Chereads / Prince Arslan / Chapter 31 - PERPISAHAN

Chapter 31 - PERPISAHAN

"Jadi bagaimana? Apakah Pama bisa melakukan ini. ?" tanya Phoenix dengan mata yang berbinar penuh harap di hadapan Hart.

Tiba-tiba Shaman datang menunduk dan meminta agar Hart mengajarkan mereka apa yang bisa di lakukan olehnya "Mohon ajarkan kami semua yang anda bisa, akan kami bayar dengan segala yang kami punya, jadi tolong"

"Baiklah akan ku ajarkan pada kalian meskipun pada akhirnya kalian akan menggunakan itu untuk membunuh ku" jawab Hart menyetujui permintaan mereka.

"Apa yang anda maksud?" tanya Alcha.

"Tidak ada, aku hanya berbicara sendiri" jawab Hart tampak menyembunyikan sesuatu.

Mereka yang sudah menerima jawaban seperti apa yang di inginkan kini sangat senang dan bersemangat, karena sebelumnya mereka hanya berencana tanpa mengetahui banyak hal, tapi kini mereka memiliki seseorang yang bisa membimbing mereka untuk menjadi lebih baik.

Hart juga sudah memutuskan itu karena ingin membalas jasa mereka karena telah menyalamatkan nyawanya, terlebih lagi tujuan mereka sama, yaitu membebaskan para Human dari penindasan yang di lakukan oleh para Demon.

Dalam hal ini, Hart bukan hanya ingin membantu mereka , melainkan ingin menyerahkan dan memberikan sebuah harapan pada mereka untuk mewujudkan impian mereka, terlebih lagi Hart memiliki banyak hal yang harus di ajarkan olehnya kepada mereka bertiga.

"Apakah ada di antara kalian yang bisa menggunakan skill khusus seperti beberapa skill dasar untuk memurnikan material.?" tanya Hart langsung pada mereka.

"Eh....? Kenapa tiba-tiba menanyakan hak itu?" Alcha sedikit kebingungan karena Hart tiba-tiba menanyakan soal skill kepada merek.

"Tentu saja aku akan mengajarkan kepada kalian tentang dasar menggunakan Skill yang paling penting, Skill dasar yang banyak di lupakan oleh kebanyakan orang" tambah Hart kepada mereka.

"Skill dasar?" mereka bertiga masih belum mengerti tentang apa yang di katakan oleh Hart.

"Hal yang wajar seperti itu pun tidak kalian ketahui, lalu bagaimana kalian akan mewujudkan impian kalian?" Hart mulai menjelaskan kepada mereka dengan rinci dan mudah di pahami, tentu saja dengan contoh dan praktikal yang tepat akan membuat mereka lebih mudah memahami hal tersebut.

Setelah mereka sedikit lebih mengerti tentang hal tersebut, Hart mulai memberikan pelajaran tambahan pada mereka berupa sebuh buku karangannya sendiri tentang teori pemurnian material dan cara mengkristalkan agar bisa di enchan, karena itu adalah tekhnik dasar untuk menjadi seorang Alchemis.

Singkat cerita, mereka telah belajar selama 3 tahun lamanya, mereka kini sudah menguasai beberapa hal yang sama namun memiliki sesuatu khusus yang sedikit berbeda.

Mereka saat ini sma-sama menguasai cara bertarung namun memiliki kemampuan yang berbeda, seperti Alcha yang lebih mahir dalam menggunakan busur panah, Phoenix lebih menguasai bertarung dengan tangan kosong dan chinkaku, sedangkan Shaman mendalami ilmu pedang.

Tepat pada tengah hari di tempat mereka, mereka yang sedang maka siang bersama-sama untuk merayakan keberhasilan dalam melakukan banyak hal, terutama Shaman yang sudah berhasil menguasai skill Alchemis secara sempurna.

Shaman bahkan kerap kali membuat sebuah anak panah yang sangat cocok di gunakan oleh dalam berbagai keadaan, bahkan kerja sama mereka di latih lebih baik untuk membuat mereka sebagai kelompok mematikan.

