Dering ponsel membuat Brata menghentikan sejenak makan malamnya. Ia segera mengangkat telepon itu dengan tergesa setelah melihat nama seseorang di layar ponselnya.
"Iya, hallo"
"Maaf, tuan. Baik"
"Siap. Siap tuan muda" kata Brata panik.
Brata langsung menyambar jas kerjanya dan pergi dengan terburu-buru. Ia segera meninggalkan apartemen itu tanpa memperdulikan panggilan Santi.
"Brata, ada apa?"
"Mau kemana?". Brata sudah menghilang dibalik pintu.
"Ada apa sebenarnya? Kenapa wajahnya terlihat panik begitu?" batin Santi penasaran.
Brata mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia menuju ke tempat biasanya dan bertemu dengan seseorang yang ia panggil dengan "tuan muda" itu. Brata memarkirkan mobilnya di salah satu gedung apartemen. Ia naik ke lantai 14, kemudian masuk ke apartemen nomor 185.
Seorang pria muda telah berdiri tegap menghadap pemandangan kota. Ia mengenakan setelan jas yang terlihat mahal dan sepatu mengkilap. Badannya terlihat sempurna, tinggi dan atletis.