Tinggal di satu atap yang sama bersama orang yang di suka itu sesuatu banget. Apalagi, kalau ternyata selama ini perasaanya terbalaskan.
"Gak kuliah?" Tanya Calvin yang mendekat ke arah cowo yang masih tertidur dalam selimut tebalnya.
"Kuliah"Sahutnya, suara bariton dengan nada bangun tidur. Niko laki-laki pertama yang berhasil merebut hati calvin walaupun mereka terjebak dalam hubungan yang rumit.
"Yaudah, sana mandi" Calvin membuka selimut yang menutupi wajah niko, menampilkan wajah sayunya yang masih setengah terbuka. Calvin mengecupkan bibirnya yang mendarat di bibir niko dengan singkat. " Morning kiss" Katanya, niko tersenyum tipis. Tanganya bergelayut manja mengalung di leher calvin lalu ikut membalas ciuman calvin yang hanya sepintas.
"Udah ah jangan di cium terus" Niko melepas rengkuhanya ia mulai beranjak dan terduduk di atas ranjang.
"Sekarang jam berapa?" Tanya niko.
"07.20 kamu ada kuliah pagi kan?" Niko mengangguk kecil.
"Mandi sana, atau mau aku mandiin?" Tawar calvin membuat niko berkelebat melotot tajam menatapnya.
"Ngaco" Katanya memukul bahu calvin pelan. Calvin menggeleng kepalanya.
Niko berjejak menuju kamar mandi sementara Calvin menyiapkan baju dan buku yang akan di bawanya nanti.
"Ayang" Teriak niko, calvin memutar bola matanya jengah.
"Apa?"
"Handuk dong. Aku lupa bawa" Kepala niko menyembul keluar dari bilik pintu kamar mandi.
"Kebiasaan" Calvin memberikan handuk berwarna abu-abu untuk niko. Niko mengambilnya dari tangan calvin sambil senyum-senyum ke arah calvin membuat pria di hadapanya itu memiliki pikiran yang aneh-aneh tentang niko.
"Jangan mancing" Calvin melirik tajam.
"Ayang mukanya serius banget sih" Ucap niko, ia menertawakan wajah serius calvin.
"Udah sana mandi! Nanti telat, pagi ini aku ada presentasi."
"Kiss" Niko memuncungkan bibirnya dengan wajahnya yang nampak basah karena air.
"Nanti aja" Niko berdecak," mau sekarang ayang" Ujarnya memaksa calvin memenuhi permintaanya.
"Habis mandi" Calvin ingin pergi namun tangannya di tahan oleh niko.
"Oke. Kalau lu gak mau cium gue, gue bakal—"
"Hmpht"
Belum selesai niko menyelesaikan ucapanya, calvin sudah berbalik badan menghadap niko. Tangan kekarnya langsung menyentuh leher niko dengan lembut kemudian mengangkat dagu niko, ia mencium bibirnya ganas walaupun sekilas
Niko menjulurkan lidahnya dan segera masuk menutup kembali pintu kamar mandi. Di samping itu calvin sudah selesai menyiapkan semuanya serta membereskan tempat tidur.
Niko keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang terlilit di pinggangnya. "Berangkat sama siapa?" Tanya niko, niko mulai memakai baju yang sudah di siapkan di atas kasurnya.
"Gak tau. Kayaknya sama kamu" Calvin menoleh, calvin berdiri di samping niko membantunya mengusap sisa air sehabis mandi.
Niko beroria," Kenapa mukanya di tekuk gitu? Jelek" Ucap calvin meledek.
"Gak berangkat sama keyla?" Tanya niko, karena biasanya setiap pagi berangkat ke kampus calvin selalu menjemput keyla. Keyla itu pacarnya calvin sekaligus sahabatnya niko.
Calvin menggelengkan kepalanya. " kenapa?" Tanya niko penasaran, walaupun sebenarnya dalam hati menumpuk rasa cemburu.
"Lagi mau sama kamu," Bisik calvin di telinga Niko. Bibirnya tertarik senyum lalu mengecup wajahnya lembut.
"Ayang bisa aja ih," Niko mencubit pinggang calvin, tak bisa menyembunyikan senyum kecil dari bibir mungilnya.
"Pipinya aku iket nanti," canda calvin mencubit pipi niko pelan.
Yang di cubit sok mengaduh sakit, tetapi tak ada niatan melepas tangan calvin yang mencubit gemas pipi berisinya. "Kamu ganteng" Kata niko membuat calvin tersipu.
"Kamu manis" Balas calvin.
"Manis doang?" Niko membersut melingkarkan dua tanganya di atas dada.
"Saking manisnya aku jadi suka" Jantung niko berdebar-debar hanya mendengar kata-kata sweet dari calvin. Niko bisa gila kalau terus-terus mendengar setiap detik kata-kata yang keluar dari mulut calvin.
"Pipinya merah tuh" ledek calvin, calvin menangkup wajah niko lembut membuat niko terdiam saat menatapnya" Kamu cowok. Tapi, kenapa gemesin sih! Hum?" Calvin menguyel-uyel pipi niko kemudian memberi tanda kiss di setiap titik.
