Pesawat telah di isi bahan bakar dan makanan sudah di isi ulang untuk penerbangan mereka ke koera selatan.
Amelia melihat beberapa kios makanan di bandara, bergegas berlari untuk membeli roti Boy kesukaannya. Dia tidak menghiraukan kehadiran dari atasannya yang takjub melihat ulah dari perempuan tersebut.
Amelia akan membayar roti tersebut tetapi William mengeluarkan uang dari dompetnya di saku jasnya.
Dia membayarkan semua roti yang di beli oleh Amelia. Hal tersebut membuat Amelia sedikit kaget dengan kehadiran dari William.
"Pak, ini untuk bekal saya di dalam pesawat. Saya takut tidak cocok dengan makanan yang di hidangkan," Amelia Kembali menjelaskan dengan polos kepada William yang tersenyum mendengarkan keluguannya.
"Kamu mau beli apa lagi? Mau kue sus yang rame oleh pembeli tersebut?" tanya William menunjukkan kios kue yang ada di area terminal keberangkatan.
"Apakah saya boleh membelinya? Eh, sebentar Pak. Tidak jadi terlalu mahal harganya untuk sekelas kue sus. Nanti saya minta Bu Kadek di dapur untuk membuatnya. Ngapain beli kue mahal-mahal," protes Amelia yang membuat William tertawa melihat kelakuan istri barunya.
Baru kali ini dia bertemu seorang gadis yang mementingkan harga dari makanan dan bukan rasa dari makanan.
"Saya mampu membelikanmu kue tersebut," jawab William sambil memegang erat tangan dari Amelia dan menariknya mendekat ke kios kue sus tersebut.
"Engga usah Pak. Beneran. Ngapain beli kue semahal itu? Saya mah mending beli pop mie," jawab dari Amelia yang menolak dan menarik William menjauh dari kios yang ramai pengunjung tersebut.
"Baiklah kalau begitu. Kita harus masuk ke dalam pesawat. Park Hoon sudah menunggu kita," kata William sambil menarik istrinya masuk ke area VVIP dari bandara udara tersebut.
Mereka memasuki lounge area khusus untuk penumpang yang mempunyai atau menggunakan pesawat pribadi.
Ternyata pesawat mereka belum mendapatkan ijin untuk terbang karena banyaknya pesawat komersial yang terbang dan mendarat.
Mereka pun duduk di ruangan tunggu lounge di area VVIP tersebut. Mereka dapat mengambil refreshment dari meja buffet yang tersedia.
William memerintahkan Park Hoon untuk membeli semua macam kue yang ada di area keberangkatan untuk istrinya.
Park Hoon menggaruk kepalanya yang gatal. Park Hoon yang menggunakan jas kerja resmi lengkap berkeringat karena udara panas dan lembab di Jakarta.
Tetapi dia dengan cepat membeli semua kue dan jajanan di setiap kios di area keberangkatan. Dia membawa beberapa tas berisi semua makanan yang di borongnya.
Park Hoon tidak menyadarinya bahwa staf pramugari yang berangkat dengannya bukanlah staf yang biasa terbang bersama dengan pilot kesayangan dari William.
Selama di ruang tunggu untuk urusan keimigrasian dari Amelia dan William. Park Hoon memberikan semua berkas dan email laporan kepada William.
Staf pramugari yang mengantikan staf dari pesawat pribadi William sengaja ingin menggunakan kesempatan tersebut untuk mengaet William ataupun Park Hoon.
Mereka berdua adalah bujangan yang sangat di cari oleh para Wanita di korea selatan. Mereka sangat tampan untuk ukuran darinya ketika So Jin melihat mereka dari Bali ke Jakarta.
Kali ini, dia ingin menggunakan obat perangsang di minuman mereka sehingga So Jin bisa melayani salah satu dari mereka di dalam pesawat.
Menara Kontrol akhirnya memberikan slot penerbangan kepada pesawat pribadi William untuk take off.
Mereka segera memasuki pesawat yang telah menyala dan lulus dari pemeriksaan kelaikan terbang oleh pilot dan teknisi pesawat.
William menggandeng erat tangan dari Amelia dan seperti sebelumnya memasangkan sabuk pengaman di pinggang istrinya tersebut.
Bau wangi dari parfum Amelia sungguh membuat William tidak bisa menahan diri. Dia lalu menjauhkan dirinya ke tempat duduknya dan membaca semua pekerjaannya di IPadnya.
Seperti biasa, So Jin memberikan handuk panas untuk mereka dan Kembali ke area galley untuk mempersiapkan minuman selamat datang.
Tampaknya obat perangsang yang ia bawa hanya cukup untuk satu porsi saja. Maka ia memutuskan untuk memasukkannya ke minuman champagne untuk William dan obat tidur kedalam gelas minuman bagi wanita yang bersama William.
Park Hoon memang ganteng tetapi lebih baik apabila So Jin mendapatkan William sebagai pasangannya.
William Shin adalah orang terkaya kedua di dunia. So Jin pasti tidak perlu lagi bekerja sebagai pramugari keliling dunia apabila menjadi istri dari William.
So Jin menyajikan gelas yang berisi obat tidur kepada Amelia, dan gelas minuman berisi obat perangsang kepada Wiliam.
Park Hoon sedang mencoba salah satu snack yang di belinya karena dia merasa sedikit lapar. Ketika dia tidak sengaja menggigit tahu goreng berisi sayur dan cabe tersebut, lidahnya serasa terbakar.
Park Hoon segera meminum habis gelas anggur putih dingin tersebut dengan habis. Amelia yang melihat Park Hoon kepedasan karena makan tahu isi berisi ranjau cabe merasa kasihan.
Amelia menyodorkan anggur dingin yang di sajikan oleh pramugari baru saja kepada Park Hoon yang segera meminumnya dengan habis.
"Pramugari, berikan saya air mineral dingin saja," pinta dari William yang diikuti oleh Park Hoon yang juga ingin dan membutuhkan air mineral dingin.
Amelia mengambil gelas angur dingin di depan meja kecil di depan William dan segera meminumnya hingga habis.
"Maaf pak, tenggorokan saya tiba-tiba susah menelan potongan roti ini. Minuman saya sudah di minum oleh Pak Park," kata Amelia yang sedari tadi sibuk memakan roti yang di belinya.
"Lihat, kamu itu sudah dewasa. Makan roti saja bisa belepotan seperti ini," William membersihkan remahan kue yang berada di ujung bibir dari Amelia.
William melihat bibir tipis berwarna merah muda tersebut membuat gelora di dalam tubuhnya bergejolak. Di dalam kepalanya, William ingin merengkuh muka istrinya dan melumat habis bibir tipisnya.
"Pak, apa bapak tidak apa-apa?" tanya Amelia yang membuyarkan semua kayalan dari William.