"Selamat pagi anak-anak," ucap ibu Rina kepada siswa dan siswi yang ada di hadapannya.
"Selamat pagi juga ibu cantikk," balas semua siswa dan siswi itu.
Mila yang masih berdiri di dekat pintu, sejenak memperhatikan satu persatu wajah dari orang-orang yang ada di hadapannya.
"Dari muka mereka sih sebagian baik-baik. Berarti gua aman, tapi ada juga yang engga berarti engga aman dong, duh Mila takut mamah," ucap batin Mila.
"Oh iya hari ini ada murid baru," ucap ibu Rina sembari melihat ke arah Mila yang kini sedang memperhatikan sekitar.
"Mila ayo sini nak," ucap ibu Rina kepada Mila.
Mila pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "Iya bu," balas Mila sembari berjalan menghampiri ibu Rani.
Mila pun berdiri tepat di samping ibu Rina dan juga tepat di depan papan tulis sehingga semua anak-anak kelas IPS 3 dapat melihatnya.
Mila gugup karena dia tidak suka kalau di lihat oleh semua orang. Bahkan kini tangannya sudah berkeringat dan jari jemari milih Mila kini sudah bertaut berusaha meredakan kegugupan.
Ibu Rina yang mengerti Mila sedang gugup pun mengusap pundak Mila perlahan, "Ayo perkenalkan diri kamu," ucap ibu Rina sembari tersenyum hangat.
Mila pun menganggukkan kepalanya dan mulai menatap ke arah siswa siswi yang akan menjadi teman satu kelasnya.
"Perkenalan nama saya Mila," sapa Mila sembari tersenyum ramah kepada semua orang.
Semua siswa siswi yang melihat kalau Mila adalah siswi yang ramah dan juga manis tersenyum hangat.
"Hallo Mila salam kenal dari kelas IPS 3," ucap semua siswa dan siswi dengan heboh secara bersamaan.
Mila yang melihat reaksi teman sekelasnya pun tersenyum hangat, "Ternyata mereka baik semua," ucap batin Mila.
"Yaudah kalau gitu Mila duduk di samping Cika yaa. Karena kebetulan Cika duduknya sendiri terus," ucap ibu Rina.
"Iyaa bu sendiri mulu kasihan hidupnya merana," seru seorang perempuan yang berada di bangku depan perempuan yang bernama Cika.
Cika yang di ledek oleh perempuan itu hanya mendengus sebal, "Kaya yang merana aja hidup lu," balas Cika.
Namun perempuan itu dan perempuan yang ada di sebelahnya pun justru tertawa melihat ekspresi wajah dari Cika.
Mila yang melihat itu tersenyum hangat, "Ternyata mereka temenan, tapi mereka juga cantik cantik banget," ucap batin Mila.
"Ayo Mila duduk di samping Cika," ucap ibu Rina menyadarkan Mila yang sedari tadi melihat interaksi antara Cika dan teman-temannya.
Mila pun menganggukkan kepalanya ke arah ibu Rina. Dan Mila mulai berjalan menuju bangku yang kini akan menjadi bangku miliknya.
"Hallo Mila," ucap Cika sembari tersenyum ramah.
Mila pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "Iyaa makasih ya Cika," balas Mila.
"Mila jangan malu-malu yaa sama kita," ucap perempuan yang tadi meledek Cika.
"Oh iya kenalin nama gua Sinta dan yang tadi berantem sama Cika itu Salwa," ucap perempuan yang teryata bernama Sinta.
"Iyaa panggil Salwa yaa. Pokoknya sekarang kita temanan," seru Salwa.
"Bohong Mila jangan mau temenan sama dia. Dia mah suka bikin malu," seru Cika kepada Mila.
"Eh eh udah udah jangan ribut gitu. Ada bu Rina, dan buat Mila maklum aja ya mereka berdua emang kaya kucing dan anjing," ucap perempuan yang ada di hadapannya.
Mila pun menganggukkan kepalanya, "Iya engga apa-apa mereka lucu kok," balas Mila sembari tersenyum kecil.
"Mila yang lebih lucu ya ampun kalau di lihat lihat si Mila tuh manis tahu," ucap Salwa.
"Iyaa pokoknya mereka engga boleh sampai tahu kalau ada si Mila. Bisa-bisanya digodain juga sama mereka," ucap Cika.
Mila yang mendengar ucapan Cika dan Salwa jadi mengernyitkan dahinya heran. Tapi dia tiba-tiba jadi ingat ucapan bapak satpam.
