Chereads / Mila: Cinta dan Rahasia / Chapter 7 - Mereka

Chapter 7 - Mereka

Setelah memakan semua makanan masing-masing. Salwa segera mengambil tangan Mila untuk digenggam.

Mila yang tangganya tiba-tiba digenggam pun dengan cepat melihat ke arah Salwa dengan tatapan mengisyaratkan ada apa.

"Lu engga tau kan siapa mereka?" tanya Salwa kepada Mila.

Mila tentu saja menggelengkan kepalanya, "Engga tahu lah. Kan gua baru aja masuk," balas Mila.

"Mereka itu kumpulan anak-anak cowo dari jurusan IPA. Sebenarnya dari jurusan IPS juga ada tapi dari jurusan IPS mah engga terlalu masalah," ucap Salwa.

"Iyaa yang jadi masalah itu kumpulan anak-anak cowo dari jurusan IPA itu pintar semua udah gitu ganteng," ungkap Cika.

"Nah karena pintar dan ganteng itu jadi mereka berbuat semaunya. Ya hampir sebagian cewe cewe di sekolah ini mau mau aja digituin sama mereka. Malah kayanya mereka bahagia sih. Kecuali kita ya. Lagian engga terlalu parah sih. Cuman godain godain aja," jelas Sinta.

"Engga terlalu parah gimana sih. Orang udah banyak korban cewe cewe yang sakit hati karena mereka," seru Salwa dengan nada suara yang terdengar kesal.

"Termasuk lu kan," ucap Cika kepada Salwa.

Salwa yang mendengar ucapan Cika pun mendengus sebal. Sedangkan Mila yang sedari tadi mendengarkan ucapan teman-temannya pun mendumel di dalam hati.

"Emang ya yang namanya pintar dan ganteng emang bisa semaunya," gerutu Mila di dalam hati.

"Pokoknya gua engga mau kalau Mila ketemu sama mereka. Apalagi Mila kan rada rada manis apalagi pas senyum. Pokoknya ya lu Mila engga boleh senyum di depan mereka," ucap Cika.

"Iyaa ini demi kesejahteraan lu oke. Supaya hati lu tetap aman. Engga baper kaya gua dulu sama si kampret," seru Salwa dengan menggebu-gebu.

Mila yang mendengar ucapan teman-temannya pun tentu saja menganggukkan kepalanya. Karena itu pun yang sangat di inginkan oleh Mila.

"Gua juga engga mau sampai mereka tahu. Dan lagi engga cuman mereka gua juga kalau bisa engga mau sampai satu sekolah tau gua ada," ucap Mila sembari tertawa kecil.

"Ish kalau satu sekolah pasti engga bisa. Tapi kita usahain untuk mereka engga tahu lu okee," balas Salwa.

Mila menganggukkan kepalanya, "Makasih ya kalian," ucap Mila sembari tersenyum manis.

"Tapi gua aneh deh sama lu. Kenapa engga mau sampai satu sekolah kenal lu sih," ungkap Cika.

"Gua engga mau dikenal sama orang lain. Cukup kalian aja. Soalnya gua pengen jadi murid yang biasa aja, dan lagi gua punya masalah. Tapi gua engga bisa cerita sekarang. Jadi tolong bantuin gua ya," balas Mila.

Cika, Salwa, dan Sinta yang mendengar itu pun menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Iyaa kita pasti bakal bantuin lu kok," ucap Cika.

"Iyaa soalnya kan lu temen kita mulai hari ini. Ya ga," tanya Salwa kepada Cika dan Sinta.

Cika dan Sinta pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil, "Iyaa dong. Makanya kalau udah siap cerita. Cerita aja oke sama kita," balas Sinta.

Mila yang mendengar ucapan teman-temannya pun tersenyum kecil, "Makasih ya kalian baik banget sama gua," ucap Mila.

"Lu ini ya bilang makasih mulu kaya mbak mbak penjual salad sayur tadi," seru Cika sembari tertawa kecil.

Lalu mereka pun berpelukan satu sama lain dan tertawa kecil bersama. Membuat Mila yang baru pertama kali mempunyai teman yang sepertinya tulus pun hatinya menjadi hangat.

Namun tidak lama setelah mereka berpelukan. Ucup yang tadi ingin berkenalan dengan Mila pun memisahkan Mereke berempat dengan cara menarik tubuh Salwa dan Cika bersamaan.

Membuat Salwa dan Cika menatap tajam ke arah Ucup, "Ihh lu ganggu kita aja dasar kurus kering kaya bambu," seru Cika.