"Ayang udah ih! Jangan ciuman terus.Bibir gue capek."
"Capek? Kan aku yang cium kamu tinggal nikmatin" Niko ingin berteriak sekarang!
"Hm. kapan berangkatnya coba?" sebenarnya niko suka. Soalnya calvin tak pernah bersikap begitu pada keyla yang catatanya adalah kekasih calvin. Kalau di tanya soal niko? Niko itu hanya bayang-bayang yang masuk ke dalam hubungan mereka berdua.
Satu hal penting! Calvin itu bukan gay. Tapi, biseksual. Orang dengan orientasi seksual yang memiliki ketertarikan terhadap cowok maupun cewek. Dan... bisa saja suatu saat calvin akan pergi meninggalkan Niko atau mungkin melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan calvin terhadap keyla.
"Iya niko sayang"
Calvin menggengam tangan niko dan melangkahkan kakinya pergi.
^^^
Sesampainya di kampus calvin mengantarkan niko terlebih dulu karena tempat gedung mereka berbeda. Calvin sendiri dari Fakultas kedokteran (FK) Ilmu bedah sementara Niko berada di Fakultas Ekonomi (FE) Akutansi.
Kenapa niko bisa mengenal calvin? Karena niko sudah memendam perasaanya terhadap calvin sejak 3 Tahun yang lalu sewaktu masih duduk di bangku SMA berhubung mereka memang satu sekolah.
Niko turun dari motor calvin kemudian melepaskan rachet helm. " Makasih" Ucap niko. Niko memincingkan kepalanya saat calvin juga ikut turun dari motornya.
"Kok turun? Gak langsung?" Tanya niko merasa heran.
"Mau antarin kamu sampe depan kelas" Jawabnya membuat niko cango.
"Lu mau ngantarin gue sampe depan kelas?" Calvin mengangguk lalu mencubit pelan pipinya, bibir niko terkatup.
"Lu gila?! Ntar kalau keyla curiga gimana?"
"Kok lu sih? Panggilan ayangnya mana?" Calvin cemberut sembari mendekatkan wajahnya, niko beringsut mendorong sedikit tubuh calvin.
"Gak ada ayang-ayangan. Jangan gini ah, di liat orang"Ucap niko risih karena sedari tadi di perhatikan oleh teman kampusnya.
"Calvin!" Berang niko tak suka, calvin membuang napasnya kasar.
"Aku cuma mau antar kamu aja. Setelah itu pergi" Jawab calvin. Iya niko juga tau kalau calvin cuma mengantarkanya tapi, niko itu sekelas sama keyla bahkan–
"Gak usah mikir yang gak, gak. Ayo!" Calvin menarik tangan niko, merasa tak peduli dengan tatapan mahasiswa lain.
"Calvin" Panggil niko, tangan calvin masih menariknya. Mereka berjalan di koridor kampus menuju ruangan niko yang berada di lantai dua.
"Gak suka di panggil calvin" Katanya, niko roll eyes.
"Nama lu kan calvin? Terus gue panggil apa? Jamal" Decit niko.
"Ayang" Jawab calvin sambil tersenyum menggoda. Untung aja nih koridor sepi coba kalau enggak? Gimana nasib niko!
"Vin gue serius, kita itu lagi di kampus bukan lagi berduan" Calvin mengangguk," Iya, aku tau. Emangnya salah?" Tanya calvin yang seharusnya gak perlu lagi di pertanyakan.
"Menurut lo?" Niko menepis genggaman calvin tetapi selalu di rengkuhnya kembali dalam genggaman tangannya.
"Panggil ayang" Niko menyebal karena calvin tak bisa membaca situasinya sekarang.
"Ayangg" Calvin tersenyum.
"Puass??" Calvin mengangguk kemudian mengacak rambut niko hingga berantakan membuat niko harus merapikanya kembali.
"Jangan di berantak—" Ucapan niko terhenti waktu mendengar suara cempreng milik keyla.
"Calvin?" Panggil keyla yang berhasil menarik atensi dari lelaki yang sedang berarah lawanan dengannya.
Niko sedikit menjauh dari calvin saat keyla menghampiri calvin. Gadis itu tersenyum manis di balas senyum oleh calvin.
"Selamat pagi" Sapa Calvin, calvin tersenyum dengan bibir tebalnya yang menawan.Senyuman yang hanya ingin niko saja yang melihatnya.
"Pagi calvin" Jawab keyla sembari menyelipkan anak rambut ke daun telinganya, bibirnya tersenyum tipis. Keyla beralih melihat niko yang sedang bersama kekasihnya.
"Niko? Pagi" Sapa keyla, niko mengangguk" Pagi juga key," Balas niko.
"Berangkat sama siapa?" Tanya keyla.
Niko melirik calvin lalu kembali menatap keyla sahabatnya. " S-sendiri," Jawab niko dan sebuh anggukan singkat dari keyla.
"Kamu tumben ih kesini? Cari siapa?" Tanya keyla berganti pada calvin.