***
Yao Xulin tidak sabar membuka kotak-kotak makanan yang diberikan Xi Ji Lan padanya. Didalam sana hanya ada makanan ringan seperti kue bulan, jelly osmanthus, roti kukus manis, dan lainnya.
"Yang Mulia, apa anda ingin memakan ini semua?" Tanya Mei Lin.
Yao Xulin begitu semangat, perasaannya kini ikut sehangat musim semi.
"Ya" jawab Yao Xulin. Ia langsung mengambil kue bulan isi kacang merah kesukaannya.
"Kalau begitu, saya akan membuatkan teh untuk anda"
Setelah Mei Lin pergi untuk membuat teh, Yao Xulin melihat ada sesuatu di bawah tumpukan kue. Ia yak menyangka jika ada secarik kertas disana, namun bukan kertas untuk alas kue melainkan sebuah surat.
Yao Xulin kembali dibuat terkejut. Kali ini dirinya merasa akan melayang.
"Bagaimana bisa?!"
"Ini ... ini su-suratnya!. Untukku?" Gumam Yao Xulin.
Ketika hendak membuka surat itu. Ingatan masa lalu kembali datang padanya. Itu adalah sebuah kata-kata dari Xi Ji Lan untuknya setelah ia memanggil nama Xi Ji Lan yang menatapnya dengan begitu hangat dan dalam.
"Aku mendengar suaramu ... selamanya"
Yao Xulin sedikit meremas kertas. Suara serak Xi Ji Lan masih dapat ia ingat dengan jelas sebelum akhirnya ia tak lagi bersuara. Yao Xulin kini sudah tau jika di masa lalu ternyata Xi Ji Lan menerima dan membaca semua surat yang dikirim untuknya.
"Ia bahkan membaca suratku yang berisi kebencian" gumam Yao Xulin. Ia membayangkan bagaimana sakitnya hati Xi Ji Lan saat membaca setiap kata yang tak pantas yang ditulis olehnya.
Beralih dari mengingat masa lalu. Yao Xulin lebih memilih memikirkan pesan apa yang ingin disampaikan Xi Ji Lan padanya?, kenapa pesan itu ada dibalik kue seolah ia tidak ingin seorang pun tau jika ia memberikan pesan pada istrinya. Mungkin ia malu?, tapi jika mengingat Xi Ji Lan yang dingin seperti itu, Yao Xulin tidak yakin dengan alasan itu.
"Tapi ... aku bahkan belum memulai memberikan pesan kepadanya seperti dulu!" Ucap Yao Xulin. Ia baru ingat jika di masa lalu ia mulai membuat pesan untuk Xi Ji Lan diwaktu pernikahannya telah berlalu selama tiga bulan. Namun hari ini mereka bahkan baru menyelesaikan pernikahan, tapi Yao Xulin sudah mendapatkan pesan lebih duluan sebelum dirinya membuat pesan untuk Xi Ji Lan.
Yao Xulin penasaran dan langsung membuka pesan dari Xi Ji Lan.
Saat membaca setiap kata yang ada disana, Yao Xulin langsung dapat membaca perasaan yang teekandung didalamnya, terlepas dari pesan apa yang disampaikan. Kata-kata dari kepala dan kata-kata dari hati jelas snagat berbeda.
Yao Xulin menyukai seni, kaligrafi dan sastra, jadi ia langsung tau. Tulisan itu dipenuhi oleh perasaan takut namun juga keberanian.
Yao Xulin tersenyum. Ia bahagia saat membaca niat Xi Ji Lan yang mengatakan jika ia akan mengunjunginya seminggu lagi.
Pesan itu sangat singkat, namun hal itu begitu membuat Yao Xulin bahagia. Walau tidak tau alasannya dan kenapa hal yang terjadi saat ini sedikit berbeda dengan apa yang terjadi di masa lalu, tapi Yao Xulin tidak peduli. Ia hanya berharap jika Xi Ji Lan benar-benar akan datang sehingga Yao Xulin dengan riang membuat banyak persiapan untuk kedatangan Xi Ji Lan yang ia nanti.
Tapi sayang. Yao Xulin terlalu berharap sehingga ia harus kecewa saat yang datang bukanlah Xi Ji Lan, melainkan putri Xi Mian.
Apa yang terjadi di masa lalu kembali terulang. Yao Xulin mendapatkan penghinaan dan ejekan dari putri Xi Mian dan seorang selir kesayangan pangeran kedua yang cukup alrab dengan putri Xi Mian.
