Park Hoon sangat mengenal tabiat dari bosnya mengenai semua proyek yang ditanganinya. Park Hoon harus mempunyai semua solusi atas permasalahan atau jalan keluar sebelum William menanyakannya.
Park Hoon segera mengurus keperluan dari wanota yang sungguh amat sial menjadi pasangan dari seorang William Shin.
Dia sudah mendapatkan draft dari bagian legal mengenai kontrak pernikahan mereka yang mengatur tentang pengaturan kekayaan dari William Shin.
Surat pernikahan segera di daftarkan setelah Park Hoon menerima semua kartu identitas dari Amelia.
Dia bergegas ke kedutaan Indonesia di seoul menggunakan status spesial dari perusahaan Shin di Seoul dan Indonesia. Kepergiannya untuk mendapatkan pengesahan status dari surat-surat yang telah diterjemahkan untuk pengurusan surat pernikahan mereka.
Direktur utama di Jakarta pun mendapatkan bagian untuk semua kepusingan dari keinginan komisarisnya untuk pengurusan paspor dari calon istrinya.
William kali ini benar-benar menggunakan semua koneksinya untuk mengurus semua kebutuhan dari calon istrinya.
Dia tidak akan bisa melepaskan kekawatirannya sebelum mereka terikat oleh malihgai pernikahan. William harus bisa memegang teguh Amelia dan menjadikannya sebagai istrinya.
Amelia yang masih bergembira segera menyelesaikan semua pekerjaannya untuk hari itu dan segera pulang ke rumah Indah.
Tanpa di sadari ternyata sepupu Amelia bersama Pak Made mengikuti Amelia pulang ke rumah Indah tanpa di ketahuinya.
Amelia sampai di rumah dan segera mandi setelah memberikan makanan yang telah di belinya siang tadi.
Mereka makan bersama dan setelah makan malam, Indah mengajak Amelia untuk duduk di teras rumah untuk berbicara.
"Mel, ini ada iklan lowongan asisten pribadi tadi pagi di perusahaan milik bossmu," Indah menunjukkan telepon genggamnya yang ada foto lowongan tersebut.
"Sudah tau, say. Malah Pak Willy," Amelia berusaha menarik perhatian dari Indah.
"kenapa dengan Pak Willy?" tanya Indah dengan nada penasaran.
"Sudah menerimaku untuk menjadi asisten pribadinya. Tetapi sebenarnya aku kasihan dengan kandidat lainnya apabila mereka mengetahui kelakuan aneh dari pak William," seloroh dari Amelia.
"Waaaahhhhh, selamat yach. Kapan kamu akan mentraktirku?" tanya Indah dengan gembira.
"Luh apa benar kamu mendapatkan promosi?" Ibu yang menghampiri kami yang duduk di depan teras rumah sambil membawa beberapa gelas teh hangat di atas nampan.
"Benar buk. Amelia menjadi asisten pribadi dari pemilik perusahaan. Oh ya buk, Amel butuh kartu keluarga dan akta lahir untuk tanda tangan kontrak kerja dan pembuatan paspor.
Amelia, akan pergi ke kantor pusat di Seoul. Asyik kan!" cerita Amelia dengan antusias.
"Oleh-oleh ya. Jangan lupa sama kawanmu ini," sindir Indah kepada Amelia sambil memakan pisang goreng buatan ibu Amelia.
"Please deh. So Pastilah tapi jangan yang mahal-mahal ya kawan. Saya kan pegawai baru di angkat jadi gaji saya masih terbatas," protes dari Amelia mengenai permintaan sahabatnya mengenai oleh-oleh dari korea.
"Ingat kamu harus rendah hati walau posisimu sudah cukup tinggi. Ingat mengenai orang yang belum seberuntung dirimu Luh," nasehat dari Ibu Amelia.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba Pak Eric datang ke rumah kost mereka tanpa di undang. Kedatangannya atas perintah dari Park Hoon untuk pengurusan visa dari Amelia ke Seoul tiga minggu lagi.
"Maaf menggangu agak malam seperti ini. Kebetulan saya mau pulang dan mampir untuk memberitahu kegiatan besok pagi," sapa Pak Eric dengan sopan.
"Silakan duduk pak. Ini Indah sahabat saya dan ini adalah ibuk saya. Pak Eric pastis udah mengenal ibuk Ketika bapak masih hidup," Amelia memperkenalkan kedua orang tersebut.
"Tidak perlu. Kebetulan handphone saya juga baterainya habis dalam perjalanan pulang. Saya tidak akan tinggal lama," jawab Pak Eric dengan sopan karena dia tidak mau melampaui batas untuk mengunjungi rumah perempuan di malam hari.
"Bli made, duduk sebentar. Saya akan membuat kopi untuk bli," Ibu Amelia bergegas berdiri untuk merebus membuat kopi sebelum Pak Eric menghentikannya.
"tidak perlu, luh. Saya ini hanya ingin memberitahu Amel bahwa besok pagi saya akan menjemputnya bersama Pak William. Kita akan ke imigrasi untuk urusan paspormu dan langsung terbang ke Jakarta dengan Pak William," Pak Eric menjelaskan jadwalnya keesok paginya.
"tapi Pak. Saya tidak mempunyai pakaian resmi dan Pak William langsung membawa saya ke Jakarta. Apakah kita akan ke kantor pusat Shina di Jakarta?" tanya Amelia dengan rasa ingin tahu. Paling tidak, Amelia mengetahui posisi kantor pusat Shina berada di Jakarta pusat.
"tidak perlu baju resmi. Asal kamu memakai pakaian rapi dan sopan, itu sudah cukup," jawab dari Pak Eric yang menjelaskan gadis yang baru saja mendapatkan jakpot.
Tampaknya atasannya benar-benar serius dengan pernikahan mereka. Karena apabila mereka hanya menikah kontrak, William tidak akan serius hingga mendaftarkan pernikahan mereka di Korea Selatan.
Eric merasa lega dengan semua perilaku dari William yang sungguh-sungguh dengan pernikahan mereka.