Chereads / The Contracted Madame Shin / Chapter 23 - Seoul

Chapter 23 - Seoul

Mereka mendarat di bandara udara Incheon. Pilot mendaratkan pesawat mereka dengan sangat halus dan tanpa adanya kendala.

Amelia yang masih merasa takut merasakan pesawat yang mendarat dan naik, tidak sengaja memegang tangan dari Park Hoon yang ada di sebelahnya.

Park Hoon merasakan panas dingin dengan tatapan tajam mengetahui bahwa istrinya memegang erat tangan dari asistennya.

Park Hoon berusaha untuk melepaskan pegangan tangan dari Amelia. tetapi Amelia tetap merengkuh tangan dari asistent William sampai pesawat tersebut berhenti di tempat yang telah di tentukan.

Pesawat mereka parkir di salah satu area ruangan di bandara udara Incheon karena status dari William di negara tersebut.

William termasuk salah satu orang terkaya di Korea dan mendapatkan gelar chaebol yang melekat erat di dirinya.

Dia mengunakan salah satu tempat yang biasanya di gunakan oleh anak perusahaan penerbangannya untuk memarkir pesawat.

Park Hoon bergegas menyelesaikan semua proses administrasi dan membawa William dan Amelia keluar dari area kedatangan. Karena mereka tidak membawa bagasi maka mereka tidak perlu menunggu hingga bagasi mereka keluar dari dalam pesawat.

Supir dan penerjemah yang di minta oleh William sedang menunggu mereka di depan pintu kedatangan di bandara.

William berjalan di depan Amelia yang mengikuti atasannya dengan muka yang terus tertunduk.

Amelia masih belom bisa menghadapi wajah dari atasannya tersebut akibat perbuatan mereka di pesawat. Amelia tidak bisa memungkiri bahwa melakukan hubungan suami istri tersebut adalah hal yang benar-benar enak.

Tetapi melakukannya dengan atasannya adalah hal yang sangat memalukan. William bahkan melihat seluruh tubuh telanjangnya dan Amelia terus meneriakkan kata-kata yang tidak pantas dikatakan bagi hubungan atasan dan bawahan.

Di dalam mobil, Amelia memilih untuk duduk di belakang bersama wanita yang akan mendampinginya sebagai penerjemah.

William duduk di area tengah dari minivan mahal sendirian, sedangkan Park Hoon duduk di depan bersama supir.

"Hoon, pecat pramugari yang bekerja di pesawat pribadi saya. Dia tidak bisa bergabung dengan Shina Air," perintah dari William tanpa ampun kepada asistennya.

"Apakah anda mau pulang ke rumah pribadi anda atau langsung ke rumah sakit?" tanya Park Hoon mengenai keputusan dari atasannya tersebut.

"Bawa aku ke rumah sakit dan turunkan Amelia ke rumah pribadiku," perintah dari William sebelum merebahkan kepalanya ke sandaran kursi.

Ini kali pertama Amelia ke luar negeri. Dia melihat pemandangan dari kota Incheon ke Seoul yang sangat menakjubkan.

Semuanya hampir sama dengan yang sering dia lihat di film-film drama korea. Gedung-gedung tinggi menjulang di tengah kota dan banyak orang yang masih baru saja pulang bekerja berjalan di tengah kota.

Kota tersebut bahkan lebih ramai daripada denpasar. Tampaknya keramaian kota tersebut baru saja di mulai dan mereka melewati beberapa tempat yang penuh dengan manusia. Hal tersebut membuat Amelia tidak menolehkan mukanya dari jendela mobil.

Mereka sampai di salah satu rumah sakit di tengah kota Seoul Bernama Yulje. William segera turun setelah pintu di bukakan oleh Park Hoon.

Kali ini Amelia ingin berdiri dan turun ketika pintu mobil di tutup. Amelia yang kebinggungan duduk kembali di mobil bersama seorang wanita.

Supir mobil tersebut kemudian melajukan mobil kembali. Amelia berpikir mungkin mereka akan menunggu di area parkir tetapi supir mobil melajukan mobilnya ke area tengah kota.

Mereka masuk dari area yang ramai dengan pertokoan dan rumah makan menuju ke area perumahan yang cukup besar.

Supir tersebut membuka pintu garasi dengan pengatur pintu secara otomatis dari dalam mobilnya.

Amelia memberanikan diri bertanya kepada perempuan muda berwajah sinis yang sedari tadi duduk diam di samping tempat duduknya.

"Where We going?" tanya Amelia dengan Bahasa Ingris patah-patah yang di inggatnya dari telepon.

"Kita sampai di rumah tuan muda Shin," jawab wanita tersebut dengan Bahasa Indonesia.

"tetapi Pak William masih berada di rumah sakit. Kita harus menunggunya," kata Amelia dengan lega ketika wanita tersebut mampu berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia.

"nanti biar Pak Kim yang menjemput Tuan Muda Shin. Kamu juga tidak boleh memanggil Tuan Muda dengan nama depannya," Jo Sa Ra memperingatkan perempuan muda tersebut mengenai kedudukan atasan yang sangat di kagumi oleh Sa Ra.