Pada Zaman beberapa generasi sebelumnya yaitu yaitu Nenek moyang dari keluarga Phoenix sendiri adalah generasi pertama yang berani menentang dan melawan Ras Demond yang saat itu sedang menjajah Ran Human. Mereka adalah orang yang memeliki sebuah ambisi untuk mengakhiri penindasan oleh ras Demond di negeri mereka.
Telah ratusan tahun berlalu sejak beberapa generasi sebelumnya, Ras Demond telah berhasil menguasai Negeri mereka dan memperlakukan mereka slayaknya budak dan barang dagangan, pada saat itu harga diri wanita hanya sebatas hidup saja, mereka takmemiliki kekuasaan apapun selain memohon kepada lelaki untuk menghidupi mereka, bahkan tak sedikit di antara mereka yang membunuh bahkan mengubur hidup-hidup anak merekayang terlahir sebagai perempuan.
Namun ketika saat itu ada 3 orang bersahabat bernama Phoenix, Shaman, dan Alcha. Mereka adalah 3 orang bersahabat sejak kecilyang tinggal di sebuah tempat kumuh di pinggiran kota, mereka sudah banyak menyaksikan penderitan para kaum Human sejak mereka masih kecil, bahkan orang tua mereka sering di siksa bahkan beberapa di antara mereka di pekerjakan di tempat pelacuran.
Karena saat itu mereka sedang dalam keadaan masih anak-anak dan belum memiliki kemampuan untuk melawan, orang tua mereka mengirim mereka ke sebuah pegunungan untuk menjauhkan mereka dari para Demond.
Tentu saja jika mereka masih anak-anak, mereka aka melakuka hal bodoh dan penuh riang karena mereka tak mengerti apa-apa, mereka hanya tahu tentang bermain dan bermain.
Sampai pada suatu waktu mereka telah menginjak usia dewasa, mereka bertemu seorang dari Ras Demon yang tengah terluka parah akibat pertempuran, Phoenix medekati orang itu dan menghampirinya kemudian memberikannya sebotol minuman.
Dari kejauhan Alcha berteriak memanggilnya untuk menjauhi orang tersebut karena orang itu adalah Ras Demon "Phoenix, hentikan itu, jangan dekati orang itu. Dia terlihat seperti orang-orang jahat itu" Teriak Alcha dari kejauhan.
Hati baik Phoenix tak tergoyahkan oleh perkataan dari Alcha "Tidak apa-apa kok tenang saja, paman ini terlihat seperti orang baik, bukankah kita harus menolong orang yangn sedang kesusahan" ujar Phoenix membalas perkataan dari Alcha "Wanita, kenapamereka selalu seperti itu, mereka mudah khawatir pada hal kecil" lanjut Phoenix bergumam dengan suara lirih kecil.
Sebagai orang yang paling dewasa di antara mereka, Shaman tersenyum dan mengelus rambut Alcha sembari berkata "Biarkan saja dia, bukankah kamu tahu sendiri seperti apa sifatnya" ujar Shaman menenangkan Alcha.
"Hoiiiiii...! , Alchaaaaaa....!, Shamaaannn...! Tolong bantu aku membawa paman ini ke rumah" Teriak Phoenix memanggil Alcha dan Shaman dari bawah tebing.
Tanpa menanyakan apapun,mereka harus mengikuti perkataan dari Phoenix. Mereka akhirnya membawa orang itu ke rumah mereka dan merawat orang itu sampai sembuh.
Setelah beberapa hari berlalu, akhirnya orang itu sadar dan terbangun dari tidur panjagnya setelah beberapa hari, namun sakit di pundak masih terasa akibat luka, setelah terbangun dari tempat tidurnya, orang itu meklihat seorang gadis remaja yang tertidur beberapa langkah di dekatnya, gadis muda itu tak lain dan tak bukan adalah Alcha.
Karena merasa terganggu dengan suara ranjang yang sedikit berisik karena sudah reot, Alcha terbangun dan melihat orang itu sudah tersadar, Alcha segera memanggil Poenix dan Shaman yang sedang membersihkan hasil buruan mereka untuk makan malam.
"Phoenix, Shaman,orang itu sudah sadar" ujar Alcha memanggil mereka berdua.
