Chereads / Mila: Cinta dan Rahasia / Chapter 9 - Teman-teman Yang Perhatian

Chapter 9 - Teman-teman Yang Perhatian

Mila dan teman-temannya pun terus berjalan sampai akhirnya mereka tiba di sebuah taman yang dekat sekali dengan lapangan basket.

"Nah lu tunggu di sini aja. Kalau mau pulang kan deket banget ke gerbang," ucap Cika sembari melepaskan pegangan tangannya pas tangan Mila.

Mila pun melihat ke arah sekitar lalu kembali melihat ke arah teman-temannya.

"Tapi kan lapangan basket biasanya banyak orang. Gua engga mau nunggu di sini ah," balas Mila menolak.

"Tenang aja lapangan basket engga ada yang pake. Soalnya hari ini bukan jadwalnya anak-anak basket latihan," ucap Salwa.

"Iyaa bener anak basket latihannya besok yaitu hari kamis. Sekarang kan baru hari rabu, jadi di sini sepi," balas Salwa.

"Iyaa di sini sepi tapi tetap kelihatan orang-orang lewat. Soalnya dekat banget sama tempat parkir sama gerbang utama," balas Cika.

"Oh gitu yaudah deh gua tunggu di sini aja," balas Mila.

"Lagian kok lu bisa masuk hari rabu sih?" tanya Sinta.

Mila pun menggidikkan bahunya, "Gua juga engga tahu," balas Mila.

"Udah deh mau dia masuk kapan ge. Yang penting kita udah punya temen. Gua juga jadi engga sendiri lagi," ucap Cika.

"Iya deh iya yang engga sendiri lagi yang engga merana," balas Salwa.

"Iyaa dong. Lagian ya kalian itu suka banget biarin gua sendiri. Engga kasihan apa sama gua," ucap Cika.

"Engga. Kita mah engga kasihan sama lu," balas Salwa.

Cika yang mendengar balasan Salwa pun menatap tajam ke arah salwa. Dan Salwa pun menatap balik ke arah Cika dengan tatapan menantang.

"Udah udah jangan ribut," ucap Sinta kepada Cika dan Salwa.

Lalu Sinta menatap ke arah Mila. "Lu beneran mau nunggu sendirian di sini? Kita temenin aja ya Mil," ucap Sinta berusaha menyakinkan Mila.

Mila tentu saja dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Engga usah gua mau pulang sendiri," balas Mila sembari tersenyum manis.

Teman-teman Mila yang melihat itu pun menghela nafasnya, "Yaudah kalau gitu lu hati-hati ya. Jam 4 biasanya orang-orang udah pada pulang kok, jadi lu pulang jam 4 aja," ucap Salwa.

Mila menganggukkan kepalanya, "Iyaa gua pulang jam 4," balas Mila.

"Nanti kalau udah sampai rumah. Chat di grup ya," ucap Cika.

Mila lagi-lagi menganggukkan kepalanya, "Iyaa nanti gua kirim foto yang banyak deh," balas Mila berusaha meyakinkan teman-temannya kalau dia tidak masalah kalau harus pulang sendiri.

"Yaudah kalau gitu kita pulang dulu. Dadah Mila manis semanis dalgona coffe yang dulu pernah viral," ucap Salwa.

Mila yang mendengar ucapan Salwa pun tertawa kecil. Sedangkan Cika yang mendengar itu memukul pelan bagian belakang pundak Salwa.

"Lebay lu," seru Cika.

Salwa yang di pukul pun dengan cepat menatap tajam ke arah Cika, "Dih sirik ya mbak," balas Salwa.

Sinta yang melihat pertanda kalau teman yang seperti kucing dan anjing akan kembali bertengkar pun segera berjalan meninggalkan mereka.

Tentunya terlebih dahulu Sinta memberi kode kepada Mila kalau dia pulang duluan. Dan tentu saja Mila menganggukkan kepalanya sembari melambaikan tangannya ke arah Sinta.

Mila yang melihat kalau Cika dan Salwa masih berdebat pun menggelengkan kepalanya heran, "Kalian engga mau pulang? Itu Sinta udah jalan duluan," ucap Mila.

Mendengar ucapan Mila. Salwa dan Cika otomatis melihat ke arah Sinta yang memang sudah berjalan cukup jauh.

"Sinta. Tungguin kita berdua dong jangan di tinggalin," teriak Cika.

"Ya lagian lu berdua ribut mulu," balas Sinta dengan nada suara yang tinggi.

Cika dan Salwa pun mendengus sebal. Lalu mereka pun melihat ke arah Mila secara bersamaan.

