Chereads / Hasrat Ceo Gila / Chapter 2 - Masih Perawan

Chapter 2 - Masih Perawan

Semakin tidak sabar. Tidak terkendali, membuat Rafa semakin menggila mulai menyentuh titik itu. Dimana pemiliknya terus mendesah dengan sentuhan memabukkan nan menggila ketika tangan itu bergerak aktip memutar di dalam intinya.

"Ugh…" suara rintihan, merasakan sakit ketika Rafa memasukkan kedua jari kedalamnya "Ah… sakit!" cicit Sera sambil menggigit bibir bawahnya.

Gadis itu nampak menahan rasa sakit, membuat Rafa mengerutkan dahi, mungkingkah?

Tidak ingin terlalu memikirkan, meski pun sebenarnya mulai merasa ada yang berbeda dengan sentuhan kedua jari tangan semakin bergerak masuk keluar. Sempit, tidak sama seperti  milik wanita pernah di tiduri sebelumnya.

"Akh…" suara desahan, semakin tidak tahan ingin memainkan bagian itu dengan bibirnya.

Tanpa berpikir panjang, dengan segera Rafa merubah posisi, semakin melebarkan posisi paha Sera, agar bisa melakukan permainan selanjutnya. Hal pertama kali Rafa lakukan, memainkan bagian inti seorang gadis menggunakan bibir dan lidah, karena biasanya wanita yang memainkan senjata pamungkasnya.

"Hah… ugh…" suara desahan, eragan, rintihan terus terdengar keluar dari dalam mulut Sera. Gadis itu nampak bergairah terus menikmati  permainan bibir semakin lama semakin membuatnya tidak tahan, ingin berteriak kencang ketika Rafa semakin dalam memainkannya.

Sera mengankat pinggulnya, tidak tahan dengan sengatan-sengatan listrik bermain di bagian intinya, semakin lama, semakin membuatnya tidak tahan.

"Tolong lakukan!  Aku semakin tidak tahan." Kata-kata itu keluar begitu saja dari dalam mulut Sera, membuat Rafa tersenyum kemenangan.

"Rupanya kamu sudah tidak tahan, ingin segera merasakan betapa dasyatnya senjataku ini. Baiklah, kita akan memulainya, aku jamin kamu tidak akan berhenti berteriak, merintih, hingga meminta hal lebih dariku."

Seringai kecil terukir di ujung bibir Rafa, merasa senang dengan keinginan gadis selama ini menjadi Obsesinya.

Sera membuka mata, mengankat wajah, secara perlahan menyandarkan kepala di sandaran ranjang, seolah ia menanti apa akan Rafa lakukan ke tahap selanjutnya. Alis nampak berkerut, terlihat samar, ia bisa mengenali wajah pemuda yang telah menyentuhnya saat ini.

"Rafa!!"

Mungkin sudah terlambat. Sera mengenali wajah pemuda itu. karena saat ini, ia bisa merasakan sesuatu mulai mendorong di bagian bawahnya, sesuatu nampak keras dan membesar.

"Aaa…" suara teriakan Sera ketika merasakan sesuatu, memaksa untuk masuk ke dalam intinya. Bahkan Sera sampai berpengan erat pada besi sandaran ranjang ketika benda itu mulai masuk, dan mengoyak bagian bawah. Sera mengankat wajah, menggigit bibir bawahnya, dengan kedua mata tertutup, terlihat dengan jelas, sebuah cairan bening menetes di sela matanya hingga terjatuh di atas ranjang.

Merasa kesusahan. Namun, tetap berusaha untuk menerobos masuk, membuat Rafa mengankat wajah menatap Sera. Rafa bisa melihat gadis itu meneteskan air mata. Tubuhnya bergetar, hingga ringgisan terdengar keluar dari dalam mulutnya.

"Kamu!!"

Rafa mulai sadar, gadis di gagahi saat ini, masih perawan, masih suci tidak tersentuh oleh pemuda mana pun. Membuat gairah dalam diri semakin membungcah ingin segera merapatkan penyatuan masih nampak setengah.

"Maafkan aku Sera," dorong Rafa, hingga penyatuan itu semakin sempurna.