"Hoooohhhh" tanpa sepatah kata Shaman mengikutiPhoenix yang terlalu bersemangat ingin melihat orang itu.
"Bagaimana keadaan paman?" tanya Phoenix dengan girang.
"Apakah kalian yang menyelamatkanku dari jurang kematian?" jawab orang itu.
"benar sekali" jawab Phoenix.
"Kalian adalah seorang Human, bagaimana bisa kalian menyelamatkan aku yang merupakan serorang Ras Demon, seharusnya kalian tahu bahwa para Demon dan Human adalah musuh bebuyutan, terlebih lagi kami para Demon telah menghancurkan kalian" jawab orang itu memperjelas keadaan.
"Hooohhh, paman sudah bisa bicara berarti paman sudah sehat. Nama paman siapa?" tanya Phoenix.
"Hoi hoi hoi hoi hoi bocah, bagaimana bisa kalian akan melakukan kebodohan seperti ini dan mengabaikan perkataanku, aku adalah Ras Demon yang bias membunuh kalain kapan saja" lanjut orang itu dengan suara yang sedikit keras.
Dengan sedikit senyuman, Phoenix menyiapkan makanan untuk orang itu dan tak mengatakan apapun.
Karena merasa memang membutuhkan makanan tersebut, orang itu langsung menyantap dengan lahap karena sudah beberapa hari belum pernah ada makanan yang masuk ke dalam perutnya.
Setelah merasa bahwa perutnya sudah kenyang orang itu mulai sedikit memuka dirinya dan memperkenalkan dirinya.
"Terimakasih telah menolongku dan memberikan ku makanan, namaku adalah Hart" ujar orang itu lalu langsung menegak segelas minuman.
"Hart….?" tanya Alcha dengan sdikit kebingungan.
"Heeeeeeee...! Nama yang aneh, cuma itu saja?" sambung Shaman dengan sedikit heran.
"Ya, begitulah namaku, aku hanyalah seorang prajurit biasa, namun aku sedang di kejar oleh pasukan King Of Demon, yaitu Tuan Satan yang memerintah saat ini di Ibukota" lanjut orang itu menceritakan sedikit posisinya.
"Bagaimana bisa anda di buron oleh mereka, bukankah anda adalah Ras yang sama seperti mereka?" tanya Phoenix
"Itu karena aku suka menolong Ras Human, karena bagiku mereka para pribumi tak seharusya di perlakukan seperti ini. Baiklah, aku akan menceritakan sedikit kepada kalian sebagai rasa terimaksihku kepada kalian" Hart sedikit menceritakan beberapa hal tentang dirinya kepada mereka.
Hart menceritakan sedikit hal tentang dirinya pada mereka bertiga dan mulai terbawa suasana hingga akhirnya mereka mulai kagum terhadap Hart yang memihak pada Ras Human, namun sedikit penolakan dari Shaman karena dai sangat membenci Ras Demon melebihi apapun, kedua orang tuanya dan seluruh keluarhanya sudah di bunuh oleh pasukan Demon.
"hentikan semua omong kosong ini, aku tak akan pernah menerima dan percaya pada kalian, setelah kau sembuh total sebaiknya segera pergi dari sini atau akau akan membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri" ujar Shaman dengan nada yang sedikit marah.
"Hoiiii Shaman, jangan berkata begitu, bukankah paman ini sudah baik dan dia juga memihak pada Ras Human" Phoenix menegur Shaman yang sudah berkata berlebihan kepada Hart.
"benar kata Phoenix, tak seharusnya Shaman mengatakan seperti itu kepada paman Hart, semoga saja dai menjadi jembatan penghubung agar Ras Human dan Demon bisa hidup berdampingan di masa depan mendatang" tambah Alcha membela Phoenix.
"Itu hanyalah mimpi, mahluk jahanam dan sadis seperti mereka tak aka pernah mau berdamai dengan kita" jawab Shaman dengan tegas.
"Benar katanya, Demon King yang sekarang tidak akan mungin berdamai bahkan meskipun orang di sekelilignya berusaha membunuhnya. Itu sudah lumrah di kalangan mereka" ujar Hart membenarkan perkataan dari Shaman.
BERSAMBBUNG.....