"Mila gua pulang duluan ya. Dadahh," ucap Cika.

"Iya gua juga duluan ya. Dadah," ucap Salwa.

Tanpa menunggu jawaban dari Mila. Cika dan Salwa segera berlari meninggalkan Mila sendirian di taman dekat lapangan basket.

Mila yang melihat teman-teman barunya pun tersenyum kecil, "Ada ada mereka itu," ucap Mila dengan nada suata yang sangat pelan.

Mila pun berjalan menuju tempat duduk yang tidak jauh dari posisinya. Sebelum duduk Mila terlebih dahulu melihat keadaan sekitar yang berangsur-angsur menjadi sepi.

Mila pun duduk dan menghela nafasnya panjang. Mila lalu melihat ke arah sekitar memperhatikan setiap orang yang berjalan berlalu lalang.

Namun setelah beberapa menit melihat ke arah sekitar tiba-tiba saja handphone miliknya bergetar pertanda ada notifikasi pesan yang masuk ke dalam handphonenya.

Mila dengan cepat membuka handphonenya. Setelah membuka Mila langsung tersenyum kecil ketika melihat pesan dari grup yang di buat oleh teman-teman barunya.

["Mila udah masih di taman?"] tanya Cika.

["Ya masih lah. Baru juga beberapa menit kita ninggalin si Mila,"] balas Salwa.

["Ya kan gua khawatir sama temen gua,"] ucap Cika.

["Udah udah nanti juga Mila kirim foto kalau dia udah ada di rumahnya,"] ucap Sinta.

"Ternyata pilihan gua masuk sekolah ke sini, dan pilihan gua masuk jurusan IPS ternyata engga salah. Karena gua punya temen-temen yang super baik banget sama gua. Gua berharap semoga mereka terus baik sama gua," ucap Mila sembari melihat handphone miliknya.

Mila pun segera mengetikkan balasan untuk teman-temannya di grup salah satu aplikasi.

["Gua masih ada di taman. Lagi lihatin orang-orang lewat,"] balas Mila.

["Dih lu ngapain lihatin orang-orang lewat. Pulang sekarang udah jam 4 lewat ini,"] seru Cika.

Mila yang membawa pesan dari Cika pun tersenyum kecil. Dia pun lalu beranjak dari tempat duduknya dan perlahan berjalan meninggalkan taman.

Di tengah berjalan menuju tempat penitipan sepeda. Mila mengetikkan jarinya di handphone untuk membalas pesan dari Cika.

["Iyaa ini juga udah mau pulang kok. Lagi jalan ke tempat parkiran sepeda."]

Setelah pesan tersebut terkirim Mila memasukkan handphone miliknya ke dalam tas. Mila lalu mengambil sepeda miliknya yang sepertinya sangat kesepian.

Bagaimana tidak. Sepeda itu sendirian. Tidak ada yang menemaninya seperti pemiliknya. Mila pun mengelus sepeda itu perlahan.

"Kasihan kesepian ini sepeda kaya gua. Sabar ya soalnya gua juga sabat," ucap Mila sembari terus mengelus sepedanya.

"Eh apa sih kok jadi sedih gini. Udah ah mending pulang ke rumah. Terus mandi terus beli makanan deh," ucap Mila.

Mila pun segera melajukan sepedanya menuju gerbang. Namun selama menuju gerbang ternyata suasana sangat sepi.

Sama seperti ketika pagi tadi. Mila pun berhenti ketika sudah berada di depan pos satpam. Mila pun melihat ke arah dalam pos satpam karena tidak melihat bapak satpam yang tadi dia lihat ketika pagi.

Tapi ketika Mila sedang mencari bapak satpam. Ada seseorang yang tiba-tiba berada di depannya.

"Eh bapak satpam," sapa Mila.

"Loh neng kok masih di sini sih. Kok belum pulang?" tanya bapak satpam dengan ekspresi wajah penasaran.

"Ini mau pulang pak. Tapi berhenti dulu soalnya aku engga lihat bapak," balas Mila sembari tersenyum kecil.

"Aduh si neng ini ternyata nyari bapak baik banget, anak saya aja engga pernah nyari saya," ucap bapak satpam sembari tertawa kecil.

Mila yang mendengar ucapan bapak satpam pun tertawa, "Udah ah pak aku mau pulang dadah sampai ketemu besok," seru Mila.

Bapak satpam pun menganggukkan kepalanya, "Iya neng hati-hati ya di jalan," balas bapak satpam.

Mila pun hanya menganggukkan kepalanya dan segera melajukan sepedanya menuju rumah dengan kecepatan sedang.