Fian menarik nafas panjangnya.
"Kalau kamu ingin menyusul gadismu ke New York. Turuti perintah papa". Fian mendongak. Ia menatap lekat papanya.
"Maksud papa?" tanya Fian bingung.
"Jadilah CEO. Papa beri kamu waktu selama dua tahun. Jika selama dua tahun itu kamu bisa membawa perusahaan berkembang pesat maka papa akan memberitahu keberadaan gadis itu"
"Gadis siapa maksud papa?"
"Viona" jawab pak Rendra singkat membuat Fian membulatkan matanya lebar-lebar.
"Papa tahu keberadaan Viona?". Pak Rendra tidak menjawab.
"Atau jangan-jangan semua ini kerjaan papa?"
"Mengirim Viona ke luar negeri. Iya, pa?" tanya Fian emosi.
"Papa terpaksa melakukan ini semua demi kamu. Papa ingin kamu sadar. Papa tidak ingin kamu terjebak di tempat yang sama"
"Hahaha...jadi tempo hari, saat kita bertemu di bandara, papa sedang mengantar dia?"
"Aku tidak menyangka papa setega itu. Setelah apa yang aku lakukan pada gadis itu, papa malah membuangnya. Begitu?". Fian tertawa getir.