"Saya tidak mau menikah! Enak saja sudah mengusir saya trus menculik saya dan mau menikahkan saya dengan orang yang lebih tua dan sudah mempunyai anak," Amelia berteriak memberontak ketika suara tempeleng yang cukup keras bergema di pipinya.
William tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memasuki rumah asal keluarga paternal dari Amelia yang sudah berani-beraninya memukul gadis tersebut.
"Siapa anda? Apakah anda mencari seseorang?" Salah satu Paman Amelia menanyakan perihal kehadiran dari William yang terlihat sebagai turis asing. Dimata keluarga bapak Amelia maka mata uang dolar menjadi salah satu pertimbangan untuk kehadiran William.
"Pak Will, sedang apa Anda berada di sini?" Tanya Amelia dari tanah tempatnya bersimpuh sambil memegang pipinya setelah menyeka air matanya.
"Pak Made, Bu Nengah, maaf mengganggu ini adalah bos saya dan Amelia. Saya sendiri Putu Eric anak dari Pak Rasni di dekat pasar rumahnya," Eric segera menjelaskan kehadiran dari mereka di pekarangan rumah.
William tampaknya segera membantu Amelia untuk berdiri dan memberikan sapu tangannya untuk membersihkan semua tanah yang mengotori pakaian dari Amelia.
"Apa urusanmu kemari dengan membawa atasan kalian? Amelia akan menikah jadi dia tidak bisa bekerja!" jawab nenek Amelia dengan ketusnya kepada mereka.
"Amel tidak mau menikah!" teriak Amel yang segera menyembunyikan dirinya ke belakang tubuh dari William.
William segera membisikan beberapa perintah kepada Eric supaya dia bisa menjadi perantara antara mereka berdua.
"Begini Bu, Amelia adalah pekerja dari Bapak William dan dia menandatangani kontrak kerja selama lima tahun. Jadi selama itu dia tidak di perbolehkan menikah dengan siapa pun," Penjelasan dari Eric kepada keluarga besar dari Amelia.
"Tidak bisa itu! Perusahaan macam apa yang mempunyai kontrak kerja seperti itu. Kami tidak mengizinkan Amelia untuk bekerja, mau apa kalian! Besok dia akan diminta oleh calon suaminya," Nenek Amelia berkacak pinggang menolak kehadiran dari kontrak kerja tersebut.
"Bu Nengah tidak bisa menolak tentang kontrak tersebut. Apabila Amelia berhenti saat ini juga maka dia harus mengganti rugi perusahaan sebanyak lima ratus juta rupiah untuk pergantian masa kerja selama lima tahun," Eric menjelaskan kepada keluarga besar tersebut yang juga sedikit membuat Amelia sedikit kaget.
Dia tidak pernah merasa mempunyai kontrak kerja seperti itu. Amel sedikit terbelalak mendengarkan nominal ganti rugi yang di utarakan oleh manajernya tersebut.
"Memang apa jabatan dari Amelia di perusahaan atasan dari Tu Eric?" tanya paman Amelia kepada Eric dengan sabar.
"Dia adalah asisten khusus dari pada Pak William," Eric menjawab dengan lugas tanpa adanya kebohongan karena dia baru saja memasukkan lowongan asisten pribadi untuk bosnya.
"Saya tidak Terima! Amelia tidak boleh pergi dari rumah ini. Siapa yang akan melunasi hutang dari mendiang bapak amelia apabila bukan anaknya?" teriak dari Nenek Amelia yang bersikukuh tentang pernikahan ini.
Disini terlihat bahwa Amelia menjadi barang yang diperdagangkan oleh neneknya. Dia tidak menyangka bahwa masih ada orang seperti itu di dunia ini.
"Apa nama perusahaan dari majikan tu eric?" tanya paman Amelia yang segera mengambil telepon genggamnya untuk mencari informasi perusahaan dari Amelia.
Dia juga harus sedikit realistis dengan semua tipuan dari Amelia karena hal tersebut menyangkut martabat dari keluarga mereka.
Pak Calvin adalah salah satu pengusaha terkenal di desa mereka. Dia juga sedang mencalonkan diri sebagai salah satu politikus yang akan duduk sebagai dewan perwakilan rakyat.
