"Geser sedikit badannya. Selang infusnya kamu tindihin nih" suruh Zidan pelan.
"Kamu yang sabar sedikit dong" protes Senja.
"Gue sudah sabar, Sen" sela Zidan cepat.
Senja sedikit menggeser tubuhnya. Tiba-tiba muncul dua curut yang sudah berdiri mematung di depan pintu dengan mulut terbuka lebar. Vivi dan Sakti melihat pemandangan langka di depan mereka. Jika di lihat dari arah pintu memang terlihat seperti Zidan memeluk Senja.
"Kalian sedang apa?" tanya Vivi membuat Zidan menjauhkan badannya dengan cepat.
"Ohh...kalian sudah sampai" tanya Zidan basa-basi. Ia terlihat kikuk. Kemudian ia duduk di sofa diikuti Sakti. Sedangkan Vivi duduk di samping ranjang Senja.
"Kalian tadi ngapain?" tanya Vivi yang masih penasaran.
"Benerin selang infus, Vi" jawab Zidan cepat.
"Benerin selang infus kok peluk-peluk gitu?" goda Sakti.
"Enggak. Gila aja lo, Sak. Buang jauh-jauh pikiran lo itu" kesal Zidan membuat Vivi dan Sakti terkekeh.
"Kalian kenapa repot-repot kesini?".