Chereads / Tiba-tiba cinta / Chapter 5 - Bab 5

Chapter 5 - Bab 5

"Ya mulai besok aku mau dijemput olehmu," Kata Jihan sedikit memelas.

Bara yang tidak tega melihat wajah Jihan seperti itu langsung menyetujuinya.

" Baiklah, besok aku akan menjemputmu lebih dulu."

Jihan menghambur memeluknya "Nah, itu baru pacarku." Bara hanya menggeleng.

Dinda mendengar percakapan keduanya hanya bisa diam yah Dinda sadar diri dia bukanlah siapa-siapa di antara mereka. Ia tahu Bara tidak akan menyukainya lebih dari pada teman Bara sudah punya Jihan tapi tetap saja perasaan sedih dihatinya tidak bisa hilang memang sangat menyedihkan mengharapkan sesuatu yang bukan miliknya.

Tapi melihat senyum Bara bersama Jihan membuat perasaan Dinda kembali membaik tidak peduli bersama siapa asalkan Bara bisa tersenyum bahagia maka ia pun ikut bahagia.

Tapi hari-hari berikutnya terasa berat untuk Dinda karena sepertinya Jihan sudah menetapkannya menjadi musuh nomor satu di sekolah.

Paginya ditoilet wanita teman-teman Jihan sengaja menabraknya hingga jatuh tanpa meminta maaf.

Dinda hanya bisa berdiri dan terdiam ia tahu itu peringatan dari Jihan untuk tidak mendekati Bara lagi dan ia tidak bisa menyalahkan Jihan. Ia pun tentu ingin melindungi miliknya walaupun mungkin caranya tidak akan sama seperti yang dilakukan Jihan. Untungnya beberapa hari kemudian ada pertandingan persahabatan dengan sekolah lain sehingga Jihan sibuk membatu Bara mempersiapkannya dan ia melupakan soal Dinda untuk sementara .

Lapangan basket dipenuhi para siswa yang sedang berteriak masing-masing siswa memberikan semangat pada sekolahnya.

Dinda melihat keramaian itu dari ruang tata boga Ia tahu Bara sedang bertanding. Tanganya dengan teliti mencetak adonan terigu menjadi sebuah bintang setelah satu loyang sudah terisi penuh ia memasukkannya ke oven ia paling suka menunggu saat-saat seperti ini.

Teriakan dilapangan semakin kencang Dinda tersenyum ia yakin tim bara akan menang. Tak berapa lama kemudian pertandingan selesai Dinda melihat ke arah lapangan Skor 24-21 untuk kemenangan tim Bara.

Bunyi timer menyadarkan Dinda untuk membuka oven dihirupnya wangi kue yang sudah dibuatnya. Bibirnya tersenyum puas ia mengambil kue bintang dari adonan satu persatu, lalu meletakannya di sebuah piring besar ia akan menawarkan kue buatanya pada tim basket Bara yang telah berhasil memenangkan pertandingan.

Dinda keluar dari ruang tata boga sambil membawa sepiring kue buatannya. Di lapangan sudah tidak terlihat pertandingan basket lagi para siswa sedang mengerubungi tim basket Bara untuk bara selesai lalu berjalanan mendekatinya.

" Bara selamat ya ." Bara yang masih mengenakan seragam club basket dan berkeringat sambil tersenyum ke arah Dinda " Thanks " Ujarnya.

"Ehm...mau coba kue buatanku?" tanya Dinda sambil menyodorkan piring di hadapanya.

Bara mengambil salah satu kue bintang yang ada di piring lalu memakannya.

" Hem..kue buatanmu enak juga Din ," kata Bara memuji. Dinda lalu menawarkan hal yang sama pada semua teman bara di club basket. " Silahkan coba," katanya ramah.

Tanpa pikir panjang teman-teman Bara mengambil kue-kue yang ada dipiring sambil memuji Dinda sesudah memakannya.

"Kue buatanmu enak sekali" kata salah satu teman Bara.

"Adikku suka bereksperimen dengan kue, boleh aku minta resep kuenya?".

Dinda mengangguk. "Tentu saja.aku akan memberikan resepnya di kelas nanti ".

Teman Bara tersenyum."Thanks.".

Tiba-tiba seseorang menabrak Dinda dari belakang sehingga piring yang di bawanya terjatuh dan kue nya berserakan ditanah.

"Oh....Maafkan aku" kata Jihan yang jelas sengaja menabrak Dinda. " Aku tidak sengaja.".

"Jihan" omel Bara " kenapa kamu bisa seceroboh ini ?".