"Ya lagian kalian pelukan engga ajak-ajak gua. Gua kan juga pengen ikutan," balas Ucup.

Balasan yang diberikan Ucup membuat Cika segera memukul bagian kepala Ucup dengan buku paket yang ada di meja.

Plakk.

"Aww," ringis Ucup kesakitan karena kepalanya baru saja di pukul oleh Cika.

Ucup langsung menatap ke arah Cika dengan tatapan meringis, "Lu jangan gitu dong. Kepala abang Ucup ini tersakiti. Kalau gua amnesia terus lupa sama neng Cika kan nanti neng Cika yang kangen sama Abang Ucup," balas Ucup sembari tersenyum menggoda.

"Eh kutu monyet. Jangan lebay deh. Mana bisa gua kangen sama lu," seru Cika dengan ekspresi wajah yang kesal.

"Yeuu biasa aja kali becanda doang. Lagian Abang Ucup kan juga ganteng jadi engga mau juga gua sama lu," balas Ucup.

Salwa dan Sinta yang sedari tadi melihat pertengkaran antara Cika dan Ucup pun hanya diam saja seolah hal itu adalah hal yang sudah biasa.

Namun Mila yang sedari tadi juga melihat ke arah Cika dan Ucup jadi memperhatikan Ucup ketika Ucup berkata kalau dirinya tampan.

"Si Ucup emang lumayan ganteng sih. Tapi kayanya nyebelin," ucap batin Mila.

Namun Ucup yang merasa kalau dirinya di perhatikan segitunya pun segera menatap ke arah Mila.

Ucup lalu menatap ke arah Mila dengan tatapan menggoda, "Hayo neng Mila ngapain lihatin Abang Ucup. Suka yaa," ucap Ucup kepada Mila.

Mila tentu saja menggelengkan kepalanya, "Engga suka. Lu nyebelin soalnya," balas Mila dengan sangat polos membuat semua Cika, Salwa, dan Sinta tertawa dengan kencang.

"Hahahaha syukurin. Lu emang nyebelin sih," seru Cika.

"Berisik lu Maemunah," balas Ucup sembari melihat ke arah Cika dengan tatapan sebal.

Lalu Ucup melihat ke arah Mila dengan seksama, "Neng Mila. Abang cuman nyebelin sama si Cika doang kok. Kalau sama kamu mah engga," ucap Ucup.

"Lu nyebelin ke Cika aja? Berarti lu suka sama dia ya?" tanya Mila.

Pertanyaan Mila membuat Ucup dan Cika terbelalak kaget, "Ih apa sih Mila," seru Cika.

"Ya abisnya si Ucup beda sih sama lu," balas Mila sembari tersenyum.

"Tuh kan kata gua juga apa si Ucup tuh suka sama lu Cika sampai si Mila yang baru masuk aja tahu," seru Salwa.

Ucup yang mendengar ucapan dan seruan Mila dan Salwa pun dengan cepat menjentikkan jarinya di hadapan Salwa dan Mila.

"Hey hey kok jadi pada sok tahu gini sih. Gua kan ke sini cuman mau kenalan sama Mila yang manis. Tapi berhubung si Mila udah tahu jadi gua cabut aja. Dadah jangan kangen ya sama gua," balas Ucup.

Lalu setelah Ucup selesai berbicara dia dengan cepat berjalan keluar dari kelas. Sedangkan Mila, Cika, Salwa, dan Sinta yang melihat Ucup telah pergi pun segera menatap kearah Cika.

"Tuh kan apa kata gua. Si Ucup itu suka sama lu susah sih di bilangin," ucap Salwa.

"Ya terus kalau suka gua harus apa? Gua kan engga suka sama dia," balas Cika.

"Iyaa juga si kalau engga suka susah. Tapi kok si Ucup keluar kan sebentar lagi istirahat selesai," tanya Mila dengan nada suara penasaran.

"Ohh si Ucup dia cabut soalnya selesai istirahat itu pelajaran sejarah," balas Sinta.

"Sejarah? Kenapa harus cabut?" tanya Mila.

Cika, Salwa, dan Sinta memandang satu sama lain dan masing-masing menghela nafasnya perlahan.

"Nanti juga lu tahu," balas Sinta.

Dan bel waktu pertanda istirahat telah selesai pun berbunyi. Salwa dan Sinta pun duduk dengan rapih di mejanya.

Karena guru yang mengajar pelajaran sejarah begitu tepat waktu. Selesai bel berbunyi , guru tersebut sudah ada di depan kelas sembari membawa beberapa buku yang sangat tebal.