"Bibi, kuharap kau bisa memakluminya kan?. Kakak Xi sangat sibuk, jadi ia harus membuatku menggantikannya datang kesini untuk melihat kondisimu"
"Sayang sekali ya, padahal selir Yao sudah menyiapkan persiapan sebagus ini untuk Yang Mulia Xi"
"Saya mengerti kesibukan Yang Mulia Xi. Walau begitu, saya tetap senang karena kedatangan kalian. Saya harap kalian juga akan menyukai persiapan sederhana ini" timpal Yao Xulin. Ia harus bisa menekan rasa kecewanya. Lagipula seharusnya ia tidak berekspetasi tinggi dengan Xi Ji Lan yang dingin.
"Jika saja lokasi Manor Xi tidak sejauh ini, pasti kakak Xi akan berkunjung walau semenit saja. Sayang sekali lokasi tempat tinggalmu sangat jauh dari istana"
"Bibi, kau mungkin bisa tinggal di Manor Mian agar kakak bisa lebih mudah jika ingin bertemu denganmu"
"Aih, kau lupa?. Bagaimana bisa ia tinggal di kamarmu?. Yang Mulia Xi akan marah jika melihatnya harus berbagi kasurmu, dia pasti akan lebih nyaman di sini. Iya kan selir Yao?"
"Oh kau benar. Kakak Xi bisa marah padaku jika membiarkan 'istrinya' tidur di kasur yang sempit. Lagipula, bibi kan lebih biasa tidur di kasur yang mewah bukan?"
"Benar, benar. Selir Yao pasti terbiasa tidur di kasur besar yang empuk. Harganya sangat mahal, tapi aku yakin selir Yao mampu membelinya karena 'harta' milik keluarganya begitu banyak sampai-sampai kerajaan harus menyita sedikit hartanya untuk kepentingan rakyat"
Sindiran - sindiran itu masih sama seperti di masa lalu. Tentang ayah Yao Xulin yang korupsi, padahal ia termasuk orang yang dipercaya oleh kaisar sebagai menteri pertahanan.
Namun bagi Yao itu memanglah kenyataan yang harus ia terima, jadi ia hanya bisa tersenyum mendengar perkataan tajam putri Xi Mian dan selir pangeran kedua yang sangat jelas tidak menyukainya.
Setelah puas mengejek Yao Xulin, akhirnya keduanya pun pergi dari Manor Xi.
"Yang Mulia, apakah anda ingin istirahat?" Tanya Mei Lin pada Yao Xulin yang terlihat lelah.
Menahan sesuatu yang tidak disukai memang sangatlah melelahkan, namun itu lebih baik daripada ia meanggung penyesalan yang mengganggunya seumur hidup.
"Tidak. Aku ingin ke taman mencari udara segar. Udara disini sedikit kotor" ucap Yao Xulin sedikit kesal. Ia melenggang pergi tanpa ingin ditemani siapapun.
Kesal dan kecewa. Yao Xulin merasa sangat lelah hari ini. Padahal hal ini juga terjadi di kehidupannya yang sebelumnya, namun entah kenapa hari ini sangat membuatnya lelah sehingga Yao Xulin tanpa sadar tertidur di pavilun tengah taman belakang saat angin membelainya begitu lembut.
Matahari semakin dekat dengan peraduannya. Sore datang bersama malam dan membawa seseorang pergi ke sisi Yao Xulin.
Mei Lin saat itu hendak membangunkan Yao Xulin agar tidur didalam kamarnya, namun begitu matahari tenggelam sepenuhnya, Xi Ji Lan datang.
Mei Lin pun pergi dan membiarkan Xi Ji Lan menghampiri istrinya.
Xi Ji Lan memandang wajah tertidur Yao Xulin cukup lama sebelum akhirnya menggendong Yao Xulin kedalam kamar dan menidurkannya di kasur.
Yao Xulin begitu nyenyak tidur sampai-sampai tidak sadar jika Xi Ji Lan telah memindahkannya ke kasur.
"Aku telat lagi, maaf" gumam Xi Ji Lan dengan nada datar dan wajahnya yang etap dingin, namun perkataan itu tulus dari hatinya. Ia menyesal dan kecewa dengan dirinya sendiri. Xi Ji Lan berfikir jika Yao Xulin telah menunggunya begitu lama sampai ia tertidur diluar. Xi Ji Lan tidak tau dengan kedatangan dua orang sebelumnya.
