Chereads / Hasrat Ceo Gila / Chapter 3 - Laki-laki Berengsek!

Chapter 3 - Laki-laki Berengsek!

Tepat pukul 08.00 pagi. Sera mengeliat bangun, membuka kedua mata secara perlahan dengan kedua tangan memijat pinggir kepala. Sera merasa kepalanya sangat pusing. Hingga sadar dimana ia berada saat ini.

"Mha! Apa yang terjadi?"  tersentak bangun, melihat sekeliling dalam ruangan kamar. Sera tau jika saat ini ia berada di dalam sebuah kamar hotel, untuk sesaat jantungnya berdegub kengcang seolah melakukan lari marathon, merasa sangat takut dengan apa yang telah terjadi padanya saat ini. Mengintip tubuh dari balik selimut, sesaat Sera meneteskan air mata ketika melihat tubuh polosnya "Hua…" berteriak histeris "Apa yang telah ku lakukan? Seseorang telah memperkosaku!" suara teriakan Sera mengema dalam sudut ruangan kamar.

Sera tidak berhenti berteriak, menangis sesegukan, terus mengumpat dan mencaci maki dirinya sendiri, karena telah melakukan satu hal yang telah membuatnya harus kehilangan Mahkota berharga dalam dirinya. Bahkan selimut dan juga bantal telah menjadi tempat pelampiasan gadis itu.

"Apa yang harus ku lakukan? Hiks… aku tidak tau siapa yang telah melakukan ini padaku! Tenang Sera," menenenangkang diri sendiri," Hah…"  menarik napas, menghelanya secara perlahan "Ingat secara perlahan, kamu pasti bisa tau dan bisa mengingat siapa pemuda semalam kamu temani di dalam hotel kamar ini."

Sera berusaha mengingat siapa pemuda semalam bersamanya di dalam kamar hotel. Mengingat secara perlahan, beruntung ia masih mengingat sedikit, hingga wajah Rafa teringat dengan jelas dalam benaknya, bahkan ia sampai menanyakan soal nama pemuda semalam bersamanya di dalam kamar hotel.

"Rafa!!!"

Sera nampak geram, tangannya mengepal di atas ranjang, ketika mengingat dengan jelas, jika pemuda gila itu telah melakukan hal ini kepadanya.

"Dasar berengsek! Tidak tau malu! Berani sekali memperkosaku!"

Sera tidak pernah menduga  pemuda sangat di benci olehnya, tega melakukan ini kepadanya. Memperkosanya tanpa berpikir apa yang akan terjadi kedepannya.

Jantung Sera bergemuruh, amarah dalam dirinya semakin terlihat, wajahnya memerah, sorot mata berapi-api, seolah ingin melenyapkan pemuda yang telah merenggut kesuciannya.

Sungguh tidak bermoral Rafa telah memperkosanya.

Sera merasa hancur sehancurnya, ketika melihat bercak darah di atas seprai. Darah segar telah mengering berbentuk bunga mawar di atas seprai warna putih membungkus kasur yang telah di gunakan semalam. Sera tidak pernah menduga di lakukan di klub malam,  telah membuat hal berharga dalam dirinya di renggut oleh pemuda sangat di benci! Minum-minum hingga setengah mabuk, hanya karena ingin menghibur diri setelah melihat kekasihnya berselingkuh dengan wanita lain.

"Hua… Hiks… kenapa ini harus terjadi kepadaku? Hiks… Kenapa?" teriak Sera kembali. Ia merasa jika dirinya seperti jalan di luar sana, telah memberikan tubuhnya pada pemuda tidak di kenal.

Meski pun Sera mengenal dengan baik pemuda yang telah memperkosanya. Namun, bagi Sera ia tidak pernah mengenal pemuda kurang waras seperti dirinya. Bukan tanpa alasan Sera melakukan hal itu. Karena selama mengenal Rafa, Sera hanya tau jika pemuda itu Gila dan kurang waras.

Tidak ingin larut dengan apa di alami saat ini, membuat gadis itu segera beranjak bangun. Meski merasakan rasa sakit luar biasa pada bagian intinya, menahannya jalan satu-satunya di lakukan. Ingin meminta tolong! Dengan siapa ia akan meminta tolong? Justru orang yang menolongnya pasti akan menertawakan, hingga mengatainya jalan!