Saat itu Hart mengatakan kepada mereka bahwa Hart harus pergi demi kebaikan mereka, Hart tak memiliki apa-apa lagi untuk di ajarkan pada mereka, bahkan Hart mengaku jika kemampuan mereka sudah cukup untuk sebuah pertarungan, terutama bakat alami dari masing-masing mereka.

Hart juga mengatakan kepada mereka agar mereka tak termakan oleh amarah dan harus menerjang musuh mereka siapapun itu.

Mendengar hal itu, mereka sedikit bersedih karena setelah ini mereka harus berpisah dengan orang yang telah mengajarkan banyak hal kepada mereka.

"Aku sudah tak memiliki apa-apa lagi yang bisa ku ajarkan pada kalian, aku sudah memberikan segala yang aku punya, jadi aku sudah melunasi hutang ku kepada kalian secara total, jika kalian menuntut lebih dari ini, mungkin itu adalah nyawaku" ujar Hart sembari menyantap makanan dengan lahapnya.

"Aku tahu bahwa hari ini adalah akan tiba, hari dimana kita berpisah, jadi aku menyiapkan ini untuk kenangan agar nanti jika kita bertemu kau selalu mengingat kami" ujar Shaman dengan gaya nya yang tak pernah sopan pada Hart.

Shaman lalu memberikan sebuah hadiah di dalam sebuah kotak, namun tak di buka sehingga tak ada yang tahu apa isinya.

Hart tersenyum dengan ramah kepada mereka sambil berkata "Mungkin di pertemuan selanjutnya, kita akan bertemu sebagai musuh, karena dari awal aku hanyalah sebuah Pion yang akan di kendalikan orang lain, jika nanti saat itu tiba, jangan pernah ragu untuk membunuhku" ujar Hart dengan dengan tatapan serius kepada mereka sambil menunjukkan sebuah segel pengekang di tangan kanannya.

"Mirip seperti segel yang di tempelkan pada budak, kenapa itu bisa ada di tangan Paman" tanya Phoenix dengan penasaran.

"Seperti yang ku duga, kau mengetahui banyak hal. Tepat seperti yang kau katakan, ini adalah segera perbudakan untuk mengendalikan ku, ini tak akan pernah hilang selamanya sampai Tuan ku ataupun aku yang akan mati nantinya. Sudah tahun sejak aku meninggalkan Tuanku, jika lebih lama lagi, kemungkinan untuk membunuh kalian akan semakin meningkat. Karena setalah 3 tahun pemilik segel ini akan kembali kepada Tuannya, atau akan di kutuk menjadi Dark Demon yang akan memusnahkan banyak orang tanpa pandang bulu" Hart menjelaskan sedikit tentang keadaannya agar mereka bertiga tidak terlalu mengharapkannya lebih jauh lagi, Hart melakukan itu demi kebaikan mereka.

"Lalu apa yang akan kami lakukan setelah ini?" tanya Alcha.

"Jika kalian benar-benar ingin ikut dalam melawan pada Demon, pegilah ke utara. Di balik gunung itu ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan yang belum bisa di taklukkan oleh King of Demon, mereka memiliki pasukan yang kuat, jika kalian pergi ke sana dengan kemampuan kalian yang sekarang, aku yakin kalian akan di tempatkan di barisan terdepan pasukan mereka" Hart memberikan mereka sbuah petunjuk agar mereka menemukan jati diri mereka dengan mendatangi sebuah kerajaan.

Hart lalu memberikan kepada mereka sebuah surat yang entah apa isinya, yang pasti mereka di larang untuk membukanya "katakan bahwa kalian adalah utusan dari barat dan ingin bertemu dengan pemimpin mereka, setelah itu berikan kepadanya kertas ini agar kalian di sambut dengan baik oleh orang di sana" Tanpa menjelaskan lebih banyak hal, Hart menyelesaikan makannya dan pergi meninggalkan mereka tanpa mengatakan salam perpisahan apa pun. Baginya salam seperti itu hanyalah sebuah hanya akan membuat mereka sulit untuk berpisah.

Setelah Hart berjalan cukup jauh dan tak terlihat lagi, mereka juga segera bersiap untuk pergi ke tempat itu untuk memulai rencana mereka.

BERSAMBUNG....