"Xi Ji Lan, akhirnya kau datang!. Kau tau aku ingin berteriak padamu!. Adikmu dan selir pangeran kedua itu begitu tajam berkata-kata padaku. Mereka menghinaku!" Ucap Yao Xulin yang nampaknya mengigau. Alam bawah sadarnya melepaskan kekesalan Yao Xulin.
Awalnya Xi Ji Lan terkejut, namun ternyata Yao Xulin hanya bicara dalam tidurnya. Tapi tetap saja ia terkejut dengan pernyataan jika adiknya dan selir pangeran kedua datang menemuinya.
"Apakah itu mimpi atau nyata?" Gumam Xi Ji Lan penasaran, namun ia tidak melihatnya, jadi ia hanya menebak jika Yao Xulin hanya sedang bermimpi.
Xi Ji Lan memperhatikan seluruh kamar. Ia tengah memeriksa apakah ada sesuatu yang kurang di Manor Xi ini. Ia berjalan melihat-lihat, barangkali ada sesuatu yang dibutuhkan Yao Xulin. Namun langkahnya berhenti di depan sebuah lemari.
Xi Ji Lan melihat pakaian di dalam sana yang terlihat sederhana.
"Apa dia suka memakai pakaian yang pos seperti ini?" Batin Xi Ji Lan. Ia tidak tau jika lemari pakaian itu adalah lemari pakaian khusus yang biasa dipakai Yao Xulin untuk melakukan aktifitas didalam ruangan sehingga pakaian didalam sana sangat sedikit. Yao Xulin adalah orang yang suka aktifitas diluar jadi pakaian lainnya untuk keluar tentu lebih banyak.
"Pakaiannya sangat sedikit ..." gumam Xi Ji Lan. Ia pun berencana untuk mengirim pakaian seperti di lemari itu untuk Yao Xulin. Tanpa disadari, niat Xi Ji Lan sebenarnya menjadi bagus untuk membuat Yao Xulin lebih banyak beraktifitas di dalam daripada diluar karena bahaya yang mengintai dimanapun.
Xi Ji Lan kembali berkeliling lalu melihat lilin-lilin aroma. Semua lilin itu memiliki aroma bunga lavender. Ia lalu bertanya pada Mei Lin yang berjaga di depan.
"Kenapa ada banyak lilin aroma di dalam?" Tanya Xi Ji Lan. Wajahnya masih sama. Ia dingin dan kata-katanya datar kepada semua orang.
"Menjawab Yang Mulia. Nona Yao meminta lilin itu sejak pulang dari istana. Saya tidak tau alasannya, tapi nampaknya nona memiliki begitu banyak fikiran sehingga ia sulit tidur jika tanpa lilin aroma untuk menenangkannya" jelas Mei Lin.
Setelah mendapatkan jawaban itu Xi Ji Lan tidak berkomentar apa-apa. Ia lalu pergi lagi melihat Yao Xulin yang masih tertidur.
Wajah Yao Xulin memang terlihat lelah, fikir Xi Ji Lan.
"Setelah pulang dari istana, itu berarti setelah pernikahan"
Xi Ji Lan berfikir. Ia ingat saat Yao Xulin meminta tempat di istana, namun sayangnya ia tidak memenuhi keinginan Yao Xulin dan tetap membuatnya tinggal di Manor Xi yang jauh lebih nyaman. Tapi saat ini Xi Ji Lan kembali berfikir ulang.
"Apakah dia tidak suka tinggal disini dan benar-benar ingin tinggal di istana busuk itu?" Batinnya dilema. Ia tidak mau Yao Xulin tinggal disana. Tak ada yang tau, bahkan kedatangannya ke Manor Xi secara diam-diam. Xi Ji Lan juga hanya memakai pakaian yang sangat sederhana. Ia benar-benar tidak ingin membawa Yao Xulin ke masalah internal istana yang buruk saat ini.
Xi Ji Lan bersikap dingin dan mengabaikannya adalah cara Xi Ji Lan untuk melindungi Yao Xulin. Ia tidak ingin kejadian sama yang membuatnya sedikit trauma terulang.
Meski Yao Xulin bukan cinta pertamanya, namun Xi Ji Lan harus membuat dirinya lupa akan masa lalu dan mulai dengan cinta yang baru.