Lion dan Papa Rio berlari tergesa-gesa menghampiri Liona dan Rio.
Rio semakin kasar, dia menarik paksa lengan Liona walau Liona merintih kesakitan.
"Lepasin! Sakit Rio!" lirih Liona bahkan kini air matanya mengalir deras seiring dengan rasa sakit yang menjalar di lengannya.
"Lepasin!" bentak Lion sambil mendorong kasar tubuh Rio.
Karena tidak sigap, tubuh Rio limbung dan jatuh tersungkur ke lantai.
Liona langsung berhambur ke pelukan Lion. Dia takut, benar-benar takut pada Rio.
Niat hati ingin menolong justru Liona terancam bahaya.
"Asih!" geram Rio. Dia kembali bangkit dan hendak menyerang Lion.
Rio seperti orang yang sedang mabuk. Tidak peduli jika tindakannya akan melukai orang lain.
"Udah cukup!" cegah Papa Rio yang lebih dulu menahan lengan anaknya.
"LEPAS!" bentak Rio. Dengan sekuat tenaga Rio menghentakkan tangan Papa.
"Udah!" ucap Papa lagi.
Rio tentunya tidak menyerah begitu saja. Dia kembali meronta bahkan mendorong tubuh Papa.
Bugh