"Apa yang bisa saya bantu Pak! Biar saya saja yang melakukan semuanya dan biarkan Amelia pergi keluar supaya bapak tidak emosi melihat Amelia," Jawab Pak Eric memberikan solusi untuk atasannya.
"Tidak! Hal ini harus dilakukan oleh Amelia. Kalau dia tidak berkenan, dia bisa keluar dari pekerjaan ini tanpa adanya pesangon," Tandas Will dengan kedua tangan mengepal dan muka dinginnya.
"Apa yang harus saya lakukan?" Jawab Amelia dengan lantang.
"Karena semua pekerja di rumah ini harus berhenti karena ulahnya, maka Amelia harus melanjutkan semua pekerjaan di rumah ini. Saya mau dia membersihkan rumah saya sendirian hingga seperti pekerja yang berpuluh-puluh orang," Perintah seorang Will dengan muka dinginnya.
"Pak…" komentar lirih Pak Eric sambil menengok ke arahku dengan nanar mata kasihan.
"Apakah kamu bersedia? Kalau tidak maka kamu bisa keluar dari rumah saya," kata Will dengan tegas sebelum dia melihat jam dan berdiri menuju ke pintu keluar tanpa menunggu jawaban dari seorang Amelia yang berdiri tanpa jawaban.
Tatapan tajam Amelia ke arah lelaki tersebut membuat Will seperti di setrum oleh aliran listrik kemarahan seorang perempuan. Will tidak Terima dengan semua ini dan melihatnya dengan tatapan tajam.
'berani-beraninya dia memberikan kemarahannya kepadaku,' kata Will di dalam hati sambil berjalan kembali ke arah kamar tidurnya.
Dia terhenyak melihat kamar tidurnya yang telah bersih dan tidak ada debus ama sekali. Bahkan tempat tidurnya terlihat lebih baik daripada buatan dari Eric.
Will yang tidak bisa tidur segera merebahkan diri ke atas Kasur yang telah di buat oleh Amelia dan bisa tertidur pulas.
Pak Eric mengintip ke dalam kamar tidur atasannya dan segera menutup dengan pelan dan membalikkan badan ke arah Amel.
"Kamu itu bikin masalah saja. Untung saja kamu lebih beruntung dari yang lainnya. Kalau tidak karena bapakmu, saya sudah suruh kamu pergi jauh-jauh dari rumah ini," Pak Eric memarahi Amelia yang tertunduk ke arah lantai.
"Memang siapa sih dia itu Pak? Apanya Pak William?" Tanyaku kepada Pak Eric sahabat dari bapakku sekolah di Denpasar.
"Kamu itu Luh! Dia itu adalah Pak William. Hampir saja saya terseret ke dalam permasalahan denganmu dan kehilangan pekerjaan," Hardik Pak Eric dengan sedikit memarahi anak perempuan sahabatnya tersebut.
"Owh! Maafkan saya Pak. Ini kan hari pertama saya jadi saya tidak tahu soal seperti itu," Jawab Amelia lirih meratapi kelancangannya. Dia bahkan memukul mulutnya sendiri untuk menghukum mulutnya yang terkadang suka keceplosan dan tidak bisa di rem.
"cepat bekerja bersama teman-temanmu yang tidak beruntung itu dan saya akan melihat hukuman seperti apa yang pantas kau Terima," Pak Eric memberitahu kepada gadis ceroboh di depannya ini.
Hanya saja dia bisa membuat bossnya untuk tidur di atas tempat tidur yang dibersihkannya, maka pasti ada sesuatu yang dilakukan olehnya. Dan juga, Eric melihat bahwa Amel adalah pekerja yang cukup giat.
Amelia tersenyum Ketika menggingat tentang hari pertamanya beberapa bulan yang lalu di rumah ini.
Ternyata dalam beberapa bulan, Nasib seseorang bisa berubah secara dratis Ketika Tuhan sudah menuliskan semua takdir umatnya. Dunia berputar seperti roda dan hidup seseorang bisa di atas dan seperti hidup Amelia yang sedang berada di bawah.
Tetapi Amelia tetap mensyukuri semua itu dan tabah menjalani semua percobaan hidupnya. Amelia melihat jam di tangannya dan memastikan bahwa Pak William tidak berada di kamar mandi.