"kayanya kamu dapat jakpot ya, Mel," Indah berkata pada Amelia sambil melahap bakso yang menjadi lauk makan malam mereka.
"kita lihat saja besok pagi. Sekotor apa rumah Pak boss. Ayo kita tidur. Hari sudah malam," Amel berkata kepada sahabatnya yang sudah menyelesaikan makan malamnya.
Mereka menuju ke alam mimpi ketika Amel merasa dikejar-kejar oleh sesosok lelaki yang tidak jelas bentuk mukanya.
Mimpi buruk tersebut membuat Amel penuh dengan keringat dan berteriak di dalam tidurnya. Hal tersebut membuat Ibu Amel terbangun dan mengoyang pelan tubuh anak perempuan satu-satunya.
"Luh, kamu masih sering bermimpi buruk? Apa Bapak datang ke mimpimu?" tanya ibunya Amelia kepada Amelia yang terbangun dengan bersimbah keringat.
" buk, Luh mimpi dikejar-kejar sama cowo ga dikenal. Luh takut buk," Amel terduduk dan memeluk ibunya.
"Sudah, ayok cuci mukamu dan minum air putih. Nanti juga hilang mimpinya. Kayanya besok ibu harus bikin banten ke tugu di rumah kos-kosan ini, supaya Betara [Tuhan] penunggu di tanah ini tidak menggangu mu , luh," Ibuk Amel membelai lembut rambut putri perempuannya tersebut.
"Ibu ada uang untuk beli barang-barang banten [Sesajen]?" tanya Amelia pada ibunya tentang tersediaan dana untuk membeli kebutuhan upacara tersebut.
"Tenang saja. Ibu masih ada simpenan. Besok ibu ke pasar sekaligus masak untuk kalian berdua," Jawab ibu kepadaku untuk menenangkanku. Ibu Amel masih memegang tabungan pension dari Bapak. Tampaknya ibu akan menarik beberapa uang dari tabungan itu yang sudah di atasnamakan menjadi rekening ibu.
Amelia yang sedikit tenang Kembali tertidur di tempat tidur lipat di atas lantai tersebut dan berdampingan dengan ibunya.
Tidak lama berselang, Amel Kembali ke alam mimpi dan tidur hingga ayam berkokok membangunkan mereka.
Amel segera bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap menuju tempat kerjanya dengan sepda motor beat pemberian bapaknya.
Indah juga bersiap-siap menuju tempat kerjanya dan meninggalkan kunci rumah kost-kostannya kepada ibunya Amel.
Ibunya Amel membersihkan kamar kost Indah dan bergegas mempersiapkan diri menuju pasar di area dekat komplek kos setelah bertanya-tanya ke tetangga di sekitar.
Ibunya Amel berbelanja di pasar untuk kebutuhan di dapur dan segala kebutuhan upacara setelah menarik sedikit tabungan dari Bank tidak jauh dari pasar.
Dengan sedikit kesusahan, akhirnya ibunya Amel berhasil mencapai rumah dengan sedikit tersengal-sengal nafasnya. Tidak lupa dia pun segera menenguk segelas air putih untuk meredakan rasa tidak nyaman di dadanya.
Ibunya Amel mempersiapkan segala kebutuhan upacara dan memberikan sesajen tersebut di area suci di sekitar area tempat kamar kost tersebut berada.
Tidak lupa, ibu Amel juga memasakan kedua anak perempuan yang sedang mencari nafkah di luar sebelum dia tidak kuat dna merebahkan dirinya.
Di salah satu villa di area canggu dekat dengan pantai barawa yang terkenal, rumah atasan Pak Eric tersebut sangatlah luas. Dengan penjagaan satpam di rumahnya maka hal tersebut tidaklah kuatir untuk pengamanan dari area rumah bossnya tersebut.
Amelia melaju motornya ke dalam area rumah tersebut yang terhubung langsung dengan pantai berawa.
Amelia memarkir motornya ke area parkir di area parkir sepeda motor. Tampaknya para karyawan sudah mulai bekerja untuk di bagiannya masing-masing.
Amelia bergegas menyimpan tas nya di area loker pegawai dan menandai kedatangannya dengan mesin absensi yang berada di pintu keluar ruang karyawan.
Tidak Lupa Amelia bergegas membawa canang [sesajen bunga] untuk dihaturkan ke seluruh area di sekitar rumah yang telah di persiapkan oleh tim dapur.
Amelia berdoa meminta ijin di areal Tugu [tempat persembhayangan di tiap rumah di Bali] untuk mendapatkan berkat dan karunia dari Tuhan supaya pekerjaan nya di hari itu dilancarkan.
Pemberian Canang di tempat kerja adalah tugas Amelia apabila dia sedang bekerja. Jadi hal tersebut dapat memberikan dia waktu yang cukup, sebelum pergi membersihkan kamar dari atasannya.
Karena terkadang, Atasannya atau lebih jelasnya Pak William belum bangun dari tidurnya atau masih berada di kamar mandi.