masih mencintai wanita ini?, lantas siapa aku bagimu saat ini?" Lirih Yao Xulin.