Mereka berjalan ke area di belakang rumah dekat dengan dapur. Penggurus rumah tangga Yoon menjelaskan kamar di kanan adalah kamar miliknya dan kamar di kiri adalah kamar kosong untuk Amelia.
Apabila Amelia haus makan terdapat ruangan kecil di bagian belakang koridor yang berguna untuk ruang istirahat para staf. Di ruangan tersebut terdapat dapur kecil, kulkas dan beberapa snak dan mie instan.
Sa Ra mengartikan semua itu ke Bahasa Indonesia untuk Amelia, yang mengucapkan terima kasih kepada mereka berdua dan masuk ke dalam kamar kecil tersebut.
Tampaknya, terdapat Kasur dan beberapa perabotan dasar di kamar tersebut dengan televisi. Tetapi, Amelia merasa masih capek dan pinggangnya sakit.
Di kamar tersebut ada kamar mandi kecil yang bisa di gunakan oleh Amelia untuk mandi dan ke toilet.
Amelia melihat kamar tersebut agak sedikit berdebu dan segera membersihkan kamar tersebut. Akhirnya, Amelia merasa puas dengan standard kebersihan dari kamar tersebut dan menyemprotkan sedikit pewangi buatan dari Amelia.
Amelia merebahkan badannya di atas Kasur empuk dan nyaman tersebut. Kasur tersebut adalah hal termewah yang pernah dia rasakan setelah kasur di atas pesawat.
Amelia menjadi malu dan tersipu menginggat tentang semua perbuatan terlarangnya bersama atasannya di dalam pesawat. tetapi Amelia tidak bisa memungkiri bahwa ada rasa yang sangat amat nikmat dari perbuatan mereka tersebut.
Tidak lama kemudian, Amelia terbawa ke alam mimpi akibat semua perlakuan dari William di dalam pesawat.
Di rumah sakit Yulje, William pergi menuju ke lantai VIP untuk melihat neneknya yang sedang terbaring sakit.
Ternyata, itu semua hanyalah akal dari neneknya untuk membawa William kembali ke Seoul untuk semua kencan buta yang di atur oleh mamanya.
Mereka tidak sabar ingin menimang bayi dari William yang merupakan penerus nama keluarga satu-satunya di keluarga Shin. Mereka telah memberikan waktu kepada William untuk melakukan semua hal untuk penyembuhan dirinya akibat kecelakaan mobil.
Jadi Nenek dan Mama dari WIlliam mengatur semua perjodohan dengan perempuan dari teman-teman mama dari William.
William berdiri melihat neneknya bercanda dengan bibi Cha, asisten dari neneknya tersebut. Neneknya terlihat bugar dan tidak sakit sedikitpun. Mereka sedang bermain kartu di atas meja kecil di tempat tidur rumah sakit.
"Ah, Ah Yeo, cepat kesini?" perintah dari neneknya kepada cucunya.
"Bukannya anda sedang sakit?" tanya William dengan dingin kepada neneknya yang kemudian berpura-pura sakit dan merebahkan dirinya di atas Kasur.
"Tuan muda, kapan anda datang?" tanya bibi Cha dengan sopan dari samping tempat tidur atasannya.
"Tidak penting kapan saya datang, tetapi kenapa nenek harus membohongi saya dengan berpura-pura sakit," tanya William sambil dingin dan sedikit marah.
"Kamu ini! Kalau saya tidak bilang bahwa saya sakit maka kamu tidak akan datang mengunjungi kami. Belum cukup waktu yang kami berikan untukmu menyendiri dan menyembuhkan luka," Hardik neneknya dengan marah kepada William.
"Saya sudah berencana untuk mengunjungimu pada ulang tahunmu. Kenapa anda tidak sabar untuk menunggu kedatangan saya?" tanya William yang mengeluarkan keluh kesahnya.
"Apa bedanya waktu ulang tahun dan sekarang? Mamamu sudah mengatur beberapa acara makan siang dan bertemu dengan anak teman-temannya. Pulang ke rumah dan persiapkan dirimu untuk pertemuan besok pagi," perintah neneknya kepada cucu satu-satunya yang selalu menghindari pembicaraan subjek mengenai wanita.
"Saya tidak akan menemui mereka. Besok saya sibuk di kantor pusat untuk inspeksi selama saya tidak berada di sini. Kemudian setelah acara ulang tahunmu, maka saya akan pergi kembali ke Bali untuk bekerja di sana," kata William kepada neneknya dengan santai dan meninggalkan ruangan neneknya di rumah sakit.
William tidak sabar ingin segera bertemu istri mudanya yang sudah mencuri hatinya. Dia bergegas menuju ke lobby rumah sakit untuk mencari taksi.
"Kau!" Nenek dari William menjadi marah dan memegang tengkuk atas leher bagian belakang akibat ulah dari cucunya.