Chereads / The Contracted Madame Shin / Chapter 17 - Naik pesawat pertama kalinya part 2

Chapter 17 - Naik pesawat pertama kalinya part 2

William bergegas keluar dan menarik tangan Amelia. Tidak disangka bahwa dia menarik tangan Amelia ke dalam pesawat.

William mendudukannya di tempat duduk sebelah dari tempat duduknya. William membantunya untuk memakai sabuk pengaman.

"Pak, saya takut. Ini baru pertama kalinya saya naik pesawat terbang," pegang erat tangannya ke tangan atasannya yang duduk di sebelahnya.

"bisakah kamu melepaskan tanganku supaya aku bisa memakai sabuk pengamanku?" tanya William yang berpikir gadis sederhana di sebelahnya ini.

Amelia melepaskan genggaman erat tangannya dan melihat keluar jendela pesawat. Pramugari datang menyajikan handuk hangat dan champagne untuk minuman kedatangan.

Amelia yang sedang gugup meminum habis minuman beralkohol tersebut hingga habis.

"Amel, itu adalah minuman keras dan kamu meminumnya hingga habis. Jangan sampai mabuk ketika kita akan mengurus semua keperluan legalitas surat kita di hadapan petugas pemerintah Korea selatan," pinta William yang tersenyum melihat tingkah dari calon istrinya tersebut.

"Maaf Pak. Saya tidak tahu apabila itu adalah minuman beralkohol," jawab dari Amelia dengan polosnya.

"Aku ingin kau membaca kontrak kerjamu dan menandatanginnya sebelum kita turun di Jakarta. Apabila kamu tidak setuju maka kita hanya akan mengunjungi kantor pusat dan Kembali ke bali," William menjelaskan kepada Amelia dengan lemah lembut.

Park Hoon yang berada di belakang mereka terbelalak matanya mendengarkan penjelasan dari atasannya kepada Amelia.

William tidak pernah memperlakukan seseorang Wanita seperti itu. Bahkan Nona Yu Na tidak mendapatkan perlakuan lemah lembut seperti itu.

Amelia hanya membaca sekilas kontrak kerja tersebut dan mencari bagian terakhir dari kontrak tersebut. Amelia mengambil bolpoint dari tangan William dan segera menanda tanganinya.

Amelia segera memberikan kontrak tersebut Kembali kepada William dengan senyuman termanisnya.

"Kamu tidak membaca kontrak kerja tersebut?" tanya William yang masih tercenggang dengan kepolosan dari Wanita cantik tersebut.

"Tidak perlu. Saya percaya dengan Pak William seratus persen karena yang rugi kan bapak bukan saya," jawab Amelia dengan lugas tanpa basa basi.

"Amelia, kalau itu surat perjanjian pernikahan antara kita berdua, bagaimana reaksimu? Kamu tidak bisa membatalkannya," tanya William kepada gadis itu setelah memberikan folder kontrak pra pernikahan mereka.

"Tetap saja yang akan rugi banyak adalah bapak dan bukan saya. Mana ada perempuan miskin seperti saya bisa menikah dengan konglomerat seperti bapak?" kata Amelia dengan santai tanpa mempedulikan kontrak kerjanya tersebut.

"Jadi kamu bersedia menikah dengan saya dan menjadi istri saya?" tanya William dengan penuh tanda tanya ketika pesawat sudah mulai melakukan proses untuk take off.

"bapak mau menikah dengan saya? Kalau bapak mau dengan saya, tentu saja saya tidak akan menolak," Amelia yang berpikir bahwa semua ini hanyalah lelucon dari atasannya.

"Tentu saja. Saya akan pegang kata-katamu. Jangan pernah memungkirinya nanti ketika kamu sudah resmi menjadi istri saya," sangah William kepada Amelia.

Tiba-tiba, pesawat tersebut sudah melaju dengan cepat sebelum proses untuk melesat ke angkasa. Amelia yang terkejut segera memegang erat tangan dari William.

William yang menyadarinya segera memegang erat tangan dari calon istrinya dan menenangkannya. Tidak lama kemudian, tanda sabuk pengaman dari dalam pesawat telah dipadamkan.

Amelia yang memejamkan matanya dan memegang erat tangan atasannya tidak menyadarinya.

"Mel, kita sudah berada di atas awan. Kamu tidak perlu takut lagi," William membisikan kata-kata tersebut kepada Amelia.

"maaf Pak. Saya benar-benar takut dan gugup. Maafkan saya Pak,' Amelia yang segera membuka matanya dan melihat keluar jendela.

"tidak apa-apa. Kamu bisa menggunakan tanganku kapanpun kamu mau. Apakah kamu lapar?" tanya William kepada Amelia ketika pramugari mulai menghidangkan sajian makanan untuk mereka.

William meminta kopi hitam untuknya dan kudapan kecil dan hidangan utama bagi Amelia dengan the hangat sebagai minumannya.

Park Hoon benar-benar tercenggang dengan perlakuan bosnya dengan istri mudanya. Ini kali pertamanya dia menyaksikan atasannya yang tidak pernah dekat dengan siapapun kecuali nona Yu Na.

Kali ini dia mempersiapkan makanan dan minuman untuk Wanita bermuka cantik dengan kulit kuning langsatnya.

Rambutnya yang Panjang membingkai wajah ayunya. Kali ini bosnya tidak salah memilih Wanita untuk menjadi istrinya.

Walaupun Wanita tersebut bukan dari keluarga berada dan mempunyai Pendidikan yang berkualifikasi sebagai nyonya Shin.

Tetapi Park Hoon tidak pernah melihat bosnya tersenyum gembira seperti ini. Bahkan ketika hubungannya dengan Yu Na sebelum kecelakan terjadi, William tidak pernah melepaskan topeng tanpa ekspresi di mukanya.

Park Hoon sedikit lega melihat perubahan dari William dengan gadis tersebut. Tampaknya malaikat cinta telah menghantamkan panah asmara ke dalam hati bosnya tersebut.

Itu berarti, Park Hoon harus memutar otak untuk membatalkan semua kencan buta yang telah diatur oleh Nyonya besar Shin untuk putranya.