"Aku benar-benar minta maaf Dinda "Jihan menatap Dinda sambil menyeringai

Dinda tidak tahu apakah Jihan sengaja atau tidak menabraknya, tetapi ia sedih melihat hasilnya berakhir di lapangan." Tidak apa-apa " Sahutnya kemudian.

Jihan tersenyum lebar "Aku benar-benar tidak sengaja " katanya lagi, lalu tatapannya beralih pada Bara

"Bara sebentar lagi grup marching band ku akan tampil di aula, ayo ikut kesana "Jihan menarik tangan Bara untuk Mengikutinya.

Tapi sebelum pergi Bara berbicara pada dinda "Maafkan Jihan, ya ".

Dinda mengangguk " Tidak apa-apa ".

Setelah memandangi punggung Bara yang menghilang di balik aula Dinda mengumpulkan kue-kue yang berserakan dilapangan dan menempatkanya kembali dipiring ia berjalaan perlahan kemudian membuang semua kue itu.

Saat semua kuenya berpindah ketempat sampah hatinya merasa sedih.

Dalam perjalanan pulang hari itu Dinda termenung lama mungkin sebaiknya ia berhenti berteman dengan Bara dan keinginan dia diutarakan pada mama.

"Apakah sebaiknya aku berhenti berteman dengan nya, ma?" Tanya nya saat mereka mencuci piring di dapur .

Mama menatap putrinya dengan lembut "Apakah kau mau berhenti berteman dengan nya?".

Dinda menggeleng .

"Dinda"Ujar mama sambil menutup keran air " kenapa kau tidak berterus terang pada laki-laki ini kalau kau menyukainya?"

"Dia tidak menyukaiku" jawab Dinda memberi penjelasan.

"Bukankah lebih baik kau mengatakan isi hatimu padanya lalu setelah kau mengetahui dia tidak menyukai mu kau bisa mulai menghentikan perasaan mu padanya dan memulai hubungan yang baru."

"Aku tahu tapi....rasanya sulit sekali melepaskanya apalagi kami sudah berteman"

"kau ingin jadi pacarnya? tanya mama lagi Dinda menatap mama dengan sedih.

" Itu harapan yang tidak mungkin Ma, dia menyukai pacarnya yang sekarang.Tapi, apakah perasaanku menyukainya salah,ma?".

Mama menggeleng " Cinta memang tidak sederhana kau tidak salah menyukainya hanya saja kau menyukai orang yang salah di waktu yang salah".

" Hemm, beri aku waktu sampai kelulusan SMA saat itu aku akan memutuskan untuk melepaskannya lagi pula kami tentu akan berpisah juga dia pasti kuliah di tempat yang berbeda dengan ku "

"Aku sudah mengejar nya selama satu tahun setengah kelulusan sekolah tinggal 7 bulan lagi biarkan aku memiliki waktu ini untuk menyukainya"

Mama memeluk putrinya "oke cuma sampai kelulusan ya setelah itu kau harus melepaskanya percayalah pada mama cepat atau lambat, waktu akan menyembuhkan luka di hatimu."

"Thanks, Ma" balas dinda sambil memeluk dan menghirup aroma tubuh mama yang hangat. Dinda tersenyum pelukan mama selalu membuatnya lebih baik.

Dinda berusaha menjauhi Bara semenjak hari ulang tahunya, tetapi nasib selalu mendekatkan mereka kembali. Pak Bambang, sang wali kelas menunjuk Dinda dan Bara menjadi panitia bazar ulang tahun sekolah untuk kios makanan kelas 3 IPA 1.

Dalam bazar sekolah nanti masing-masing kelas akan membuka kios makanan dan berlomba menjadi yang terbaik pemenangnya ditentukan oleh jumlah pendapatan penjualan kios hari tersebut.

Begitu mengetahui hal tersebut, Jihan jelas merasa resah ia tidak ingin Bara berdekatan dengan Dinda. Setiap kali Bara akan mengadakan rapat dengan Dinda, Jihan selalu mencari alasan supaya bara menemaninya tapi Dinda tidak keberatan.

"Tidak apa-apa, Bara"katanya tenang "Aku bisa mengurus kios makanan kelas kita."

Sepulang sekolah, Dinda berbicara pada Bara." Bara, aku punya ide kau tidak harus menyetujuinya kalau kau keberatan."

"Ide apa?"tanya Bara heran.

"Ehm...aku tau kau suka mengambar bagaimana kalau sebagian karya terbaikmu dipajang di aula besok ?" Saran Dinda.

Bara terkejut mendengar usul dinda " Apa ? Gambarku?".