"Jadi Fian yang tinggal disana?"
"Ada urusan apa papa bertemu Fian??"
"Gue tahu papa menjadi pengacara keluarga mereka, tapi kenapa harus berurusan dengan Fian?"
"Atau jangan-jangan, selama ini, papa juga yang membantu masalah hukum yang menjerat Fian?"
"Gue kira, papa hanya bekerja untuk presedir saja". Berbagai pertanyaan kini menghantui pikiran Zidan. Ia tidak bisa menerima jika selama ini papanya ikut andil dalam penyelesaian kasus Fian.
"Sial !!"
"Aaaarrgghhh....." pekik Zidan tertahan.
Zidan mengikuti kemana perginya papanya bersama Fian. Mereka pergi menggunakan mobil Fian. Setelah berkendara beberapa menit, akhirnya mobil itu masuk ke pelataran sebuah rumah. Rumah itu tampak tidak berpenghuni dan jauh dari pemukiman penduduk.
"Kenapa mereka kesini?"
"Daerah mana ini?" gumam Zidan penasaran.
Fian bersama Brata keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah kosong itu. Mereka membawa beberapa kantong kresek yang berisi makanan.