Aku bukan wanita yang lemah aku kuat sangat kuat, batin Sera.

Beranjak turun dari ranjang, mulai melangkah dengan cara perlahan, memunguti semua pakaian berserahkan di lantai, lalu membawanya masuk ke dalam kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Sera memperhatikan tubuh polosnya, terlihat dengan jelas. Leher hingga bagian depannya penuh dengan tanda kepemilikan di buat oleh Rafa.

"Kurang ajar! Dasar berengsek! Rafa benar-benar kurang ajar!" kesal Sera mengepalkan kedua tangan di pinggir watafel.

Dengan segera Sera membersihkan tubuh agar aroma tubuh Rafa segera hilang. Sera sangat membenci aroma parfum maskulin melekat pada tubuhnya.

Di perusahaan IMANUEL GROUP.

Seorang pemuda tampan tidak berhenti tersenyum, menyandarkan bahu pada sandaran kursi kebesarannya, salah satu kakinya melipat. Terus mengukir senyuman di ujung bibir ketika mengingat apa yang telah di lakukan pada wanita selama ini telah menjadi Obsesinya.

Sera gadis cantik, sangat membenci dirinya. Rafa tidak pernah tau apa yang membuat Sera sangat membencinya. Mengingat mulai dari kuliah Rafa mengenal Sera hingga saat ini, sekali pun gadis itu tidak pernah meliriknya. Bahkan terang-terangan Sera mengatakan jika ia sangat membencinya.

Apa karena sikap Gila-ku? Atau dia tidak suka dengan sikapku suka bergonta-ganti wanita? Lain hari ini, lain besok, bahkan lusa juga lain, batin Rafa.

"Lepaskan aku!! Aku ingin menemui Bos kamu!"

Sebuah suara teriakan, terdengar berisik, bahkan seseorang berteriak di depan pintu ruangannya. Membuat perhatian Rafa teralihkan, memilih untuk melihat siapa yang telah membuat keributan di depan pintu ruangannya.

"Ada apa ini?"

Rafa melihat sekertarisnya dan juga Sera saling tari menarik. Sedikit mengerutkan dahi, seolah ia tidak mengenal siapa wanita yang telah bersama dengan sekertarisnya itu.

"Nona ini Pak, dia memaksa ingin masuk ke dalam ruangan anda, tanpa membuat janji terlebih dahulu," lapor wanita seksi itu, terlihat kesal, tidak suka dengan apa di lakukan Sera.

Rafa menatap datar, kearah Sera "Suruh dia masuk!" pinta Rafa dingin.

"Baik Pak."

Tanpa di persilahkan Sera bertonjak, langsung masuk ke dalam ruangan Rafa. Membuat wanita seksi yang tidak lain adalah sekertaris Rafa sekaligus teman bisa di ajak melakukan apa saja, bahkan di ajak tidur oleh Rafa dia mau, terlihat geram, tidak suka dengan kehadiran  Sera di perusahaan Rafa.

Plakk…

Satu tamparan mendarat di wajah tampan Rafa "Apa telah kamu lakukan?" nada suara meninggi "Kamu pikir kamu siapa!" menunjuk wajah Rafa, dengan sorot mata tajam, berapi-api.

Rafa tersenyum getir, menyentuh wajah, baru saja mendapat gamparan, bahkan pinggir bibirnya sobek, hingga mengeluarkan darah.

"Memang apa yang telah aku lakukan?" jawab Rafa santai,  memilih untuk duduk di sopa, menyandarkan bahu, dengan salah satu kaki di lipat ke samping, salah satu tangan masih menyentuh wajah, terasa perih akibat sentuhan calon wanitanya, hahaha.

"Jangan pura-pura lupa! Semalam kamu telah memperkosaku. Aku masih ingat ketika aku menyebut nama kamu," jelas Sera, terus mencoba mengingatkan agar pemuda di hadapannya mau mengaku dengan apa yang telah di lakukan semalam.

Tidak perlu bertanggun jawab, setidaknya mengakui apa telah di lakukan padaku semalam, dasar laki-laki berengsek tidak tau malu! Apa dia berpikir setelah mengakui, aku akan meminta pertanggun jawabannya? Jawabannya itu tidak akan pernah terjadi.