Hanya saja, Pak Calvin adalah duda dengan dua anak yang masih balita. Istrinya meninggal dunia karena melahirkan anak kedua mereka.
Pak Calvin menerima perjodohan ini karena dia mengetahui kecantikan dari Amelia dan salah satu syarat sebagai anggota dewan perwakilan rakyat.
Tetapi Pak Calvin juga menyadari bahwa calon dari nenek mertuanya adalah orang yang sangat serakah sehingga itu menjadi pertimbangan untuk menerima pinangan dari keluarga Amelia.
Hanya saja, Nenek Amelia bersedia melepaskan rumah milik bapak Amelia sebagai mas kawin mereka di Denpasar.
Pak Calvin bersedia menerima perjodohan tersebut karena rumah tersebut dekat dengan daerah strategis di tengah kota.
"Nama perusahaan majikan saya adalah Shina Corporation yang berada di Korea Selatan dan di Indonesia menjadi PT Shina Indonesia. Silakan saja dicari, Pak Made," penjelasan dari Eric kepada Paman Amelia.
Pak Made segera mencari nama perusahaan tersebut dan memang itu adalah salah satu perusahaan besar di dunia.
Pemiliknya adalah Shin Woo Yeo dan tidak ada yang tahu dimana posisi konglomerat muda tersebut. Dia adalah orang kaya di dunia yang mengawangi banyak usaha e-commerce di dunia dengan platform terbesarnya.
"tetapi di sini, masih terpajang iklan sebagai asisten pribadi. Mengapa keponakan saya sudah menjadi asisten pribadi?" tanya Pak Made yang menunjukkan iklan Asisten pribadi di telepon genggamnya.
Pak Eric melihat atasannya untuk membantunya mencari jawaban atas pertanyaan mereka. William sedang berdiri diam seperti patung dan mengamati orang-orang serakah di depannya.
William segera membisikkan jawaban pada telinga dari Eric yang mengangguk mengerti akan keinginan dari atasannya tersebut.
"Begini saja pak bu. Waktu atasan saya sangat berharga. Kami akan pergi dan meninggalkan Amelia tetapi nanti pengacara dari Pak William akan datang membawa kontrak pemutusan hubungan kerja.
Nanti Bapak dan Ibu harap menyiapkan uang sebanyak lima ratus juta rupiah untuk pembayaran ganti rugi kontrak kerja Amelia," penjelasan dari Pak Eric yang segera mengekor kepada atasannya yang sedang berjalan keluar.
Amelia yang ketakutan mengambil tas tangannya dan mengikuti Pak Willy ke arah luar rumah.
Paman dan Nenek Amelia berusaha mengejar mereka keluar rumah ketika melihat mobil mewah dari atasan Amelia.
"Tunggu! Amelia ingat siapa yang akan membayarkan hutang dari bapakmu!" ancam Nenek Amelia di depan pagar rumah.
"Bukannya nenek sudah mengambil rumah satu-satunya milik Bapak Amel. Kenapa Nenek membebankan semua hutang pemakaman bapak ke saya? Jual saja rumah bapak untuk membayar semua itu," teriak Amel protes akan keserakahan dari Neneknya.
"Amel, Kami sudah setuju dengan calon suamimu tentang pernikahan ini. Setidaknya beri muka kepada nama baik keluarga kita," pinta Paman Amel yang berkata dengan lemah lembut.
Tetapi di balik semua itu Paman Amel merupakan seseorang yang mengikuti jejak daripada ibunya yang memandang semua hubungan berdasarkan uang.
"Baiklah, saya akan menikah dengan Pak Calvin tetapi Paman dan Nenek harus membayarkan uang ganti rugi sebanyak limar ratus juta kepada perusahaan atas kontrak kerja saya," ancam dari Amel.
"Enak saja! Siapa kamu! Biarpun kamu harus menikah itu akan menjadi urusanmu. Kami tidak mempunyai uang sebanyak itu," jawab Nenek dengan ketus kepada Amelia.
"Baiklah, saya sudah mendapatkan jawaban dari Nenek. Saya pergi dan jangan pernah pergi mengikuti saya Kembali," jawabku sambil memasuki mobil pak Willy.