"Aaa!!!" teriak Sera kembali, kali ini nada suaranya sedikit membesar, merasakan rasa sakit luar biasa di bagian intinya. Rafa benar-benar telah merampas hal berharga dalam dirinya, hal selama ini di jaga dengan baik. Kelak akan di jadikan kado istimewa  untuk suaminya seorang.

Namun, sepertinya takdir berkata lain. Apa yang telah di jaga dengan baik selama ini, di jamah begitu saja oleh pemuda sangat di benci.

Rafa mulai bergerak pelan, terus menatap wajah Sera nampak semakin kesakitan. Ia tau, melakukan penyatuan untuk pertama kalinya pasti akan membuatnya merasakan rasa sakit luar biasa. Namun, lambat laun rasa sakit itu akan berganti dengan rasa nikmat sulit di ungkapkan dengan sebuah kata-kata.

Wajah Sera mulai berubah, tadinya terus mengeluarkan suara ringgisan, kini berganti dengan suara desahan manja, semakin mendominasi pergerakan Rafa membuat hasrat itu kian membara.

Sera semakin larut dalam hasrat, gairah dalam dirinya memanas, seolah meminta sesuatu yang lebih dari pemuda yang telah menjamah tubuhnya saat ini. Napas tidak beraturan, desahan manja terus mengema dalam setiap sudut dalam kamar hotel, di gunakan keduanya memadu kasih.

Tidak lepas di bagian itu saja. Rasanya tidak akan puas jika hanya melakukan permainan itu-itu saja, membuat Rafa merubah posisi, agar kepuasan itu sama-sama keduanya dapat. Di tambah Sera membalas semua yang di lakukan pada tubuhnya, ikut aktip melampiaskan rasa semakin mengejolak dalam diri.

Rafa melakukan permainan yang akan membuat Tania terus merintih, bahkan, sangat di yakini jika wanita itu akan menagih suatu hari jika mengingat permainan panas telah berlanjut saat ini.

"Ugh…" suara Sera ketika kembali mendapat serangan dari belakang tubuhnya, kedua tangannya berpegan pada tiang ranjang, agar bisa menopang tubuhnya terus bergerak aktip ketika Rafa terus mendorong.

Hentakan demi hentakan Rafa lakukan, membuat wanitanya terus menjerit, merintih merasakan betapa indah surga dunia di rasakan untuk pertama kalinya.

Rafa telah membawa Sera ke suatu  tempat tidak pernah di rasakan sebelumnya, mendayung tanpa henti, untuk mendapat sebuah kata puas dalam percintaan di lakukan malam ini.

Rafa terus mengeroyok tubuh kecil itu, mengoyak bagian intinya, bergerak dengan  cepat, agar segera sampai pada puncak hasrat selama ini di idamkan. Obsesi ingin memiliki Sera telah di wujudkan. Dan itu membuat Rafa merasa bangga dengan pencapaian di raih saat ini.

Bukan Rafa Mahenra jika tidak memiliki apa telah di inginkan, meski gadis di gagahinya saat ini begitu sangat membencinya. Tidak perduli apa yang akan Sera katakan tentangnya, hanya satu yang pasti Sera telah menjadi miliknya! Seutuhnya, tidak ada yang bisa di pungkiri akan hal itu.

Cukup lama Rafa mengagahi tubuh Sera, hingga akhirnya ia telah sampai pada puncak hasrat. Merasakah sesuatu ingin keluar dari dalam tubuh, membuat Rafa segera melepas penyatuan, tidak ingin apa di lakukan membuahkan hasil. Mengingat Rafa melakukan penyatuan dengan Sera hanya sebatas Obsesi bukan karena cinta.

"Akh… akhirnya aku telah memilikimu Sera," ujar Rafa, berdiri di samping ranjang, terus menatap tubuh polos gadis baru saja di gagahi. Bisa di lihat bagian leher hingga bagian empuk itu nampak penuh dengan bekas tanda kepemilikan telah di buat.

Mungkin kali ini Rafa menjadi pemuda berensek! memilih untuk pergi meninggalkan Hotel. Sudah di pastikan Sera akan mengamuk besok pagi ketika melihat tubuh polosnya dan juga dirinya jika masih tinggal di dalam kamar hotel bersamanya.