Setelah malam yang dipenuhi binatang gemintang, sampai Liona tertidur di kasur tipis yang ada di roof top dan dengan susah payah Papi mengendong Liona untuk membaringkannya di kasur king size yang ada di kamar Liona, kini pagi dengan sinar matahari yang cerah berwarna oranye tampak di jendela kamar Liona.
Setelah menunaikan kewajibannya Liona memilih untuk menikmati dinginnya udara pagi. Seorang diri di kursi yang ada di balkon kamarnya.
Hatinya tak lepas dari bisikan doa-doa di waktu pagi. Rasa syukur yang tiada terkira setelah bertahun-tahun hujan badai menerpa.
Pagi yang indah dengan harapan baru bersama Papi, pahlawannya.
"Pagi sayang," sapa Papi yang baru saja selesai jonggi. Tampak sekali di mata Liona, binar keringat yang ada di dahi Papi.
Dari lantai dua kamarnya, dia juga bisa melihat rambut Papi yang mulai beruban.
"Pagi Papi," balas Liona ceria.
Setelah memberikan senyuman terbaiknya, Papi bergegas masuk ke dalam rumah.