"Apa jangan-jangan cowo cowo yang suka nanyain ke bapak satpam ya. Ih ada ya cowo yang kaya gitu. Engga punya kerjaan banget sampai harus nyari cewe," ucap batin Mila.
Walaupun Mila sudah menebak siapa mereka yang dimaksud oleh Cika dan Salwa tetapi Mila tetap harus memastikan.
"Mereka?" tanya Mila penasaran.
Cika dan Salwa menganggukkan kepalanya. Namun baru saja mereka berdua akan menjawab tetapi ibu Rani lebih dulu berbicara.
"Okee Cika dan Salwa perkenalannya nanti dulu ya. Sekarang kita harus belajar," ucap ibu Rina.
Cika dan Salwa yang mendengar ucapan ibu Rani pun menganggukkan kepalanya, "Iya bu," balas mereka berdua secara bersamaan.
Ibu Rina pun segera memulai mata pelajaran yang dia ajar. Teman-teman sekelas Mila pun juga jadi sibuk memperhatikan ketika ibu Rina menjelaskan tentang materi yang sedang dia ajar.
Sampai akhirnya bel berbunyi. Yang menandakan pelajaran bu Rina telah usai dan pelajaran yang kedua akan segera di mulai.
"Karena bel sudah berbunyi berarti waktunya ibu undur diri. Untuk Sinta, Cika, dan Salwa tolong ajak Mila berkeliling ya setelah. Karena kebetulan banget pak Budi sedang ada urusan jadi beliau menitipkan materi yang hanya perlu kalian catat. Tapi ingat kalian harus mengerjakannya terlebih dahulu," ucap ibu Rina kepada Cika, Salwa, dan Sinta.
Mereka bertiga pun yang mendengar ucapan ibu Rina tersenyum senang. Begitupun dengan siswa dan siswi yang lainnya yang senang karena pak Budi tidak bisa mengajar.
"Baik Bu kami bertiga akan mengajak Mila berkeliling," ucap Cika dengan heboh.
"Iya Bu tenang aja aman sama kita," balas Salwa.
"Yaudah kalau gitu untuk Mila nanti kamu ambil buku dan seragam tambahan lainnya yang belum di ambil," ucap ibu Rina kepada Mila.
"Iya nanti Mila ambil Bu," balas Mila.
Lalu ibu Rani pun segera berjalan keluar dari kelas perwaliannya. Cika, Salwa, dan Sinta yang melihat ibu Rina yang telah meninggalkan kelas pun segera menatap satu sama lain termasuk Mila.
Mila pun jadi bingung karena di tatap oleh mereka, "Ini mereka mau bully gua karena gua jelek?" tanya batin Mila kepada dirinya sendiri.
Namun ternyata dugaan Mila salah mereka bukan akan membully Mila tetapi mereka bertiga akan berdebat.
"Pokoknya siapa yang duluan beres traktir makan di kantin," ucap Cika.
"Engga cuman makan pokoknya minum juga," seru Salwa.
"Jangan lupa traktir cokelat juga ya," ucap Sinta.
"Okee Mila lu juga pokoknya harus ikut," seru Sinta kepada Mila.
Salwa dan Cika pun menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan ucapan Sinta.
"Ah aku engga ikut dulu ya," balas Mila.
"Ihh harus ikut pokoknya," seru Cika dan Salwa.
Seruan Cika dan Salwa membuat Mila jadi mau tidak mau harus ikut karena Mila juga merasa tidak enak harus menolak keinginan mereka bertiga.
"Yaudah deh gua ikut," balas Mila.
"Nah karena Mila belum punya paket pelajaran pak Budi jadi lihat buku paket gua dulu," ucap Cika.
Mila pun menganggukkan kepalanya, "Iyaa makasih ya," balas Mila.
"Yaudah kalau gitu kita hitung ya," ucap Sinta.
"Bentar-bentar gua belum siap-siap," seru Salwa dan Cika.
"Yeu lama," balas Sinta.
Salwa dan Cika pun segera mengambil buku dan pulpen milik mereka masing-masing dari tas. Begitupun dengan Mila yang juga mengeluarkan buku dan pulpen.
"Okee karena udah siap jadi sekarang kita mulai. Gua mulai hitung ya," ucap Sinta.
"Iyaa," balas Cika dan Salwa.
"Satu."
"Dua."
"Tiga."