Derap langkah kaki dari seorang pria setengah baya berbadan kekar itu membuat bulu kuduk Liona bergidik ngeri.
Rio tertunduk lesu setelah melihat siapa yang datang dan berteriak di ambang pintu.
Tidak ada yang berani membuka suara ataupun menjelaskan pertanyaan pria setengah baya yang kini kian mendekati Liona dan Rio.
Tatapannya tajam menyapu bersih kamar Rio yang berantakan.
"Ada apa ini?" tanyanya. Intonasinya suaranya masih sama. Tegas.
"Rio," imbuhnya.
Rio tak bergeming. Menunduk, menatap lantai pualam.
Liona jadi bingung sendiri, dia menoleh, menatap Rio yang justru diam membisu, dapat Liona lihat dua tangan Rio yang terlepal.
"Rio," ujar Liona. Kini tangannya meraih salah satu kepalan tangan Rio.
Sontak Rio menoleh, mendongak menatap kedua bola mata Liona yang sarat akan perasaan takut juga khawatir.
"Rio!" tegas pria setengah baya semakin menaikan intonasi suaranya.
"Cukup Pa!" jawab Rio.
